Written by: @Lexuberant
Komentar dan Vote sangat diharapkan. Terimakasih.
****
Prolog
Padang, 2012
Mobil jazz putih yang masa berlaku platnya sebentar lagi habis karena dibeli lima tahun yang lalu terparkir serampangan didepan sebuah ruko agen travel antar kota-antar provinsi. Tidak hanya mobil putih itu, beberapa mobil lain juga tampak terparkir acak-acakan membuat jalanan di sekitarnya terganggu. Salah siapa? Salah pemilik mobil-mobil itu? Tidak juga, itu bukan sepenuhnya salah mereka. Salahkan pihak pengelola ruko yang tidak menyediakan lahan parkir yang cukup. Gila ya, ruko a.k.a terminal dadakan ini tempat parkirnya cuma cukup buat empat mobil doang.
Abby terus melirik jam di dashboard dengan matanya yang cukup besar yang biasanya memancarkan kepolosan dari pemilik kedua mata tersebut. Mata besar dengan bulu mata lentik, khas orang Indonesia. Potongan rambut layered sebahunya tergerai begitu saja sebelum akhirnya diputuskan diikat ekor kuda.
Abby memandangi wajah bulatnya di rear view mirror mobilnya. Tampangnya masih terlihat mengantuk dan sedikit kucel karena belum mandi. Kalau saja dia tidak harus pergi sepagi ini, mungkin tadi dia sempat membasahi tubuhnya dengan air.
Sudah satu jam pemilik mobil jazz putih itu menunggu, tetapi mini bus dari Bengkulu menuju Padang yang ditunggunya belum juga datang.
“Terlambat…” Gumam bibir mungilnya. Sekarang tangannya sibuk dengan smartphone putihnya dan membaca BBM terakhir dari sepupu yang sedang ditunggunya. BBM yang sepertinya dikirim pukul dua malam disaat Abby pastinya sudah tidur pulas.
*By, batrei BB gue udah sakaratul dead!
*Andaikata BB gue mati terus ga bisa ngubungin lo kalo ntar gue nyampe,
*Gue nyampe Padang jam 8 pagi,
*tolong jemput aja di travel yang biasa
*Thx b4, Abby :)
Sejak tadi Abby sudah mencoba menghubungi sepupunya, Jani. Tapi seperti dugaannya, HP Jani sudah mati total dan hanya terdengar suara phone lady yang memintanya meninggalkan pesan. Pilihannya hanya tinggal tetap menunggu Jani yang entah kapan sampainya. Hello, jaman sekarang power bank udah nge-in, masih bisa juga ni anak keabisan batrei dijalan.
Daerah ruko tersebut nampak ramai dengan orang-orang yang sama-sama menunggu disana, sepertinya sama-sama menunggu minibus dari Bengkulu yang mengangkut sanak saudara mereka. Melihat keramaian ini membuat Abby enggan turun dari mobilnya dan memutuskan menunggu Jani, sepupunya itu didalam mobil saja.
Abby baru saja akan menyanyikan refrain lagu Valentine-nya Jessie Ware dan Sampha yang di cover oleh Pentatonix saat seseorang mengetuk kaca mobilnya. Dilihat seseorang yang tidak dikenalnya, tampang kampungan sepertinya salah satu pekerja di sekitar sana.
Abby menurunkan kaca mobilnya sedikit. Belum sempat Abby berkata apapun, pekerja itu langsung buru-buru menyosor dengan kata-katanya. “Ni, tolong pindahan oto ko setek. Bus katibo lai.” (Neng, tolong pindahin mobilnya. Bus bentar lagi dateng).
Abby hampir tidak mengerti kata-kata pekerja tadi. Bukan karena dia nggak bisa Bahasa Minang, tapi karena dia nggak ngerti hubungan antara mobilnya yang harus dipindahin dan bus yang katanya sebentar lagi dateng. Tapi begitu Abby melirik rear view mirror mobilnya dan melihat Bus besar datang dari arah belakang, barulah Abby tau kalau dia parkir di tempat yang salah.
YOU ARE READING
Dealing With My Ego
RomanceA novel by Lexuberant. Namanya Abby, enam tahun dilaluinya dengan menyukai seorang cowok yang bahkan hanya menganggapnya sebagai adik. Diumurnya yang sudah menginjak 20-an dan dengan tekad melupakan Ego, cowok yang membuatnya jungkir balik selama e...
