Part 4 - Netizen Nyinyir

10 1 1
                                    


Usahaku untuk menyelesaikan tugas sebelum hari Jumat berhasil. Walau aku harus mengorbankan sebagian besar jam tidurku tapi tidak apa-apa, yang penting aku senang bisa menyelesaikannya karena itu artinya rencana akhir pekanku akan terwujud.

Sambil menguap aku berusaha menyusuri lorong gedung dosen fakultas. Aku berencana untuk menyerahkan tugas-tugasku hari ini. Dan yang pertama harus aku serahkan sudah pasti tugas dari Tuan Menyebalkan.

Walau sebenarnya aku bisa saja menitipkan tugasku kepada Anita, tapi aku tahu Bani bukan tipe dosen yang bisa membiarkan mahasiswa nya lolos begitu saja. Aku takut dia menganggap aku tidak mengumpulkan tugas. Dia kan sering seenaknya kepadaku! Jadi aku bermaksud untuk mengumpulkannya sendiri langsung. Supaya aku bisa punya bukti bahwa aku sudah mengumpulkan tugas. Sekalian pamer kepadanya bahwa aku sudah menyelesaikan tugasku tepat waktu!

Tinggal beberapa langkah lagi aku sampai di ruang dosen saat aku melihat Bani keluar dari pintu dan berjalan ke arah berlawanan. Aku yang melihat punggungnya semakin menjauh segera mengejarnya, sambil aku mencoba memanggilnya supaya membuat dia berhenti.

"Ada apa?" Bani bertanya setelah melirik ku sekilas kemudian meneruskan jalan.

"Saya mau mengumpulkan tugas pak" jawabku sambil berusaha mengimbangi langkahnya. Bani menoleh dan menatapku ngeri, seolah-olah yang baru saja keluar dari mulutku adalah mantra jomblo seumur hidup.

Dia kemudian melirik judul proposal ditanganku.

"Loh deadlinenya hari Jumat nanti kan?" Aku mengikuti Bani yang berbelok menuju arah gedung perkuliahan.

"Iya deadlinenya hari Jumat, tapi saya mau mengumpulkan sekarang. Saya sudah selesai." Balasku sambil menekankan tiga kata terakhir.

Aku melihat Bani kembali menautkan kedua alisnya. "Kamu yakin? Periksa lagi saja, siapa tahu kamu berubah pikiran sama jawaban tugas kamu."

"Saya memang memberi point lebih kalau ada tugas yang dikumpulkan lebih awal, tapi saya juga melihat kualitas isinya.."

Aku berusaha menarik nafas dalam-dalam. Ada apa dengan dosen ini. Giliran aku mengumpulkan diakhir salah. Aku mau mengumpulkan lebih awal masih aja salah. Tinggal terima saja apa susahnya sih, lagian aku juga tidak asal-asalan mengerjakannya.

Sebal.

"Tidak pak. Saya tetap akan mengumpulkan sekarang. Saya sudah yakin sama jawaban saya.." Sekali lagi ucapanku berhasil membuat Bani menghentikan langkahnya. Ia menatapku, yang aku balas dengan menatapnya berani. Aku sudah bertekad tidak akan kalah darinya.

Setelah beberapa saat kami perang melalui mata, akhirnya dia yang pertama memalingkan wajah dan berkata,

"Taruh di meja saya.."

Yess! Aku menang pemirsa.

Sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak melompat karena saking girangnya.

Setelah berterima kasih sekedarnya aku segera berbalik kembali ke ruang dosen. Aku tersenyum sepanjang jalan, membayangkan akan seberapa asiknya akhir pekan ku minggu ini.

**

one weeks later...

"Thanks yah Ram." aku melepaskan helm yang kupakai dan menyerahkannya kepada Rama. "Biasa aja deh, kaya yang pertama kali." Aku tersenyum mendengar jawabannya.

Semenjak pendakian minggu lalu entah kenapa aku mulai dekat lagi dengan Rama. Setiap hari dia menawarkan tebengan untuk pergi ke kampus bersama. Bahkan jika jam kuliah kami selesai di jam yang sama dia berbaik hati mengantarkan aku pulang. Belum sampai seminggu sih sebetulnya tapi aku merasa tidak pernah sedekat ini sebelumnya.

Audy & BaniWhere stories live. Discover now