[HTMO] 03 - Stuck With You

Mulai dari awal
                                    

Dave, anak pertama yang dihasilkan oleh Aira dan Tara juga sesekali menyadarkan Biya, bahwa kehidupan pria yang dicintainya itu sudah lengkap dan hampir sempurna. Biya tidak boleh menjadi wanita yang menghalangi kebahagiaan kakaknya dan pria yang dicintainya. Masnya sudah bahagia, walau Biya harus lelah menahan semua perasaanya selama ini, Biya harus. Karena jika tidak, semua ini hanya akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.

"Bi, kamu udah cocok banget gendong anak" itu Tara yang menghampiri meja kerja Biya di kamar sambil menahan cangkir hangatnya yang berisi teh beraroma melati.

"Iya kan yang? Biya itu udah cocok banget buat punya anak" cicit Aira.

"Yaudah Bi, jangan lama lama gih. Pamali" gurau Tara kepadanya.

Biya tersenyum kemudian melempar balik candaan itu kembali "hehe Mas, jodohnya Biya belom lahir kayaknya nih, makanya Biya belom punya pacar sampe sekarang" ujar Biya sekenanya.

"Ngawur kamu! Yang ada kamu tuh yang terlalu pemilih, temen cowok aja banyak, tapi yang didemeninnya nggak ada" sahut kak Aira.

Biya mendecih "bukan begitu kak, kan aku harus mencari yang pas buat masa depan.. hehe, Iya nggak Mas?" Tanya Biya memastikan pernyataanya.

"Iya Bi, tapi kalo terlalu lama milih juga nggak baik, soalnya semua manusia itu diciptakan berpasang pasangan. Manusia itu nggak ada yang sempurna, maka dari itu mereka harus cari penyempurna yang lainnya untuk bisa dikatakan sempurna."

"Dan kamu salah satunya Mas,"

"Cuma kamu yang bisa jadi penyempurna aku satu satunya."

***

[Sedikit flashback..]

"Bi, mau eskrim nggak?" tanya Tara kepada Biya saat Biya mengerjakan soal soal remedialnya di dalam kelas sendirian. Tara mencoba menghibur Biya saat itu, sebab Biya sedang dalam masa kalut.. tentang permasalahan keluarganya di rumah.

Biya menolak, karena memang eskrim itu punya Tara dan itu hanya ada satu. "Yakin nggak mau?" Tara masih menggoda Biya untuk kesekian kalinya.

Tara benar benar memakannya hingga sisa terakhir dari eskrim yang ditawarkannya kepada Biya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tara benar benar memakannya hingga sisa terakhir dari eskrim yang ditawarkannya kepada Biya. Membuat Biya menoleh sempurna dan menggertak mejanya kesal.

"MAS AKU JUGA MAU!"

Biya jengah karena Masnya itu terus menggodanya dan ketika soal-soal remedial itu sudah Biya selesaikan, rencananya ia mau mengambil sedikit dari eskrim yang ditawarkan oleh Tara, sayangnya Tara sudah menghabiskannya lebih dulu.

"Pengen tak Hih Mas Tara tuh!"

Biya yang masih jengkel kemudian merapihkan semua buku bukunya di atas meja dan memasukannya ke dalam tas. Saat itu pukul empat Sore, Tara memang sengaja menunggu Biya agar bisa pulang bersama-sama.

Tara mengejar Biya yang sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.

"Bi, marah sama Mas?"

"Nggak tau ah. Mas pulang aja sendiri" Biya menjauh lagi, bahkan lebih jauh dari perkiraan Tara.

Tara rupanya mengambil jalan lain untuk bisa sampai lebih cepat ke tempat Biya. Alhasil.. betul dugaanya, Biya lagi nongkrong di tempat eskrim murah meriah yang sering jadi tempat kumpul anak sekolah.

"Mas ngapain disini?!" Sontak Biya bangun dari kursinya dan kaget karena Tara kelihatan berkeringat dan ngos-ngosan seperti seseorang yang habis dikejar hewan buas.

".. Bi"

"Aku nggak mau mas ada disini, aku marah sama Mas Tara," Biya mengalihkan pandangannya.

".. Tapi"

"Mas Bisa pergi aja nggak?" Ucap Biya, dalam intonasinya penuh penekanan.

"Kamu mau bayar eskrimnya pake apa?"

"Ya pakai uang Biya lah.."

Seketika Biya menyadari, dompet kecil yang bergambar kelincinya itu menghilang, Biya langsung panik saat itu juga.

" .. ini bi"

Tara memberikan dompet itu kepada pemiliknya "tadi jatuh pas kamu lari lari, makanya nggak usah sok sok an ngambek sama Mas"

Sekarang eskrim yang masih dimakan Biya dimakan juga sama Tara, mereka makan eskrim dengan satu sendok yang sama. Biya yang tadinya mau marah langsung duduk terdiam sambil menyembulkan semburat merah di pipinya. Biya masih sangat malu sekarang.

"Mas Tara itu eskrim aku"

"Ya Mas minta, nggak boleh emang?"

"Enggak!"

"Pelit."

"Tadi aja aku gak disisain sama Mas"

"Loh, apa tadi kamu ada bilang? Orang Masnya didiemin aja dari tadi .."

Biya yang semakin gusar kemudian menggeram "tadi eskrimnya Mas cuma satu, masa Biya makan juga. Nanti kalo Mas kurang gimana?!"

Tara langsung memberhentikan kegiatannya menghabiskan eskrim Biya, kemudian menyimpan sisanya yang sedikit lagi di atas meja.

"Semua yang Mas makan, Biya juga boleh makan.. Semua yang Biya makan, apa mas nggak boleh makan juga?"


 Semua yang Biya makan, apa mas nggak boleh makan juga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Biya memandangi Tara yang sedang menggendong Dave dan Aira yang sedang menyuapi bubur hangat untuk Dave, mereka nampak bahagia sekarang. Sangat bahagia.

Sayangnya hanya Biya yang tidak bisa terlalu bahagia melihat lingkup keberadaan mereka.

" ... Maafin Biya ya kak"

💫

[Please sending love to appreciate this amateur writer, sending love with ur vote. Gracias!"]

How to Move on ─ TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang