LDR 20✨

136 10 14
                                    

Happy reading ❤️

"Entah mau berapa kali lagi kamu hancurkan setiap rasa ini."

Saat ini mereka semua tengah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa pergi kesana. Hanya beberapa yang mereka bawa.

Seperti orang pada umumnya, mereka semua pergi dengan membawa tas gunung tentunya, tenda untuk istirahat, sepatu yang dikhususkan untuk pendaki, dan lainnya.

Perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam itu pun berlalu. Mereka semua turun dari mobil dan berkumpul bersama rombongan yang lainnya.

Tak lama, seseorang berbicara di depan tentang apa saja yang harus mereka lakukan selama mendaki. Tentang bersikap yang sopan dan menjaga tutur kata mereka. Orang itu adalah pemimpin rombongan, ia yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi nantinya.

Setelah perjalanan yang memakan waktu satu jam itu, mereka semua dipersilakan untuk beristirahat sejenak. Reina terlihat lelah dengan perjalanan ini, namun inilah yang ia sukai. Sesuatu yang berbau alam adalah kesukaannya. Reina juga senang ketika teman-temannya mau ikut dengannya.

Terlihat seorang gadis tengah menggerutu kesal lantaran lelah yang ia dapatin. "Ini mau berapa lama lagi sih kita sampai," ucapnya kesal.

"Makanya, kalau gak sanggup itu gak usah sok-sokan mendaki, lo," ucap Claudia.

"Gue lempar dari sini baru tau rasa lo," sahut Jesi tak terima.

"Auliaaa, tolong ambilkan air minum gue," pintanya manja.

Aulia pun membuka tasnya yang berisi makanan dan minuman. Mereka semua kebagian isi tas masing-masing. Jika Aulia membawa makanan, lain halnya dengan Jesi yang hanya membawa jaket gunung yang mereka simpan ditas Jesi. Sementara Claudia, ia membawa alat p3k. Indah dan Reina kebagian membawa barang-barang yang lumayan berat, bukan tanpa alasan mereka kebagian yang berat. Diantara mereka semua, hanya Reina dan Indah lah yang memiliki postur tubuh yang cukup kuat.

Perjalanan pun dilanjutkan sekitar tiga jam lagi. Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Jesi menggerutu kesal. Tak henti-hentinya menanyakan kapan tiba di atas. Hingga akhirnya, waktu petang pun tiba. Tadi mereka sempat berhenti untuk makan siang di pos dua.

Waktu yang menunjukkan pukul tiga sore menjadi waktu yang tepat, setidaknya mereka mempunyai waktu untuk mendirikan tenda untuk beristirahat.

Sesampainya di puncak, mereka segera mendirikan tenda tersebut.

Semuanya diberikan waktu untuk beristirahat beberapa jam menunggu sunset tiba

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semuanya diberikan waktu untuk beristirahat beberapa jam menunggu sunset tiba.

***

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now