"Ini semua sangat bagus. Gue mau ngucapin terimakasih banyak buat lo semua yang udah rela jauh-jauh datang dari Indonesia ke London," ucap Farhan sembari menatap lima orang gadis beserta satu orang lelaki.

"Gue juga sebenarnya malas banget ke sini. Tapi berhubung ini semua demi sahabat terbaik gue, gue rela kok," saut Claudia yang tak berubah sejak dulu.

"Semoga lo sama dia bakal lancar sampai hari H," ucap Angga dengan menepuk pundak Farhan. "Lo jaga baik-baik tuh cewek!" lanjutnya.

"Siap, Bro."

***

Reina bangun dari tidurnya dengan ogah-ogahan. Ia memberengut kesal saat tak melihat satupun notifikasi dari sahabatnya terlebih dari keluarganya.

Reina turun dari kasur dan berjalan menuju meja riasnya. Matanya tampak membengkak akibat menonton drakor yang membuat dirinya nangis senggugukan.

Reina pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah lima belas menit, ia pun memakai pakaiannya dan bergegas keluar dari kamar.

Reina tampak terkejut ketika ia menemukan sebuah surat berwarna pink. Tangannya pun bergerak untuk membuka.

Happy birthday

Reina tampak bingung, siapa yang mengirimkan surat tersebut. Setau Reina yang tau password apartemen dirinya cuman Farhan saja. Tapi mana mungkin pria itu yang melakukannya.

Reina pun kembali berjalan menuju kulkas, tenggorokannya perlu disiram dengan minuman. Saat hendak membuka pintu kulkas tersebut, Reina menemukan stiknote pada pintu tersebut.

Malam ini, dandan yang cantik.

Reina semakin bingung dengan pesan tersebut. Akhirnya ia membuang kertas tersebut ke tempat sampah.

Kakinya melangkah menuju ruang tv. Ia kembali menonton acara kesukaannya. Reina benar-benar fokus pada televisi yang menanyangkan drama korea tersebut.

Setelah dua jam menonton Reina pun beranjak menuju kamarnya. Hari ini ia tidak ingin kemana-mana. Seharian dirumah tidak masalah bukan? Toh tidak ada yang berniat mengucapkan sekedar selamat ulang tahun.

Sekitar pukul empat sore Reina merasa bosan. Ia sudah membersihkan seluruh apartemen nya. Reina juga sudah mengecek email yang masuk. Semuanya sudah ia lakukan, tapi Reina tetap merasakan bosan.

Terlebih lagi Farhan yang tidak mengabarinya selama seharian ini. Reina berpikir mungkin Farhan tengah menikmati acara yang sedang ia hadiri saat ini hingga tak sempat untuk mengabari dirinya.

Reina teringat akan pesan tersebut. Walaupun ia ingin mengabaikan surat tersebut, tapi rasa penasarannya juga lebih dominan. Akhirnya ia memutuskan untuk bersiap-siap.

Pilihan Reina jatuh pada dress berwarna putih dengan sepatu senada. Reina menunggu di ruang tamu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tak lama terdengar suara pintu yang di ketok. Reina pun berjalan untuk membukanya. Saat ia buka, tampak seorang ob memberikan Reina surat. Saat ditanya siapa yang memberikannya, ia berkata bahwa sang pengirim telah mencantum 'kan namanya pada surat tersebut.

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now