27 | Twenty-seventh Dream : Vampire Mountains

342 62 23
                                    

Suara jangkrik saling bersahutan memecah keheningan, sesekali suara gesekan daun ikut bersuara. Aku diam menikmati suara-suara alam saat malam hari sambil menghangatkan tubuhku di dekat api unggun. Walau begitu hawa di sekitarku masih terasa dingin.

Malam ini aku tak bisa tertidur, pikiranku dipenuhi oleh berbagai macam hal. Masih banyak misteri-misteri yang belum terjawab dan hal-hal janggal yang tak bisa dijelaskan secara ilmiah. Ahh ... aku lupa, ini bukan bumi. Ini dunia lain di mana hal-hal yang berbau magis seperti sihir itu ada, bahkan aku memilikinya.

Lagi-lagi aku teringat mengenai diriku yang dulu, fakta bahwa aku berasal dari dunia ini. Walaupun begitu aku merasakan hal yang janggal, jika sebenarnya aku berasal dari dunia ini, kenapa aku bisa berada di Bumi?

Aku ingat sekali aku terlahir di Bumi, tapi fakta bahwa aku berasal dari dunia ini juga tak terbantahkan. Aku sepertinya kehilangan potongan puzzle penting, dan aku tak tahu apa itu. Ini semua benar-benar membingungkan dan melelahkan. Apalagi aku belum berhasil menghentikan diriku di masa lalu yang mempunyai dendam sangat besar dan berbahaya.

"Kau tidak tidur?"

Suara langkah kaki terdengar dari belakang, Elysian datang dan mengambil tempat di sampingku.

Aku menatap langit malam sendu, "Aku tak bisa tidur."

"Ely," panggilku sambil menghadap ke arahnya. "Apa yang terjadi setelah diriku di masa lalu menghancurkan dunia ini?"

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu banyak. Setahuku seseorang datang dan mengalahkannya. Setelah itu kabar tentang eksistensinya menghilang bagai ditiup angin."

"Mengalahkannya? Maksudmu ada orang yang lebih kuat darinya?"

"Ah iya, kenapa aku tidak terpikirkan hal itu," gumam Elysian.

"Jika kita bisa mengajaknya bekerja sama melawan Alana yang dulu kita pasti bisa mengalahkannya!" usulku.

Elysian mengangguk, "Masalahnya aku tidak tau siapa dia? Nama ataupun kaum dia berasal juga tidak disebutkan, rumor yang beredar hanya seseorang berhasil mengalahkan dan mengusir penyihir itu, sehingga ia sudah tidak ada lagi," jelasnya.

"Walau begitu beberapa bulan setelahnya seorang elf mendapatkan mimpi dan meramalkan bahwa akan ada seorang peri hutan yang melawan penyihir jahat itu dan menyejahterakan Dunia Wonderous, yaitu aku," sambungnya.

"Aku tidak mengerti ...," ungkapku.

"Saat itu Negeri Wonderous sangat heboh mendengar berita ramalan sang elf, akhirnya kita memprediksi bahwa penyhir itu belum hilang, ia hanya bersembunyi dan akan datang suatu saat nanti lalu dikalahkan oleh peri hutan seperti yang dikatakan ramalan," lanjut Elysian.

"Ada yang aneh," ujarku.

"Ya, aku juga merasa begitu. Tapi ramalan sang elf terbukti, buktinya kau si penyihir jahat itu datang ke dunia ini."

Sebuah belaian terasa mengusap lembut kepalaku. Elysian tersenyum ke arahku, "Sudah tidak perlu dipikirkan, yang perlu kamu lakukan cukup tidur dan bersiap melawan dirimu nanti di Pegunungan Vampir."

Tiba-tiba aku membayangkan gigi taring Vampir yang menancap di pembuluh nadi dan menghisap darah manusia hingga mati. "Apa kita akan mati karena darahnya dihisap?"

Elysian menoleh ke arahku lalu tertawa, "Jika kamu manusia maka jawabannya mungkin iya, tapi kan kau penyhir jadi tidak perlu khawatir."

"Apa Vampir tidak bisa menghisap darah penyhir?"

"Iya, Vampir hanya bisa menghisap darah manusia dan hewan-hewan tertentu. Ia tidak bisa menghisap darah kaum penyihir, peri, elf, dan makhluk lainnya yang mempunyai kekuatan atau sihir."

Alana : That Dream Onde as histórias ganham vida. Descobre agora