Chapter 2

21 2 0
                                    

Aku bergegas menuju kelas supaya tidak telat mengikuti pelajaran. Sesampainya dikelas aku tengah melihat temanku yang mengambil uangku tadi, sebut saja dia Ijup.

Ijup sedang tertidur lelap dalam kelas sembari menunggu guru datang.

"Krek..... Selamat pagi anak - anak!" Ucap bu Yuyuk dalam kelas.

"Selamat pagi ibu" ucap serentak siswa dikelas.

Sambil melihat si Ijup yang terlelap tidurnya, bu Yuyuk ini terkenal di sekolah sebagai guru paling jahat sering kali disebut guru killer oleh teman - teman lainya.

"Ijup, bangun!" Ucapnya sambil melempar spidol kepadanya.

"Sana cuci muka, masih pagi udah tidur. Kemarin tidur jam berapa?" Tanya bu Yuyuk kepadanya

"Saya kenyang bu, efek kenyang ini yang buat saya ngantuk, kemarin saya tidur jam 10 malam." Ucapnya sambil berdiri menuju ke kamar mandi.

"Saya kasih waktu 2 menit ke kamar mandi" ucap bu Yuyuk.

Sambil berjalan Ijup berpikir, "tadinya ga ngantuk, kok tiba - tiba ngantuk ya?" sambil merenung.

"Ah.. mungkin ini hanya kekenyangan saja, ini masih laper juga, uangku masih banyak, lagian di saku masih ada uangnya fiky, pulang sekolah aku buat makan sama temen - temen ah!" batinnya sambil membayangkan keseruan.

"Pagi bu" Ucap Ijup

"Ya silahkan duduk jup, lain kali jangan berlebihan jajan ya, gak baik makan terlalu kenyang, jadi rakus" tutur bu Yuyuk sambil menasehatinya.

"Iya bu terimakasih" ucap Ijup.

Akupun melihat Ijup tidak seperti biasanya, biasanya selepas istirahat dia selalu bergurau, saling menikmati suasana. Tapi ini, ah gak mungkin, kan kata si faruq beberapa hari kedepan. Mungkin emang masi belum terlihat perubahan dalam dirinya.

"Baik anak - anak keluarkan buku matematikanya" ucap bu Yuyuk.

"Aduh lupa bawa buku matematika, hancur dah" batinku sambil bergetar.

"Bu.." teriaku sambil mengangkat tangan.

"Bu maaf, saya lupa bawa buku matematika" ucapku sambil ketakutan.

"Kenapa lupa fik? dirumah kamu gak ada jadwal pelajaran? atau gak mau tau pelajaran?" tutur bu Yuyuk sambil menghampiriku.

"Bukan begitu bu, saya lupa buku matematika saya ada dimana" jawabku.

"Pake buku sobek an dulu, besok cari. Jangan diulangi!" tuturnya sambil menjewerku.

"Ha..ha..ha..ha.." Tertawa satu kelas kepadaku.

Aku terdiam malu karena sikapku.

Lantas si Ijup memanggilku dengan suara lantang

"Fiky...." ucapnya sambil berteriak

"Kamu itu sama pelajaran aja lupa apalagi sama yang lain" ucapnya.

"Sudah! Ijup kamu diam. Kamu harus berkaca, intropeksi diri" ucap bu Yuyuk.

"Ha..ha..ha..ha" Tertawapun aku dan teman - teman satu kelas.

"Ijup, jangan saling menyalahkan satu sama lain ya, jangan meremehkan orang juga Ijup, bisa jadi orang yang kamu remehkan lebih tinggi dari kamu." Ucap bu Yuyuk dengan kata mutiaranya.

Hatiku senang mendengar kalimat seperti itu. Dapat di artikan aku harus lebih baik dari mereka yang telah menghinaku, tetapi apalah aku, aku hanya seorang yang bodoh, pemalas, rajin pun tidak.

Pelajaran demi pelajaran telah berlalu.

"Sekolah begini - begini saja entah bagaimana aku tanpa adanya faruq." batinku seraya merenung ketidak nyamanan.

tiba - tiba

"Panggilan untuk siswa bernama faruq untuk segera keruangan BK" ucap dalam pengumuman.

Aku kaget. "Ada apa dengan faruq? kok di panggil di ruang BK padahal dia gak ngelakuin kesalahan dari tadi pagi. Lebih baik aku mengintipnya. Ahhh begini saja, aku izin ke bu Yuyuk untuk ke kamar mandi tetapi aku akan mengintip faruq." batinku.

"Bu, saya izin ke kamar mandi" ucapku.

"Silahkan, saya kasih waktu 5 menit." tuturnya.

"Baik bu..."

Menujulah aku ke dekat ruangan BK untuk melihat faruq, tetapi apa yang aku lihat tidak seperti apa yang aku pikirkan.

"Yaelah udah izin ke kamar mandi untuk tengok faruq, ternyata gak ngapa-ngapain hanya kesalahan bayar SPP" ucapku dengan suara pelan.

"Krkkk.... Eh ada apa fik? ngapain kamu?" tanya dia kepadaku.

"A..a..a..nu, gak papa ruq, aku cuma liat kamu aku kira kamu kenapa - kenapa" ucapku.

"Fik! jangan dibiasakan seperti itu, walaupun aku temanmu sendiri, walaupun tidak ada masalah apa - apa, tidak baik mendengerkan pembicaraan orang secara lancang, kamu sama saja mencuri, tapi kamu tidak mendapatkan barang tapi kamu mendapatkan informasi tanpa se izin orangnya." ucapnya dengan penuh kemarahan.

diam lah aku merenung atas kesalahan.

"Yasudahlah.. aku balik ke kalas dulu, terimakasih" jawabku dengan cuek.

"Fik, fik" sambil menggelengkan kepala.

Siapa AkuWhere stories live. Discover now