CHAPTER 12

683 52 3
                                    


Seminggu kemudian..

Panas dingin itu yang sedang dirasakan oleh prilly dia sedang dirias oleh perias langanan mommy Ali dia menatap dirinya yang ada didepan cermin kamar hotel yang disewa oleh keluarga Ali untuk acara pertunangan ini , dia masih tak percaya akan bertunangan hari ini.

Senyum terbit dibibirnya saat mengingat semua yang dia lalui hingga senyumnya perlahan menghilang saat melihat seorang gadis masuk menemuinya dengan wajah datarnya, prilly menatap gadis itu dengan mengernyitkan dahinya .

"maaf anda siapa yaa"ucapnya

"gak usah basa-basi lo batalin pertunangan ini atau lo akan celaka"ucapnya mengancam

"maksudnya apa ya , anda siapa "

"gue pacar Ali dan gue harap lo mundur "

"sorry saya gak akan mundur dan permisi acara saya akan segera dimulai" ucap Prilly berlalu

Gadis itu mengepalkan tangannya  sambil menatap kepergian prilly, dia menatap benci pada prilly dan segera pergi dari tempat itu menuju tempat acara.

****

Terlihat pria tampan sedang berdiri bersama rekan kerjanya dengan tatapan tajamnya dia menatap kearah kamar gadisnya , ya dia adalah Ali dia melirik kearah sana dan senyumnya mengembang saat melihat sang gadis turun dengan anggun tapi tiba-tiba dia meredupkan senyumnya karena melihat seseorang yang berada dibelakang sang gadis matanya semakin menajam dan segera menghampiri sang gadis karena takut akan terjadi hal yang tak diinginkan.

Prilly yang melihat Ali menghampirinya mengembangkan senyumnya dan disaat sudah sampai didepannya pun dia masih mengembangkan Senyumnya itu .
Ali mengulurkan tangannya dan disambut dengan senyum lebar oleh Prilly diusapnya pucuk kepala prilly dengan sayang.

"ayo sayang"

"ya mas "

Semua menatap Ali dan Prilly yang sedang berjalan menghampiri orangtua mereka senyum lepas tak pernah pudar dari keduanya itu pun tak luput dari pandangan para hadirin yang datang.

Sementara itu gadis yang berada dibelakang prilly mengepalkan tangannya dan menatap mereka nyalang.

"apa yang bakal lo lakuin "ucap seorang gadis

"itu bukan urusan lo Ra"

"memang bukan urusan gue Tas tapi biarkan Ali bahagia bersama pilihannya"

"Kebahagian Ali cuma sama gue Ra"

"lo gak boleh egois Tas , dulu lo yang berbuat salah Ali yang tersakiti dan terpuruk sekarang Ali sudah menemukan kebahagiaanya lo juga mau menghancurkan kebahagiaanya"tukas Aurora

"Ali pasti bahagia sama gue bukan sama gadis itu" ucap Tasya

"lo emang egois Tas, inget kalau terjadi apa-apa sama mereka berdua gue gak mau ikut campur dan itu urusan lo , gue bukan ngebela Ali atau lo tapi sebagai sahabat gue mengingatkan lo apa yang baik apa yang buruk"

"gue udah dewasa gue tau apa yang baik dan buruk, gue gak butuh nasihat lo"

"terserah lo tapi inget jangan cari gue kalau lo terlibat masalah sama mereka "ucap Aurora berlalu pergi

Tasya dia menatap punggung sahabatnya itu dengan emosi dia tak perduli ucapan sang sahabat yang dia inginkan hanya Ali bahkan dia tak mengingat nasihat sang kakak kalau dia tak boleh menghancurkan kebahagiaan Ali tapi sekarang dia ingin menghancurkan kebahagiaan Ali.

Aurora berjalan menuju kearah para sahabat Ali disana dia menemukan Rizky yang sedang duduk bersama sang kekasih dia segera menghampiri Rizky, Rizky menatap Aurora Aneh tak biasanya dia menghampiri dirinya  

PENGOBAT HATI YANG TERLUKADonde viven las historias. Descúbrelo ahora