17. Berakhir

2K 369 72
                                    

Ramein lagi guys, biar bisa update tiap hari haha

***

Hari ini suhu di Jakarta panas karena merupakan pertengahan musim kemarau. Orang-orang memenuhi toko/kedai minuman dingin. Seperti yang Steffi dan (Namakamu) lakukan saat ini. Mereka duduk di meja bernomor delapan sambil menikmati eskrim.

Sepertinya hanya Steffi yang menikmati eskrimnya, sementara (Namakamu) memandangi gelas eskrimnya yang mulai cair tak minat.

Steffi mencolek eskrim strawberry milik (Namakamu) dengan sendoknya lalu memasukkannya ke mulut, "Varian ini enak juga," komentarnya.

(Namakamu) memandang Steffi, "Menurut lo Iqbaal beneran bakal tunangan sama Cassie?" Tanya (Namakamu).

Steffi menelan suapan eskrimnya lalu berkata, "Dah jangan suudzon dulu (Nam...), Kan lo bilang Iqbaal gak suka Cassie."

"Iya sih tapi hati manusia gak ada yang tahu kan," ucap (Namakamu).

"Lo percaya Iqbaal gak?" Tanya Steffi.

"Percaya sih," jawab (Namakamu).

"Kok pakek 'sih'?"

"Ya gimana coba Stef, dia nyuekin gue dari kemaren, itu yang buat gue gak yakin."

"Gak lo tanya kenapa?"

"Udah, gue tetep dicuekin."

Steffi mengangguk-angguk paham, "Yaudah tunggu aja mungkin lagi pengen sendiri, nanti kalau butuh ya pasti nyari sendiri."

(Namakamu) diam sejenak. Memerhatikan esnya yang tampak tak nikmat, "Kalau dia gak butuh gue gimana?"

Steffi menunjuk (Namakamu) menggunakan sendok eskrimnya, "Itu tuh pikiran negatif jangan dibiarin lama-lama di otak. Udah sabar dulu tunggu deh sampai besok."

"Sampai besok?" Gugu (Namakamu).

Steffi mengangguk, "Kalau sampai besok gak mau ngomong, ajakin ngomong sampai mau ngomong," ucap Steffi.

(Namakamu) mengangguk, dia mulai mencoba menjauhi pikiran-pikiran negatifnya, memadamkan emosinya, melepaskan panas di dadanya lewat eskrim strawberry yang mulai ia makan.

***

"Ayodong kak, yang mana? ini, atau yang ini?

(Namakamu) memutar bola matanya sekali lagi mendengar Abim yang sedari tadi membuang waktu hanya untuk memilih pomade yang berwarna biru atau merah.

"Biru, lo juga biasa pake yang biru kan," ucap (Namakamu) cuek, dia menatap langit luar supermarket yang mulai menggelap. Hari mulai gelap.

"Yaudah deh biru," Abim mengambil benda bulat itu dan memasukannya dalam keranjang yang berisi banyak barang, tapi baru dua tiga detik barang itu dimasukkan, Abim mengambilnya lagi, "Tapi kak Abim pingin coba yang merah," ucapnya.

(Namakamu) menghela napas, "Yaudah yang merah," ucap (Namakamu).

Abim mengangguk, tapi setelah itu ia menatap (Namakamu), "Tapi Abim kan biasa pakai yang biru."

Tingkah labil Abim membuat emosi (Namakamu) memuncak. Dengan kesal dia mengambil satu pomade warna merah dan warna biru, lalu memasukkannya dalam keranjang.

"Eh? Kok dua? Kakak yang beliin yang merah ya?" Ucap Abim sambil mengejar (Namakamu) yang mendekati meja kasir.

"Iya bawel!" Seru (Namakamu), dibalas cengiran senang oleh Abim.

Saat menanti untuk membayar, (Namakamu) menoleh pada seseorang yang datang dari luar. Matanya membulat saat menyadari seseorang itu adalah Iqbaal.

My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang