Ekskul 1.2

735 102 2
                                    

" Chuuya kau jahat sekali, kau membuatku mengikuti lomba itu " protes Dazai dengan nada yg menjengkelkan. Chuuya menggeram kesal.

" Kenapa ??? Aku kan hanya mengatakan yg sebenarnya. Kalau aku menyukai suaramu "

Yahh, tadinya Dazai menolak keras dan bersikukuh bahwa ia tidak akan ikut lomba itu. Tapi saat Chuuya mengatakan bahwa ia menyukai suaranya, Dazai tiba tiba meninggi dan akhirnya menerima tawaran lomba itu. Dazai merasa bodoh, tapi ia lumayan senang karena sekarang ia tahu kalau Chuuya menyukai suaranya. Bukankah itu artinya Dazai bisa berisik didepan Chuuya?? Kan dia menyukainya.

Omongan Chuuya bukan lah sekadar bualan belaka, dia memang menyukai suara Dazai. Ia pernah menangkap suara Dazai saat bernyanyi, Chuuya sangat menyukainya. Rasanya menenangkan, saat Dazai berhenti bernyanyi ingin rasanya Chuuya meminta Dazai bernyanyi untuknya sekali lagi, tapi sayangnya hal itu tak bisa dilakukan.

" Baiklah Dengan begini rapatnya selesai. hasilnya, tujuan kita untuk saat ini adalah mendapatkan dana dari sekolah. Dua lomba akan kita ambil untuk mensukseskan rencana ini. Yg ikut berpartisipasi di lomba adalah Tachihara dan juga Dazai-san. Kuharap kalian menjaga kesehatan menaikkan skill kalian karena lomba dilaksanakan dua Minggu dari sekarang. Baiklah, Dengan begini rapat berakhir !!! Terimakasih !!! " Seru Kenji saat menyatakan rapat sudah selesai.

" Skill... " Ucap Akutagawa mengejek. Dan dibalas tatapan jengkel dari Atsushi.

" Dasar anak gamer " sambung Chuuya menyahuti ejekan Akutagawa.

" Kalian kompak sekali ya kalau menghina seseorang. " Keluh Tachihara.

.

.

.
Rapat sudah berakhir, Dazai dan Chuuya berjalan pulang beriringan. Langit sore menjadi saksi bisu mereka. Hening, tidak ada niatan berbicara. Chuuya sedang merasa tenang dengan bisik bisik angin yg menyapu helaian jingganya. Dia tidak merasa kedinginan karena dia memakai jaket. Tangannya sedari tadi sibuk dengan kerah jaket yg kebesaran itu. Dazai melihat Chuuya yg sedang meremat remat kerah jaketnya hanya bisa menahan gemas, ingin rasanya ia menarik tangan kecil itu agar berpindah dari  meremat jaketnya menjadi ketangannya.

Tidak sampai disitu, tadinya Chuuya hanya meremas kecil jaketnya tapi sekarang dia menciumi jaketnya.
Dazai merasa wajahnya terbakar. Antara malu dan senang bercampur.

" Wangi sekali~ " ujar Chuuya keceplosan dengan wajah imutnya. Lalu melanjutkan mengendus jaketnya. Chuuya melakukannya tanpa sadar.

Dazai merasa canggung,dia bingung. Jika ia menegur Chuuya maka Chuuya bisa mati kutu karena malu, tapi jika ia tidak diberitahu maka Dazai akan berjalan bersama Chuuya dengan keadaan perasaan senang yg amat menggebu. Tidak buruk, tapi itu membuat pacuan jantungnya lebih cepat dari kecepatan normal.
Perjalanan pulang sekolah kali ini benar benar bisu karena Chuuya yg sibuk dengan jaket pinjamannya.

" Hahh... Lagi lagi- "

" Aku seperti mengantarmu ke rumah, enak sekali ya. Itukan yg mau kau katakan " potong Dazai.

" Iya iya maaf, dan juga jaketnya ku kembalikan besok saja ya. " Pinta Chuuya.

" Iya gapapa. oh iya Chuuya, apakah kau nanti akan berkerja paruh waktu ? " Tanya Dazai, dia tidak akan melakukan kebodohan lagi.

" Tidak, aku tidak sering sering melakukannya. Lagipula ini salahmu aku jadi tidak bisa bekerja, coba saja tadi aku bisa kabur. Mungkin sekarang aku sudah ada di klinik. " Keluh Chuuya.

" Aku balik dulu, sampai jumpa esok " sambungnya sambil melambaikan tangannya.

" Kau juga~ " balas Dazai.

.

.

.

" Aku pulang " seru Dazai saat memasuki rumah.

" Selamat Datang " sapa Kouyou dari dapur.

" Oh iya Kouyou nee-san, aku ikut lomba bernyanyi " pamer Dazai.

Kouyou yg tadi sedang mencuci piring menjadi terdiam.

" Hahahah, kau sudah gila ya. Pede banget kau. HAHAHAH !!! " Tawa Kouyou meledak karena mendengar izin dari Dazai. Kouyou belum pernah mendengar suara Dazai saat bernyanyi tapi dia yakin pasti suaranya sudah pasti tidak bagus.

" Hina aja terus, iri bilang mbaa " celoteh Dazai.

" Maaf maaf, tapi kau tumben sekali melakukan sesuatu seceroboh ini " jawab Kouyou yg masih sesenggukan karena tawanya.

" Kouyou nee-san, kau jahat sekali. Chuuya bilang ia menyukai suaraku, itu yg terpenting. " Jelas Dazai.

" Chuuya mengatakan hal itu ?! Hahah, tak bisa dipercaya " lagi lagi tawanya meledak.

" Terserah, aku hanya ingin memberi tahu. " Jawab Dazai sambil beranjak kekamarnya meninggalkan Kouyou nee-san yg masih tertawa.

" Sekarang aku hanya perlu menjaga suaraku agar tetap bagus. "

Those WordsWhere stories live. Discover now