LDR 15✨

139 10 21
                                    

Happy reading❤

"Menangis di tengah hujan itu lebih baik, setidaknya mereka tak akan tau kesedihan ku."

Seorang gadis tengah diam mematung di tempat nya. Yang selama ini ia tunggu, yang selalu membuatnya tak bersemangat, akhirnya tiba. Rasa rindu itu kian membuncah. Namun ia urungkan, mengingat beberapa hari yang lalu sosok itu telah membuat hatinya kecewa.

Lagi, suara itu berbunyi. Kali ini bukan suara pesan masuk, melainkan sebuah panggilan. Perlahan jemari gadis itu  bergerak di sana. Bukan berniat untuk menjawab panggilannya, melainkan untuk mematikan panggilan tersebut.

Tapi sayang, tak lama beberapa pesan masuk secara beruntun.

By,
Maaf baru ngabarin kamu sekarang,
Sayangg

Uhh. Bahkan hanya sebutan sayang mampu mengalahkan amarahnya.

Rei
Liburan tahun ini aku janji bakal pulang
Kamu gak lupa 'kan buat jemput aku

Tak lama suara ponsel Reina berbunyi.

"Sayang aku rinduu," ucap orang di seberang sana dengan manja.

"Hmm." Reina bahkan tak berniat untuk membalas seruan Farhan.

"Kamu kok cuman 'hmm' aja sih?!" tanyanya.

"Rei!" panggil Farhan sekali lagi.

"Dia siapa?" tanya Reina to the point.

"Dia?" beo Farhan. "Dia siapa yang kamu maksud?" tanyanya lagi.

"Han, gak usah pura-pura bego!" kesal Reina. Bisa-bisanya ia gak tau.

"Aku emang gak ngerti yang kamu maksud. Dia? Dia siapa coba?"

"Dia yang beberapa hari lalu kamu jadiin story."

"Oowh itu. Teman doang."

Reina coba berpikir positif. "Lo, tau 'kan. Gue paling benci sama namanya menunggu? Dan lo udah buat gue nunggu berminggu-minggu. Pesan gue gak lo baca! Dan dengan se-enak jidat lo buat story sama cewek lain!" amarah Reina. "Kalau udah gak sayang sama gue lagi ngomong, Han," ucap Reina melemah, diiringi isak tangis nya.

Farhan yang mendengar itu pun merasa bersalah. "Dia Kesya, teman aku yang di Bandung. Kebetulan, mama Kesya juga teman nya mama aku." Farhan berusaha untuk jelas 'kan. Tapi ada satu hal yang masih Farhan rahasia 'kan.

"Berhubung dia lagi di London, mama minta aku buat ajak Kesya keliling. Dan soal foto itu, dia yang minta. Katanya buat kenang-kenangan." lanjut Farhan.

Reina hanya diam mendengarkan setiap ucapan Farhan. Di satu sisi ia lega, tapi di satu sisi lagi Reina merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Aku capek. Kalau mau besok lagi." Reina memutuskan panggilan secara sepihak tanpa mendengarkan ucapan Farhan lagi.

Reina merebahkan dirinya di kasur. Memandang langit kamarnya, dengan berbagai macam pikiran.

Seharusnya kabar dari Farhan tadi bisa membuat mereka berbincang dengan bahagia. Namun sayang, Reina masih marah akan tingkah kekasihnya itu.

Sementara di belahan dunia lainnya, seorang remaja tengah menatap ponselnya sendu.

"Maafin aku, Rei. Aku gak bisa jelasin semuanya sama kamu. Cuman papa nya Kesya yang bisa selamat 'kan perusahaan papa," ucap farhan pada ponselnya. Seakan itu adalah Reina.

Flashback on

Farhan tengah menatap orang tuanya tidak percaya. "Ma, Farhan udah ada Reina. Dan mama tau itu. Farhan gak mungkin bisa lepasin Reina," ucapnya sembari menatap orang tuanya bergantian.

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now