Chapter 6

17.8K 469 13
                                    

"Bagaimana dengan buku ini?"

Keyra melihat buku yang ada dalam genggaman Ezra. Bersampul merah muda dengan tulisan Cara Cepat Mencintai. Keyra mencebik dengan sedikit penasaran dari apa yang ada di sampulnya. Tulisan yang cukup menginspirasi untuk membuat orang lain mencintai kita.

Walau tentu saja Keyra tidak sedang ingin dicintai oleh siapapun. Bahwa sangat berat baginya untuk mengatakan tidak pada hatinya. Pada inginnya mengakui rasanya. Pada tidak inginnya Ezra tahu perasaannya. Juga fakta kalau dicintai oleh Ezra adalah hal yang amat mustahil.

Dari pada Keyra, jelas Ezra lebih waras. Tidak mungkin baginya jatuh cinta pada anak kecil seperti Keyra jadi lebih tidak mungkinnya adalah meminta Ezra mencintai dirinya. Karena mereka tahu akhir seperti apa bagi mereka.

"Aku tidak suka," ujar gadis itu segera ketika Ezra menyodorkan buku bersampul merah muda tersebut.

"Aku ingin kau memilikinya."

"Percuma. Aku tidak akan baca."

"Maka kau simpan. Anggap hadiah perpisahan dariku."

Keyra mengerut. "Hadiah perpisahan?" beo gadis itu. Lalu fakta yang dia dugakan datang padanya. "Kau akan kembali ke rumahmu? Begitukah?" Keyra bahkan tidak bisa menahan senyuman bahagia di bibirnya akan semua hal yang mungkin adalah kebenaran.

Ezra tidak menimpali. Hanya menatap dengan mata grey tidak terbaca pada betapa bahagianya gadis itu akan sebuah perpisahan yang bisa saja terjadi kapapun.

"Maka aku akan mengambil buku ini. Akan aku simpan baik-baik dan tidak akan aku sia-siakan. Terimakasih."

Begitu Keyra akan mengambil buku itu, Ezra dengan segera menarik tangannya kembali. Membuat gadis itu menatap dengan tidak mengerti. Tadi dia menawarkan. Sekarang malah tidak memberikan. Ezra dan ke plin-plan nya yang hakiki.

"Hadiahnya sekarang. Tapi aku akan pergi sesuai dengan niatku dari awal. Yaitu, kapanpun orangtuamu kembali."

Gugur sudah kebahagiaan Keyra. Rusak dan lapuk sudah harapan itu. Sepertinya untuk beberapa minggu ke depan dia akan mendapatkan siksaan yang cukup luar biasa.

Orangtuanya biasanya memakan waktu bekerja mereka hampir bisa satu bulan atau lebih. Dan Ezra akan pergi saat mereka kembali? Jadi kapan waktu itu? Sampai kapan dia akan digoda untuk berbuat khilaf pada pamannya sendiri?

Andai Ezra tahu apa yang ada di dalam hatinya. Apa yang menjadi inginnya. Sudah pasti pria itu tidak akan menunggu waktu untuk beranjak berlalu. Dia akan sigap meninggalkan Keyra bahkan mungkin tanpa suara dan informasi.

Lalu Ezra akan mulai bercerita pada keluarganya dan hancur sudah. Keyra akan dicap sebagai gadis tidak tahu malu. Dia akan memalukan nama baik ayahnya. Juga akan berakhir dengan meneteskan airmata ibunya yang sangat dia sayangi. Segalanya akan kacau dan jelas dia tidak akan pernah menginginkan semua itu terjadi.

Tapi apa dia bisa menahannya saat berjauhan saja rindu terasa menggerogoti sanubarinya. Rasa yang tidak biasa ini akan menghancurkannya secara perlahan dan ketika akal warasnya tidak ada. Segalanya akan menjadi terlambat untuk disesali.

Jentikan jari di depannya mengambil kembali kesadarannya. Membuat dia mengerjap dan mata grey itu menjadi objek matanya. Mata yang melemahkannya.

Segera Keyra mengalihkan pandangannya agar tidak beradu pandang dengan si mata grey.

"Kau masih menginginkan buku ini?" tanya Ezra.

Keyra segera menarik buku itu dan mendekapnya. Dia awalnya jelas akan menolak dengan sepenuh hati buku tersebut. Namun pandangan bingung Ezra pada pengalihan objeknya membuat dia tidak memiliki pilihan lain. Dia harus membuat fokus Ezra beralih dan tidak curiga jadi dengan mengambil buku itu maka Ezra akan lupa apa yang baru saja dia lakukan.

"Akan kuambil dan kau bayar," katanya. Berjalan meninggalkan Ezra tanpa penasaran apa yang dipikirkan pria itu tentang dirinya. Terserah apa pendapatnya pada sikap Keyra.

Keyra berjalan ke arah kasir. Gandi sudah ada di sana juga, mereka tadi terpisah karena Gandi menemukan buku yang menarik minatnya. Sementara Keyra terus melangkah. Jika saja tidak ada paman gadis itu mungkin Gandi juga akan meneruskan langkahnya. Sebab dia tidak suka melihat Keyra berjalan sendiri.

Tapi karena Ezra menemaninya jelas Gandi merasa lebih tenang. Ezra juga tampaknya tidak masalah dengan kehadiran Gandi. Mereka bahkan sempat beradu lelucon tadi. Jadi Gandi bisa lebih tenang sebab seluruh keluarga Keyra bisa menerimanya.

Ayah dan ibu gadis itu juga sudah bertemu dengan Gandi dan respon mereka cukup menyambut. Juga tidak ada yang dekat dengan Keyra selain dirinya jadi dia harus lebih tenang sekarang.

Gandi hanya tinggal membutuhkan kesadaran Keyra tentang cintanya. Tentang betapa Gandi memujanya. Lalu menunggu juga Keyra menerimanya dan segalanya akan berbuahkan hasil yang sempurna.

"Buku apa itu?" tanya Gandi melihat buku yang ada di dalam pelukan Keyra.

Keyra menatap buku itu cukup lama. Apa maksud Ezra memberikannya buku seperti ini? Apa pria itu berpikir dia butuh membuat Gandi jatuh cinta padanya? Maka Ezra salah besar. Gandi sudah jatuh cinta padanya.

Tapi bisa juga buku ini adalah cara untuk jatuh cinta pada orang yang mencintai kita. Dan Ezra memberikan buku ini agar Keyra bisa jatuh cinta pada Gandi? Maka terlaknat lah pria itu. Sebab dia membantu lelaki yang mencintai Keyra sementara Keyra mencintainya. Bukankah itu lelucon yang amat buruk?

Keyra bahkan tidak ingin tertawa. Lantas apa yang membuat Ezra memberikan buku ini?

"Buku yang cukup menarik. Kupikir kau tidak tertarik dengan buku seperti itu, Key?" tanya Gandi lagi.

Keyra terlalu sibuk dengan buku di tangannya hingga tidak bisa menanggapi cepat tanya Gandi.

"Ezra yang memberikan. Dia akan membayar."

Gandi hanya mengangguk saja. Dia sudah berjalan mendekat saat antrian di depannya sudah membayar dan kini giliran dirinya. Mengabaikan Keyra yang kembali fokus dengan buku di tangannya.

Mencari apa alasan Ezra memberikan buku ini. Jika bisa jujur dan mengatakan isi hatinya, Keyra lebih suka alasan Ezra memberikan buku adalah yang pertama dan bukan kedua. Dia tidak suka fakta kalau Ezra sengaja membantu Gandi dalam mengambil hatinya.

Jika tidak bisa mencintainya. Ezra cukup tidak memaksanya dalam mencintai orang selain dirinya. Itu cukup.

Dia kemudian mencari keberadaan pamannya itu. Entah memang kebetulan atau apa, matanya bertemu dengan Ezra. Mata grey itu tidak lepas dalam memandangnya. Jarak yang terbentang cukup jauh memudahkan Keyra membalas pandangan pria itu.

Jantungnya bertalu akan cinta yang membuncah. Rasa yang begitu ingin dia orasikan tapi tidak pernah mampu dia utarakan. Andai dengan mudah mengatakan cinta seperti orang lain mungkin Keyra tidak akan begitu terluka.

Hanya bisa menatap wajah itu lewat ponselnya. Hanya bisa membalas pandangan itu dari jarak sejauh ini. Segalanya menyiksa dengan tidak sedikit dan yang lebih menyakitkan adalah hanya dirinya yang memiliki perasaan ini. Sementara pria itu hanya tetap biasa saja padanya. Tanpa peduli dan tanpa mau tahu.

Menyebalkan sekali.

Lalu mata itu berkaca-kaca. Segera Keyra mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa membuat Gandi bertanya-tanya apa yang terjadi padanya saat nanti melihat mata Keyra dipenuhi airmata.

***

Kiss With My Uncle | Sin #3 ✓ TAMATWhere stories live. Discover now