Chapter 15

237 43 14
                                    

Sambil mengumpulkan mood Eunbi mengaduk-aduk mangkuk serealnya dengan malas dan menyuapi mulutnya. Hyewon meliriknya dari seberang mengkhawatirkan keadaan gadis itu. Eunbi terus menangis, sepanjang malam setelah Sakura pergi. Bukan itu saja ketika Tuan Miyawaki meneleponnya pagi itu dan mengatakan bahwa Sakura juga belum pulang itu semakin menyulut kekhawatiran Eunbi akan keberadaan pemuda itu.

"Menurutmu, Sakura dimana sekarang?" tanya Eunbi setelah jeda yang panjang.

Hyewon menggeleng lemah. "Tidak tahu."

Eunbi semakin kehilangan selera makan, Ia meletakkan sendok di pinggir mangkuk dan bersandar pada kursi. "Apakah anak itu tidur di pinggir jalan? Apa ia tidak akan kedinginan? Apa ia sudah sarapan sekarang?"

Hyewon hanya diam. Ia tidak tertarik untuk membicarakan hal itu dengan Eunbi Yang justru lebih menarik perhatiannya adalah ketenangan Eunbi setelah melihat kejadian semalam. Cukup normal untuk seorang gadis yang melihat dua orang pemuda berciuman di dapur.

"Apakah kau sudah tahu bahwa Sakura.. gay?" tanya Hyewon ragu. Memilih mengabaikan kekhawatiran Eunbi.

Eunbi menatap Hyewon sebentar tatapan yang membuat Hyewon tertunduk. "Ya, ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku sudah mengetahuinya."

Hyewon memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya lagi. "Dan kau menerima keadaannya?"

Eunbi mengangguk walau sepenuhnya tidak yakin.

"Pantas saja, kau terlihat sangat tenang ketika bicara dengannya semalam."

Eunbi mengerjap-ngerjapkan mata dan teringat sesuatu. Ia memicingkan mata kearah Hyewon dan berkata, "Kau juga, Reaksimu cukup normal setelah berciuman dengan sesama jenismu."

Hyewon terbatuk dan mengusap dadanya. "Itu tidak seperti yang kau pikirkan" katanya setelah batuknya reda. "Sudah kubilang bahwa aku baru saja ingin mendorongnya, lalu kau datang dan.."

Eunbi meneliti wajah Hyewon dan mendapati pemuda itu tergagap. Seolah ada sesuatu yang salah dengan pemuda itu yang sedang berusaha disembunyikannya.

***

Semua orang mengangkat wajah dari kertas ujian begitu Mr. Lee masuk ke dalam kelas dan menghampiri Mrs. Park yang sedang mengawasi jalannya ujian. Yujin yang duduk di bangku paling depan, memasang telinga saat Mr. Lee membungkuk kearah Mrs. Park dan membisikkan sesuatu.

"Tadi Tuan Miyawaki menelepon pihak kampus dan ia ingin kita memberi izin kepada anaknya karena tidak bisa mengikuti ujian tengah semester."

Mrs. Park menautkan alis dan balik berbisik, "Ada apa? Apakah Sakura sakit?"

"Ada masalah keluarga."

"Masalah keluarga?"

Mr. Lee mengangguk. "Ya. Yang kudengar Sakura terlibat pertengkaran hebat dengan orangtuanya dan kabur dari rumah."

"Apa yang membuat mereka bertengkar?"

Mr. Lee berdeham dan berbisik dengan suara yang jauh lebih pelan, "Sakura mengaku kepada orangtuanya bahwa ia gay."

Yujin menganga di bangkunya. Sakura adalah gay? Pemuda itu menelan ludah dengan suara keras. Ini pasti akan menjadi skandal terbesar di kampus.

***

Tiga puluh menit setelah Yujin keluar dari kelas, kabar itu menyebar dengan cepat ke orang lain. Lalu, sejam kemudian, seluruh kampus akhirnya tahu bahwa Sakura adalah gay.

"Ya Tuhan, menjijikkan sekali!" komentar salah seorang pemuda. "Aku pernah ganti baju bersamanya di kamar mandi dan aku tidak sadar bahwa ia adalah seorang homo."

I Need SomebodyWhere stories live. Discover now