3. Hari Yang Buruk

1K 862 343
                                    

"Selain aneh, kamu ternyata gadis yang kuat"


Tampak di sudut ruangan seorang pria yang menahan kekesalan nya pada seorang gadis yang tengah duduk di ujung sebuah sofa yang terletak di ruangan itu. Sedari tadi dia sudah merutuki gadis didepannya yang hanya sibuk dengan lamunannya sendiri.

"Gadis ini benar-benar berbakat membuat orang disekitarnya kesal" batin Alex tak habis pikir.

Bayangkan saja gadis ini benar-benar mencuekinya, dia bertanya saja tidak di respon sama sekali. Justru gadis aneh itu sibuk dengan lamunannya sendiri.

"Ehemmmm" ucap Alex mencoba mencairkan suasana yang mendadak hening. Alex berpikir sebenarnya mereka ini ingin berbicara atau sedang hening cipta

Aisyah menatap pria didepannya dengan heran "kenapa?" Tanya Aisyah singkat padat dan jelas.

"Tidak apa, kupikir saat ini sedang hening cipta, makanya kau mendadak diam" sindir Alex karena sudah terlalu kesal dengan gadis di depannya

"Ohh"

Alex menganga mendengar respon gadis itu. Hanya Oh? dia sungguh gadis yang tidak peka, sudah tau disindir tapi malah biasa aja. Benar-benar spesies langka

Alex mengacak rambutnya frustasi, tau begini lebih baik tadi ia tidak mengajak gadis ini untuk berbicara berdua dengannya.

"Kau kenapa?, Kutuan?" Tanya Aisyah ketika melihat pria di depannya yang terus mengacak rambutnya

"Aishhh ... Sudahlah ayo kita kembali saja" ajak Alex

"Ha,"

"Bukannya tadi kau mau berbicara" sambung Aisyah lagi, dia heran ketika melihat sikap Alex. Ada apa dengan pria ini? Tadi mengajaknya berbicara, tapi yang dia katakan hanya memperkenalkan diri, lantas buat apa harus repot-repot berbicara berdua di ruang tamu jika hanya untuk berkenalan? Bukankah di meja makan juga bisa? Aisyah hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya

"Tidak jadi, aku sudah tidak mood" kesal Alex sambil berjalan kembali ke meja makan bergabung bersama orang tuanya

"Dia kenapa" batin Aisyah heran sambil mengikuti langkah pria itu dari belakang

"Bagaimana?, Sudah selesai bicaranya?" Tanya Kirana pada putrinya

Aisyah mengangguk, sambil menarik kursi makan di sebelah adiknya

"Kenapa wajahmu cemberut" Tanya Amira heran melihat perubahan wajah putranya.

"Tidak apa bu, cuman kesal saja karena seseorang" ucap Alex dengan nada yang menyindir sambil melirik gadis yang tengah duduk dihadapan nya

Amira menahan tawa, ternyata ada juga seseorang yang bisa membuat putranya kesal, karena biasanya putra nya lah yang sering membuat orang lain kesal, sepertinya dia memang tidak salah pilih calon menantu. Dengan begini Aisyah bisa mengimbangi sifat menyebalkan Alex setiap harinya. Sangat pas bukan, bukannya pasangan itu memang saling melengkapi?

"Jadi, bagaimana nak keputusan mu?" Tanya Alan kepada Aisyah

Diam. Aisyah masih berpikir, apakah dia harus menolaknya? Tapi dia tidak enak, bagaimanapun Om Alan ini adalah sahabat karib kedua orang tuanya, tapi jika menerima nya pun dia belum siap.

"Maaf Om, Sepertinya Aisyah tidak bisa menjawab nya sekarang, berikan Aisyah waktu seminggu untuk menjawabnya" ucap Aisyah.

FATED (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang