04

612 110 38
                                    

(Osamu's POV)

Setelah menjelaskan pada Tsumu dari apa yang kudengar tadi kami berdua hanya bisa terdiam sampai waktu istirahat berakhir dan kembali latihan, ada perasaan aneh yang menggerogoti ku seperti rasa bersalah tapi tidak juga mungkin sedih tapi pasrah juga saat aku melihat ekspresi Tsumu selama latihan juga sepertinya sama. 

" ketidaknyataan
ini mengesalkan " 

" apa maksudmu, Samu? " tanpa kusadar gumamanku terdengar oleh Kita-san.

" nandemonai " ia hanya mengangguk.

" ne, Kita-san "

" iya? "

" aku sedang merasakan sesuatu yang aneh "

" maksudmu? "

" aku menyukai seseorang tapi uh. . ia harus pergi dan aku tidak akan pernah bisa melihatnya lagi, sepertinya. Ia sangat tidak ingin pergi tapi meskipun begitu jika ia berada disini juga tidak akan baik bagi dirinya dan diriku "

" Samu, kamu lagi ada di toxic relationship? "

" b- BUKAN KITA-SAN "

" oh haha, agak terdengar seperti itu maaf ya " ia duduk di sebelahku.

" apa kau tau keputusan terbaiknya? "

" iya "

" dan apa itu? "

" ia harus pergi "

" kalian berdua sama-sama tidak menyukainya? "

" sangat "

" kau ingin dia tinggal? "

" iya "

" apa kau tidak berpikir adanya konsekuensi dari pilihanmu, Samu? " aku terdiam mendengar pertanyaan itu.

Aku tidak mendengar apa yang dikatakan kakak (Name) tapi jika itu bisa membuat (Name) hampir menjatuhkan hp nya maka itu pasti sangat buruk, hal itu membuatku takut sangat takut tapi aku juga tidak ingin ia pergi ahh ini menyebalkan. . .

" aku tau kamu mengerti konsekuensinya " Kita-san tersenyum lalu berdiri.

" dan aku tahu kau akan memilih keputusan yang bijak, Samu " aku mengangkat kepalaku yang dari tadi menunduk kesal.

" habiskan sisa waktumu dengannya, buatlah memori2 menyenangkan dengannya. Mungkin sangat aneh mendengar perkataan ini dariku tapi, bersenang-senanglah dengannya seakan-akan besok adalah akhir zaman. Agar saat dia akhirnya pergi kau dan dia tidak memiliki penyesalan apapun. "

" mencintai tidak harus memiliki Samu, jika memang itu yang terbaik untuk kalian berdua maka lakukanlah tidak semua hal di kehidupan berjalan sesuai ekspetasi mu "  Kita-san lalu menyuruhku dan semua anggota tim untuk pulang karena waktu latihan telah selesai.

Perjalanan pulang kali ini terasa seperti ada yang hilang, aneh. Padahal biasanya juga kita berdua saja.

" feelingnya beda ya kalo gaada (Name) " celetuk makhluk kuning disebelahku, aku mengangguk.

Tsumu berlari kecil ke arah sebuah batu lalu menendangnya keras dan berakhir mengenai kepalanya sendiri.

" tolol "

" bodo "

Kembali hening.

" harus banget kita ga
nyata Sam " sial.

" coba kalo nyata haha bakal bisa bareng (Name) kesekolah bareng belajar bareng ya nggak? Ngga ada beban ntar dia atau dunia sini keancem ancur "

" coba kalo nyata ga akan overthinking kek gini kita Sam "

ꐑ REALITY : MIYA TWINS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang