Cupcakes and She!

4 0 1
                                    

Tubuh kekar itu dihempaskan di atas kasur ukuran sedang miliknya. Dorongan yang cukup kuat dari hempasan itu membuat tubuh yang dijatuhkan di sana memantul beberapa kali dengan ritme yang semakin kecil hingga akhirnya tubuh itu terbaring sempurna di ranjang. Si pemilik tubuh menutup matanya, menikmati udara malam yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu dari jendela yang juga baru terbuka. Angin malam yang dingin meresap ke dalam dirinya, membuat matanya yang terpejam terasa semakin berat dan mengantuk. Mungkin Ia harus mengistirahatkan tubuh lelahnya barang sejenak sebelum makan malam. Jingga benar-benar lelah kali, entah mengapa tidak seperti biasanya.

"Ah! Aku baru ingat, aku punya cupcake di kulkas. Seperti apa ya rasanya?" Bahkan ingatannya masih saja bagus walaupun dalam kondisi lelah.

Ia beranjak dari kasurnya, menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya yang berselimut peluh. Sepuluh menit kemudian Ia keluar dengan tubuh yang lebih segar. Tubuhnya sedikit berkilat setelah terguyur air dingin yang menyejukkan. Jingga yang hanya memakai celana pendek berdiri di depan kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Kemudian berlalu menuju dapur, mengambil kare dingin untuk dipanaskan.

Ketika Jingga membuka kulkas hendak mengambil karenya, sekilas pandangannya tertuju pada kotak oranye di samping mangkuk kare. Ia ingat, pagi ini Jingga mendapat kiriman cupcakeyang dikemas dalam kotak berwarna oranye berukuran sedang dari penggemar rahasianya.

Setelah lebih dari tiga detik memandangi kotak itu, tangan kanannya dengan cekatan mengambil mangkuk kare dan meletakkannya di tangan kiri, kemudian tangan kanannya kembali memasuki kulkas untuk mengambil sekotakcupcake oranye di sana.

Jingga sedang memanaskan karenyadi atas kompor, setelah menaruh sekotak cupcake itu terlebih dahulu di atas meja makan. Dan selama menunggu karenya hangat, Ia berfikir. Siapa penggemar rahasianya itu? Sudah dua kali orang itu mengiriminya barang selama dua minggu terakhir. Sebenarnya dia itu, siapa?

Lamunan kecilnya memudar ketika karenya sudah selesai dipanasi, dibarengi dengan bunyi letupan-letupan kecil dari kare yang mendidih. Ia segera saja membawanya ke meja makan, lalu memakannya dengan sepiring nasi yang sudah dipersiapkan oleh dirinya.

Usai makan malam, sesuai dengan rencana awalnya, Jingga akan memakan cupcake itu. Tangannya dengan perlahan membuka kotak oranye di depannya. Sebuah senyum tercetak di wajahnya ketika dilihat enam buah cupcake oranye mendominasi kotak karton ukuran sedang di hadapannya.

Oranye. Warna yang disukainya.

Penggemarnya itu, apakah benar-benar mengetahui hal-hal kecil yang Jingga sukai? Minggu kemarin kue kesukaannya didapat, sekarang warna kesukaannya didapat dari cupcake itu. Lalu minggu depan apa? Senyumnya semakin terkembang. Jingga mulai berhalusinasi sendiri tentang hal itu. Ah, Jingga mulai terbawa suasana kali ini.

"Aku bisa dibuat seperti orang aneh jika terus seperti ini," Ia terkekeh setelah berargumen sendiri.

Mulutnya mulai mencomot satu cupcakenya. Manis. Innernya berkomentar. Ia tersenyum geli membayangkan manisnya wajah penggemarnya itu seperti rasa manis yang Ia rasakan dari cupcake oranyenya, tentu saja yang dibayangkan olehnya adalah wujud seorang gadis.

"Besok aku harus mencari tahu siapa dia," ujarnya disela acara makannya.

Ucapan Jingga malam itu bukanlah bualan semata. Ia terus mencari tahu siapa kedok dibalik identitas 'penggemarnya' itu dengan mengintip melalui lubang kunci pintu depan apartemennya di hari biasanya si 'penggemar' meletakkan benda-benda oranye di sana. Malangnya setiap kali Jingga mengintip, Ia tidak pernah menemukan sosok yang selalu meletakkan benda-benda aneh di sana.

Kalaupun sedang beruntung Jingga hanya bisa melihat siluet si pengirim benda-benda itu dari lubang kunci. Meskipun hanya melalui lubang kecil, Jingga tidak terlalu bodoh untuk menyadari sosok yang dilihat olehnya memang benar seorang gadis dengan tubuh semampai berambut panjang, dan satu hal yang paling nyata dari yang dilihatnya yaitu gadis itu selalu memakai pakaian berwarna hijau toscaketika meletakkan sesuatu di depan pintu apartemennya.

Jingga Untuk JinggaWhere stories live. Discover now