Dyra keluar dari kamar mandi lalu melihat Agler yang duduk di ranjang dengan wajah yang sedikit pucat.

" Air angetnya udah siap. " ucap Dyra singkat lalu ia keluar dari kamar Agler.

Agler segera beranjak menuju kamar mandinya, ia berendam dengan bibir yang terus tersungging keatas. Hangat nya air meresap sampai ke dalam lubuk hatinya. Tentu saja itu semua karena sentuhan tangan Dyra nya.

Tak peduli rasa pening di kepalanya, Agler menyelesaikan mandinya dengan cepat. Saat ia keluar, ia di kembali kaget ketika melihat Dyra yang membawa nampan di tangannya.

" Kamu... kamu bawa apa? " tanya Agler

Dyra menjawab dengan kikuk "Mmm aku rasa mungkin kamu akan sedikit demam, jadi biar nggak pusing banget. Aku buatin kamu teh anget , sop jagung sama obat. "

Hati Agler benar-benar berdesir senang sekarang. Inilah yang Agler inginkan, dimanja Dyra, tak apa pusing asal Dyra dekat dengannya.

" Mmm aku taruh sini yah" cicit Dyra menaruh nampannya di atas nakas samping ranjang.

Saat Dyra hendak keluar , Agler segera mencegatnya "Tunggu! "

Dyra berhenti dan berbalik badan menatap kakak iparnya itu. Ia benar-benar khawatir pada Agler dan juga--- perasaannya sekarang. Bagaimana pun juga Agler pernah mengisi ruang dihatinya.

" Kamu--- kamu tolong suapin aku. Badanku lemas dan kepalaku pusing banget " ucap Agler dengan memelas.

Dyra sempat sedikit ragu, tapi melihat wajah Agler yang pucat membuatnya menganggukan kepala pada Agler.

Yes!!!!!   Seru batin Agler yang senangnya bukan main.

" Sini duduk" perintah Dyra.

Agler menurut, ia duduk dengan sedikit menyender di kepala ranjang. Wajahnya ia atur memelas mungkin di hadapan Dyra.

Dyra mulai mengaduk sop nya lalu menyuapi Agler dengan telaten. Walau sedikit canggung namun ia tetap menyuapi Agler dengan sukses, padahal Dyra mati-matian menahan tangannya yang gemetar saat ini.

" kamu udah makan? " tanya Agler

" Ehh? "

" Kamu udah makan apa belum Dyra? "

Dyra menunduk malu "Belum sih, udah malem nangung jadi ak--

" Yaudah makan sop ini. Aku udah kenyang" celetuk Agler

" Tapi---

" Abisin Dyra"

Kok maksa banget sih!  Batin Dyra

Akhirnya Dyra pun menyuapkan sop hangat yang masih mengepul, mengeluarkan harum yang menggiurkan saat ia hirup. Dyra melahapnya ,lalu tenggorokannya hangat ketika kuah kaldu tersebut mengalir disana, lidahnya mencecap rasa gurih yang tertinggal di sana.

Tanpa sadar Dyra menghabiskan sopnya, benar. Dyra lapar sekarang, dan ia tersenyum malu pada Agler yang ternyata sedang menatapnya intens sedari tadi.

Sendok itu bekas ku, artinya kita berciuman secara nggak langsung. Gimana kalau aku cium aja sekarang? Rindu Dyra banget!!!! 

Agler terus terpekur dengan perdebatan di otaknya, ia menahan hasratnya untuk tak mengecup bibir mungil Dyra yang mengkilap karena terkena kuah sop.

" Hei--! "

Agler tersentak ketika Dyra sedikit menggoyangkan tubuhnya menyadarkannya.

" Maaf, aku masih pusing " keluh Agler tak sepenuhnya bohong. Karena ia memang merasa sedikit pusing sekarang.

Dia Jodohku?  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang