One

33 10 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!

Saya memaksa 😈!

Selamat membaca 🤗
.
.
.

🌹🌹🌹

"Pagi Ibu!" sapa Religia.

"Hmm," sahut Alya masih merasa kesal.

Religia terkekeh geli. Ia menghampiri ayahnya. Mencium pipi sebelah kanan nya. "Pagi Ayah."

"Ini cucu," ucap Marwan.

"Terimakasih, Yah." Religia meminum susu buatan sang ayah. "Lezat," gumam Religia sambil mengelap sudut bibirnya dengan punggung tangannya.

"Ayah lagi makan apa?" tanya Religia, "hmm, seperti nya sangat Lezat." lanjutnya.

"Nasi oyeng," jawab nya.

Religia terkekeh kecil. Ia mengusap sudut bibir ayahnya yang terdapat secuil nasi. Lalu mengelap air liur ayah nya dengan handuk kecil.

Alya yang melihat interaksi antara Religia dan Marwan hati nya tersentuh. Walaupun Marwan berbeda dari yang di inginkan untuk menjadi seorang ayah, ia memiliki kekurangan dari lahir tapi semua itu tidak berpengaruh. Marwan selalu menjadi sosok ayah nomor satu bagi Religia.

"Aku berangkat sekolah dulu ya, Yah," pamit Religia sambil mencium tangan ayahnya.

"Hmm, ati-ati."

"Mah, aku berangkat!" teriaknya.

Lalu Religia berlenggang pergi. Alya yang melihat tingkah nya hanya menggelengkan kepalanya.

"Dulu aku pas ngidam dia, ngidam apa? Sampe kelakuannya kaya bukan seorang gadis," gumam Alya.

Religia menggoes sepedanya dengan riang dan semangat. Ia mengedarkan pandangannya, sangat asri. Pesawahan di sisi kanan dan kirinya. Ini yang ia suka, pemandangan alam. Religia bersenandung kecil, ia menghirup udara segar di pagi hari. Saat sedang bersenandung suara kelakson motor mengganggu nya.

"Religia!" sapa gadis yang berada di boncengan.

Religia menoleh. Ia sedikit terkejut. "Eh, Zahra."

"Kita duluan ya, dada ...," Zahra melambaikan tangannya.

Religia tersenyum, ia membalas lambaian Zahra. Motor itu melaju sangat cepat, membuat Zahra memeluk pinggang cowo itu erat. Religia menatap punggung mereka dengan nanar. Senyuman yang sempat terbit di wajahnya, luntur. Dadanya terasa sesak, penglihatan nya mulai buram oleh cairan bening.

"Don't cry," gumam nya.

🌹🌹🌹

Sesampainya di sekolah Religia memarkirkan sepedanya di dekat pohon rindang. Religia menatap bangunan di depan nya SMA N SATAP sekolah elit di daerah kota Cirebon. Sebelum beranjak Religia menarik napasnya pelan kemudian menghembuskan nya secara perlahan.

Religia Belvyah Margaretha dia gadis yang berparas manis. Terdapat sebuah lesung pipi di bagian pipi kanannya. Alis yang tebal seperti di sulang. Mata yang besar dan juga bulu mata yang lebat dan lentik tentu akan menjadi nilai tambah bagi nya. Hidung mancung layaknya sebuah perosotan. Dan bibir tipisnya yang merah alami. Semua siswa ataupun siswi Siapa si yang tidak kenal dengan nya, gadis yang sangat ceria, hambel, dan juga lincah.

Kaki jenjang Religia melangkah dengan riang. Ia berjalan menuju kelasnya. Sesekali ia menyapa siswa atau siswi yang berpapasan dengannya. Saat di depan pintu kelas, Religia menghentikan langkahnya. Ia menatap ke arah dua insan yang sedang bermadu kasih. Siapa lagi kalau bukan Zahra Jasmine dan Alfarellza Daylon Masashi pasangan yang di juluki sebagai pasangan romantis di sekolah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReligiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang