[HTMO] 06 - Hopeless

Start from the beginning
                                    

"Adelia .." panggil Biya ke sekretaris Jaehyun yang ikut makan makan bersama mereka.

"Oy Bi, kenapa?" Tanya Adel kepada perempuan yang menjadi teman curhat satu satunya itu. Adelia sama seperti wanita - wanita yang lain, yang tidak bisa menolak Jaehyun sampai sampai perempuan itu benar dibuat bucin oleh bosnya itu

"Lo dateng? Gue kira gue yang bakal jadi kambing conge sendirian, tau sendiri cowok cowok kalo udah ngobrol latah banget, apalagi si Yuta."

Adel menyimpan tas tangannya dan di selipkan ke kursi sebelah kemudian mempersiapkan diri selanjutnya untuk meng-ghibah bersama Biya.

"Anjir anjir bi, gue mau curhat sama lo ahhh!" Seru Adel. Adelia memang lah tipe wanita yang jenisnya cempreng, berisik, dan so asik.

"Pasti Pak Jaehyun lagi?" Tebak Biya.

"Hooh Bi. Gue kemaren kan nemenin si Bos ganteng ke rumahnya, Ya Allah Bi, mamanya Pak Jaehyun baik banget doooooong sama gue!!" Ucap Adel sambil berusaha menetralkan nafasnya yang terlalu menggebu untuk menceritakan keluh kesah semua yang isinya hanya tentang Jaehyun Jaehyun dan Jaehyun.

"Heh, nafas dulu. Ngomong aja udah kayak lari maraton seratus puteran." Cetus Biya.

"Gapapaa Bi seratus puteran gue jabanin, asal kalo gue pingsan gue maunya diangkut sama Pak Jaehyun AAAAAA!" Teriak Adel dengan suara melengkingnya, rupanya rombongan para lelaki baru sampai dan saat itu juga Biya buru buru membungkam mulut Adelia.

"cangkemmu cah" bisik Biya sekaligus mencubit paha Adel dengan gemas.




"Mungkin untuk beberapa waktu kedepan, kerabat kita sekaligus teman, sahabat, partner kita yang bernama Nadine Madani Ankabiya atau yang biasa kita kenal dengan──"

"DENGAN SAYANG YA PAK?" teriak Yuta yang membuat geger satu meja dan membuat Johnny terpaksa tidak melanjutkan perkataanya.

"Yut Yut .. jangan sampe gue pinjem pisau dapur ya buat menggal kepala lo." Sahut Biya sambil melebarkan pupil matanya tajam. Yuta memang tidak tahu tempat dan kondisi untuk mengajak Biya bercanda.

"Astaghfirullah Biya ..." tegur Tara sambil lelaki itu menggeleng gelengkan kepalanya.

"Mas.. habis Yutanya tuh garing banget coba.."

"Gak punya pacar ngadunya ke kakak ipar" sindir Yuta yang membuat Haechan sedikit terkekeh atas ejekan Yuta.

"Sudah. Bisa saya lanjutkan nggak? Nanti keburu tua sayanya." Ucap Johnny agak datar.

"Iya Pak maaf, sok lanjutin aja. Btw, Pak Johnny mau udah tua juga nggak ngaruh sih Pak, tetep ganteng."

Teriakan serta tepukan riuh mulai menggema saat Biya melontarkan kalimat pujian itu. Johnny sendiri hanya menundukan wajahnya tersipu. Dia belum pernah diperlakukan seperti ini oleh orang lain secara blak blakan.

"PAK JOHN!! BIYA MINTA DI GAS!" Lengkingan itu membuat Biya makin menggerutu sebal. Yuta selalu meladeninya dan kerabat kerabat yang lain juga sangat terhibur. Setidaknya memori inilah yang bisa Biya simpan untuk dikenang nanti.

Beda dengan seseorang disana yang sudah habis dengan tiga botol air putihnya, Tara sama sekali tidak memberikan reaksi atas gurauan Biya, Yuta bersama Johnny.

"Tara, aus apa dehidrasi lo? Nggak habis habisnya minumin air putih. Sehat nggak, kencing melulu iya lo." Ujar Jungwoo sambil menghabiskan segelas colanya dan menuangkan cola ke gelas kosong lainnya dan disodorkan untuk kerabatnya.

"Kak, aku udah ambilin buat mas Tara, Mas.. diminum, masa cuma minum air putih aja?" Tara yang notabenenya adalah penyuka cola tiba tiba rasanya ia tidak ingin meminum minuman penuh soda dengan rasa yang cukup tajam itu. Padahal Tara senang sekali menyetok minuman soda itu di kulkasnya setiap bulan.

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now