02. Mashallah.

11 2 2
                                    

malam ini keluarga besar Anshari sedang berkumpul di rumah ayah dan ibu dari hafizh otomatis kakek dan nenek Zahid dan Zidan, tak lupa Zahra kakak dari Zidan dan adik dari Zihad yang sedang bersekolah di jauh turki. saat ini para perempuan sedang berkumpul di ruang tengah, sehabis makan tadi kubu perempuan dan kubu laki laki berpisah, tapi akan kumpul bersama ketika di penghujung acara.

keluarga Anshari ini memiliki anak berjumlah tujuh orang, empat perempuan tiga laki laki.

"icaaa, udah lama ih gaketemu terakhir ketemu waktu zidan kecelakaan ya" ujar hanna.

"iya kak, udah lama banget, sekarang anaknya udah banyak tingkah lagi" jawab Annisa terkekeh.

"gimana zahid udah ada calon nya" tanya hanifah pada Annisa, Hanifah ini tipe orang yang akan selalu bertanya 'kapan nikah'.

"masih gitu aja, pacaran dari SMA jadinya susah lepas dan belum mau cari yang seiman" jawab Annisa tanpa ragu, karena memang keluarga Zahid tidak mempermasalahkan siapa, berasal dari mana, agama apa, karena itu privasi orang orang. berbeda kalau akan menikah dan hidup bersama.

"oalah baik ya ceweknya sampe naklukin zahid gitu" ujar seorang gadis, yang tak lain adalah amira saudara anak dari humaira.

"hm iya, eh mana tuh orang nya kok setelah makan gak keliatan"tanya humaira pada annisa.

"Kayaknya lagi jemput pacarnya kesini, tadi bilang mau ajak" ujar annisa.

"bucin banget zahid dasar, oh iya zahra kapan pulang ca?" tanya hasna.

dan mereka pun larut dalam pembicaraan santainya.

sementara itu, Zahid sedang menunggu Rachel di indomei depan komple Rachel, gadisnya meminta tak jemput dirumah agar Zahid tak di kata-katain lagi oleh keluarganya seperti waktu itu.

3 tahun lalu saat mereka masih sama.......

"zahid ayo masuk!" ajak rachel, saat mereka di depan rumah keluarga purba, saat itu ada acara kekeluargaan dan zahid pun di ajak koleh Rachel.

"iya sebentar hel kunci dulu mobil" ujar Zahid.

dan rachel pun berjalan duluan masuk ke rumahnya, saat Zahid menyusul dan masuk ke rumah ia refleks mengucapkan 'assalamualaikum' yang langsung ditertawai orang disana. seketika zahid merutuki dirinya. zahid hanya tersenyum kikuk berharap rachel segera menghampirinya.

saat makan malam tiba,

"ayo kita makan di luar, babi panggang sudah menunggu" ujar samuel bersorak.

"yu zahid, babi panggang enak banget sumpah" ajak jeje.

"iya iya sok aja, aku gamakan babi" jawab zahid pelan, dan langsung di tertawakan, lagi.

"ah cupu makanya ayam doang, kalo mau makan ayam mah sono tuh di bcd HAHAHA" tawa dari laki laki yang sekarang sudah mabok, akibat meminum tuak.

"Pasti minumnya juga lee minelare ya hahahah" ujar perempuan lainya.

dan zihad hanya tersenyum simpul, ia tak sakit hati dikatakan begitu, berbeda dengan Rachel yang sudah geram karena saudaranya tidak berhenti mengejek sang kekasih.

maka dari itu, rachel tak mau lagi mengajak Zihad ke acara keluarganya, takut takut zihad sakit hati.

berbeda dengan keluarga zihad yang selalu welcome terhadap rachel, makanya ia selalu mau ketika diajak ke acara keluarga zihad.

***

"hai rachel, ketemu lagi ya, masih ingetkan sama gue?" tanya seorang gadis berkerudung rajut hitam.

"hai juga, ih siapa ya lupa deh, haha ngga deng inget kok amira kan?" ujar Rachel memastikan, amira hanya mengangguk.

"gimana kuliah FK? nyaman ga?" tanya amira penasaran.

"yaa biasa lah, FK susah aja apalagi kalo bahas anatomi langsung di depan tubuh aslinya" ujar Rachel mencurahkan apa yang ia rasakan.

'lo sendiri gimana, aman aja kan?" tanya Rachel balik.

"kemaren gue baru aja penelitian ke kafe kafe buat tes psikolog gitu, capek banget belom lagi ngadepin orang yang judes pas di wawancara" amira tak ragu menceritakan pada Rachel, Rachel pun hanya membalas dengan senyuman.

"oh iya hel untung banget l dateng kalo ngga, gue sendiri ceweknya, nasib banget perempuan sendiri di persepupuan" ucap Amira sedih.

" Zahra nya belum pulang ya, kapan sih pulang nya dia?" tanya Rachel epnasaran

"paling juga lebaran aja, kamu kalo lebaran main main dong kesini, seru tau dapet THR dari umu!" ajak Amira.

"gaenak mir, lagian gue juga gak paham kalo bahas itu kaya bego sendiri nantinya" Rachel terkekeh, dan seketika Amira terkejut.

"eh iya astagfirullah maaf hel, lupaa hehe serius!" ucap Amira merasa bersalah

"gapapa kali mira, santaii" ujar Rachel.

sedari tadi Zahid sibuk dengan saudara lelaki nya di area kolam renang sebelah kanan rumah, sedangkan Rachel dan Amira di area taman sebelah kiri rumah.

"hel, tunggu ya nerima dulu telfon!" ujar Amira dan hanya di balas anggukan.

Rachel terdiam dan menatap Zahid yang sedang tertawa riang bersama keluarganya, merasa di perhatikan zahid pun menoleh dan tersenyum pada rachel, tak lupa ia langsung menghampiri nya.

"giman hel, masakan nya enak ga?" tanya Zahid, Rachel mengangguk anggukan kepalanya, tersenyum menggemaskan.

"lucu banget pacar aku" ujar Zahid tiba tiba, dan Rachel kembali menatapnya,

"baru sadar pak?" jawab Rcahel tertawa.

"assalamualaikum"

Rachel terdiam dan Zahid menjawab salamnya.

"siapa ya?" tanya Zahid bingung karen ada seorang gadis berkerudung abu-abu menghampiri mereka berdua. gadis yang ditanya pun kelabakan bingung mau menjawab apa.

"hm maaf aku temen nya Amira tadi dia nya kebelet jadi aku disuruh menghampiri kaka ini" ujar gadis itu sambil menunjuk Rachel.

"hai guyys!" sapa Amira ceria.

"oh iya kenalin ini risa, temen gue" ujar Amira kemudian

"salam kenal, gue rachel" sapa Rachel.

"zahid"

rachel menyenggol zahid seolah berkata 'jangan dingin-dingin'

"iya halo" ujar zahid lagi.

"eh siapa tuuh" sahut zafran yang menuju kearah mereka dan disusul Zidan.

"hai kenalin gue zafran" ucap Zafran tiba tiba pada risa.

"gue zidan" ujar Zidan, Rachel hanya terkekeh.

'Hai aku Risa" jawab risa.

"kenapa ketawa?" tanya Zahid pada Rachel.

"Gak kaka, gak adek, singkat banget" tutur Rachel.

"ke kamu gak singkat tuh" ujar zahid.

"hadeuh kamcong kita guys!" seru zafran.

"eh iya kamu kelas berapa?" tanya Zafran pada Risa.

" aku lagi skripsian" jawaban Risa mengangetkan semua.

"hah kok kayanya mudaan kamu dari pada aku" tanya Zafran mewakili semua yang disitu kecuali Amira.

"hehe nggak kok, aku seumran sama Amira, cuman alhamdulillah nya allah ngasih aku akal yang pintar sehingga bisa aksel" Amira memang berada 1 tahun dibawah Zihad dan Zafran, berbeda dengan Zidan yang tak paham dengan skripsian hanya bisa mendengarkan sambil memakan somay yang tersis disana.

"masyaallah, hebat banget udah sholeh, pintar, aksel lagi, top calon idaman, taaruf yu ris" ujar Zafran dan hanya di balas kekehan oleh Amira.

***

sekian,

penulis yang lagi dengerin epiphany nya jinhit, auur.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

fuerdeloveWhere stories live. Discover now