22. Istilah dunia menulis

248 13 0
                                    

➖Istilah-Istilah Dunia Menulis➖

1. Plot Hole

Alur yang berantakan, konflik satu belum selesai, memunculkan konflik baru sehingga yang lama belum terselesaikan. Istilahnya memunculkan lubang (hole) dalam cerita. Sebab akibat yang kurang masuk akal bahkan cacat logika. Penulis kurang riset dan kurang mematangkan penyelesaian konflik.

Solusi:

Perbanyak membaca, baca ulang cerita untuk menemukan kesalahan, riset, dan meminta kritik saran.

2. Plot Twist

Kebalikan dari plot hole. Twist berarti 'putaran', plot berarti 'alur atau jalan cerita'. Jadi, plot twist adalah alur yang berputar-putar, membuat pembaca menebak-nebak tapi endingnya di luat ekspetasi. Semacam membuat surprise oleh si penulis.

Contoh:

Sejak awal pembaca menduga Arini yang membunuh pacarnya—Diego—karena memang Arini selalu bersama sang kekasih. Ditambah dengan sifat Arini yang pendiam. Namun, ternyata yang membunuh adalah Ariel—mantan Diego—yang dendam karena masa lalu.

3. Writter Block/Stuck

Macet, nggak ada ide. Berhenti di tengah jalan. Malas. Nggak bisa atur waktu. Nggak konsisten sama 1 cerita akhirnya selingkuh sama cerita lain. Nggak pede sama karya sendiri. Istilahnya ide si penulis mentok sampai di situ aja. Nggak tau mau nulis apa lagi.

4. Outline

Outline itu garis besar cerita perbab. Sebelum menyusun cerita, ada baiknya membuat outline dulu. Setidaknya kamu tau alur dari bab awal sampai pertengahan, kalau bisa sampai ending juga. Bab 1 tentang ini, bab 2 tentang itu. Nanti tinggal dikembangkan.

5. Premis

Garis besar keseluruhan novel/cerita bersambung. Premis itu seperti ide cerita yang menjadi pokok permasalahan.

Contoh:

"Tentang gadis yang membenci orang tuanya karena dijodohkan dengan seseorang yang tidak dikenal."

Ada lagi?

Materi tambahan:

Untuk pembuka, kita langsung ke unek-unek aja.

Pernah nggak, sih kalian enak-enak baca cerita yang bagus, alurnya mengalir, eh jadi hilang selera karena di dialog ada kata 'HIKS'?

Kalau iya, kita satu server.

Meskipun nggak semua orang merasa terganggu, tapi bagiku itu merusak feel ke hati pembaca.

Kok bisa?

Kata 'hiks' termasuk bunyi-bunyian, 'kan?

Suara orang terisak atau menangis sesenggukan.

Nah, sangat kurang indah dibaca bila diletakkan dalam dialog, sejajar dengan perkataan tokoh. Lebih baik, kata 'hiks' dijadikan narasi aja. Selain lebih terdeskripsi, feel ke pembaca juga lebih dalam.

Contoh:

"Papa jahat, hiks. Kenapa kayak gini, hiks. Bukannya aku juga anak papa? Hiks hiks hiks," kata Dian. ❌

Kita ubah menjadi:

"Papa jahat! Kenapa jadi begini, sih? Bukannya aku juga anak papa?" kata Dian sambil menangis sesenggukan/terisak. Bulir-bulir air mata berlomba-lomba membasahi pipinya. Jika teman-temannya menangis karena cinta, ia justru sakit karena pertengkaran orang tua.

Nah, bandingkan. Lebih mendalam yang mana? Usahakan juga kalau buat dialog, sertai aksi tokoh supaya gak monoton.

Paham?

-Adm Autoren Gruppe

Du har nått slutet av publicerade delar.

⏰ Senast uppdaterad: Jul 07, 2020 ⏰

Lägg till den här berättelsen i ditt bibliotek för att få aviseringar om nya delar!

Materi ClassDär berättelser lever. Upptäck nu