"Iya, pa. Farhan juga mau pamit sama Reina."

"Jam berapa kamu berangkat, sayang?" tanya Kila.

"Ini Farhan mau siap-siap, Bun. Setengah jam lagi waktu keberangkatan Farhan," ucapnya sembari melirik jam ditangannya.

"Yaudah, hati-hati kamu!"

Farhan mengangguk, ia pun lantas menyalami tangan orang tuanya.

"Farhan pergi, pa bun," pamit Farhan.

Farhan memasuki mobil yang sudah ada diparkiran. Selama perjalanan Farhan masih memikirkan hal yang terjadi di Indonesia. Apa maksud dari pesan sepupunya itu.

Tak terasa ia tiba dibandara. Farhan langsung memasuki area tempat tunggu untuk menunggu keberangkatannya sekitar sepuluh menit lagi.

***

Selepas dari acara prom night itu. Reina bersama Adit pulang, sesampainya mereka dirumah Reina terkejut melihat kehadiran orang tuanya. Mereka pulang dikarenakan mendengar kabar bahwa Reina akan mengurus perusahaan yang ada di London.

Setelah perbincangan yang sempat memicu perdebatan pun akhirnya memilih jalan keluar. Iya, awalnya Nesa selaku mama Reina tak mengizinkan putrinya untuk mengurus perusahaan yang terbilang besar. Nesa khawatir jika putrinya akan stres mikirin perusahaan itu nantinya.

Namun, Adit menegaskan pada mamanya bahwa ia akan membantu adiknya disana. Dan, soal usahanya di Bali ia bisa serahkan pada temannya.

Dan Reina memutuskan untuk berangkat sore ini. Reina pikir lebih cepat lebih baik. Reina pun menyusun beberapa pakaian yang akan ia bawa. Hanya beberapa, karena ia akan membeli baju disana. Alasannya agar ketika ia balik ke Indonesia ia tak perlu membawa baju lagi.

Indah masuk kedalam kamar Reina tanpa mengetuknya terlebih dahulu. "Ehhh sahabat gue mau berangkat nih," goda Reina.

Tangan Indah membantu Reina menyusun pakaiannya. "Sorry, ya Rei. Gue gak bisa nemenin lo di London," ucap Indah sedih.

"Gak papa kok. Lo sama yang lainnya jadi satu kampus?" tanya Reina setelah ia mengetahui bahwa Claudia juga mau satu kampus dengan Jesi dan Aulia.

"Yups, kita berempat satu kampus. Dan kita juga udah janji kalau libur semester mau ke London. Jadi lo harus siapkan kita penyambutan yang istimewa," ucapnya dengan mata yang berbinar.

"Datang aja belum, kalau udah datang mau kemana aja kita jabani!"

Mereka pun lantas tertawa bersama. Hingga indah mengingat suatu hal.

"Oowh iya, Farhan gimana?"

Reina langsung menghentikan tawanya. Reina masih ingat pesan yang Farhan kirim padanya, dan Reina baru membacanya tadi malam sepulang dari acara.

Reina kembali bersedih dengan keadaan yang akan ia lewati. Reina mencoba ikhlas, setidaknya ia harus melepaskan Farhan.

"Rei!"

Reina langsung tersadar dari lamunannya. Ia menatap Indah dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Indah yang peka pun langsung memeluk tubuh Reina, menyalurkan kekuatan bagi sahabatnya ini.

Long Distance RelationshipWhere stories live. Discover now