🌹 04. Yang Tersakiti 🌹

2.6K 259 186
                                    

𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒈𝒊 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒔 ... 🥰
𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒏𝒈𝒂𝒌𝒖 ... 🤭
#𝒆𝒂𝒂𝒌𝒌 ... 𝒂𝒍𝒂𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒆𝒔𝒔.
𝑨𝒌𝒖 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝑽𝒆𝒏𝒖𝒔 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒚𝒂𝒌𝒌 ...
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒆𝒑 𝒔𝒚𝒖𝒌𝒂𝒂𝒌𝒌 😘

"Kamu itu sibuk terus sampai aku mau makan aja bingung," keluh Ramon di suatu siang. "Kerja nggak ada hasilnya gitu aja kamu teruskan. Buang-buang waktu, nggak guna."

Venus melirik Ramon sekilas. "Aku memang sibuk," cetus Venus. "Kalau nggak ada hasilnya, memangnya anakmu itu makan apa? Kamu juga makan apa, nganggurmu itu sudah kelamaan. Kamu kalau nggak mau bikin makanan ya beli aja, Mas. Repot amat."

"Nggak ada uang, Dik."

Venus membuka dompetnya dan memberikan selembar uang kertas berwarna biru kepada Ramon. Ramon menerima uang itu dan berlalu , tidak ada ucapan terima kasih yang dia ucapkan untuk Venus, bahkan senyum pun tidak.

Venus sedang membuat pesanan kue. Sudah hampir 2 hari ini dia tidur hanya sejam dan tidak bisa lebih. Pesanan kuenya sedang membanjir dan membuat istirahatnya berkurang, sementara untuk membayar orang tidak mungkin dia lakukan karena dia tidak cocok dengan pekerjaan orang lain jika menyangkut masalah pembuatan kue. Dia benar-benar tidak bisa beristirahat saat Hani turun tangan membantu seperti permintaannya. Entah bagaimana temannya itu bekerja hingga pesanan membludak melebihi kemampuannya.

Kalau seperti itu cara kerja Hani, mau tidak mau Venus harus mencari orang untuk membantunya atau dia akan ambruk kelelahan lalu mendapatkan omelan dari Ares. Lebih tepatnya bukan omelan, tetapi perkataan panjang yang menyarankan supaya dia berhenti melakukan apapun yang membuatnya lelah.

Sejauh ini hubungannya dengan Ares bisa dikatakan baik, bahkan lebih baik dari yang sudah-sudah. Ares mengirimkan pesan secara teratur padanya dan terus terang itu membuatnya senang. Kesenangannya melebihi apa yang sudah dia harapkan saat menjalani pernikahan itu sendiri. Ares ternyata tidak menyusahkannya dengan melarangnya melakukan kegiatan yang dia inginkan. Suaminya itu mengerti kalau dia harus tetap terlihat sibuk supaya Ramon tidak mencurigai pengeluarannya yang sesungguhnya telah terpenuhi menggunakan uang Ares.

"Selamat siang, Dik. Jangan lupa makan siang tepat waktu supaya kamu tetap sehat. Aku merindukanmu, Dik, istriku tersayang."

Ketika semua pesanan sudah dikirim dan diambil, Venus merebahkan tubuhnya di atas karpet ruang tengah. Dia tersenyum sendiri membaca pesan yang diterimanya dari Ares. Astaga ... suaminya itu sangat manis, benar-benar manis hingga rasanya Venus ingin berteriak pada dunia untuk mengabarkan kebahagiaannya.

"Jadi kamu sudah berselingkuh, Dik." Suara keras itu mengejutkan Venus dan langsung bangkit dari posisi rebahannya. Ramon setengah berjongkok melihat dengan penuh kemarahan kepadanya. Dari posisi jongkok Ramon, Venus tahu kalau pria itu sudah ikut membaca pesan yang dikirimkan Ares kepadanya. Venus menyembunyikan tangannya ke belakang tubuh dan memasukkan ponselnya ke saku belakang jeans-nya.

"Aku nggak selingkuh," cetus Venus berani."

Ramon meradang, mencengkeram pipi Venus dengan sebelah tangannya. "Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, kamu membaca pesan dari selingkuhanmu itu. Dia memanggilmu istriku. Apa itu namanya kalau bukan perselingkuhan?" tanyanya garang.

Venus mendorong Ramon menjauh dan memundurkan tubuhnya. "Dia memang suamiku, benar-benar suamiku dan bukan selingkuhanku seperti yang kamu tuduhkan."

"Dik, kamu ...."

𝐓𝐫𝐞𝐬𝐧𝐨 𝐒𝐥𝐢𝐫𝐚𝐦𝐮 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang