18 : Jalan Yang Ditempuh Seorang Iblis

Mulai dari awal
                                    

***

Flashback Chapter 7 : All About Coffee
"Aqilla?"

"Hay" Jawab Aqilla.

"Lagi ga jadi barista nih? boleh minta waktunya sebentar?" Ajak Aqilla

"Boleh." Jawab Tama mengangguk.

Tama dan Qilla duduk dan mulai berbincang.

"Makasih ya waktu itu dateng bawain pick gitar aku yang entah kemana ilang, pick itu bener-bener penting buat aku, dan sekali lagi makasih banget ya Tama."

"Oke sama-sama." Jawab Tama singkat.

"Oh iya, kok waktu itu bisa tau sih kalo pick itu punya aku? dan bisa tau kalo aku lagi mau perform di kampus?" Tanya Aqilla yang sebenarnya sangat penasaran.

"Hmm...waktu itu emang abis kamu pergi dari sini, ada pick gitar ketinggalan, yaudah aku coba kejar dan berhasil ngikutin sampe kampus." Jawab Tama berbohong.

"Serius bisa gitu? masih pake baju barista loh"

"Ya namanya juga cepet-cepet biar ga kehilangan jejak."

"Hmm...okey." Aqilla berusaha percaya pada Tama.

"Oh iya, duduk di sini tapi ga pesen menu sama sekali nih, rekomendasiin menu favorit di sini dong Tam, aku kan ngopi gaya-gayaan doang padahal ga ngerti ahahaha"

"Sini sebelum mesen, kenalin dulu kopi kamu itu kayak gimana."

"Gimana cara kenalnya? emangnya orang po?"

"Sini aku kenalin, yang pertama dari Espresso ya."
Flashback Off

Ajay semakin yakin dengan sosok Aqilla yang mampu untuk memberikan dampak positif untuk sahabatnya itu. Baru kali ini Ajay melihat Tama banyak berbicara untuk mengenalkan jenis-jenis kopi, yang Ajay tau hanya biasanya Tama berbicara jika memang ia perlu untuk berbicara karena Tama lebih suka menggunakan gerak tubuh untuk berinteraksi.

Setelah Aqilla keluar kafe, Ajay telah menunggu sosok wanita itu.

"Permisi mbak" Ajay menghampiri Aqilla.

"Ya, kenapa ya mas?"

"Nama saya Fajar, biasa di panggil Ajay"

"Oh iya, kenalin aku Aqilla"

Ajay bercerita tentang tama yang mengembalikan pick gitar milik aqilla beberapa hari lalu dan Aqilla meng 'iya' kan semua pernyataan Ajay.

"Kalo boleh saya mau minta tolong mbak" pinta Ajay.

"Minta tolong apa ya?" tanya Aqilla.

"Temen saya, Tama. Dia itu sakit" ucap Ajay.

"Eh--Tama sakit?" Aqilla terkaget.

"Bisa di bilang dia punya penyakit psychology, dia menderita Alexithymia"

Dilansir dari psychologytoday, Alexithymia adalah ketidakmampuan untuk mengenali dan menyampaikan emosi, sering dikaitkan dengan gangguan antisosial. Kondisi ini sebenarnya memiliki karakteristik yang berbeda dan secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Yunani yang berarti tidak ada kata untuk emosi.

Penderita Alexithymia juga dipicu trauma yang pernah dialami. Fungsi kognitif dapat terganggu dan selalu merasa aneh dalam merasakan pengalaman yang hampir sama. Regulasi emosi terganggu karena mereka cenderung menghindari pengalaman. Tetapi mereka juga mengalami kesulitan karena tidak memiliki sistem pelacakan internal yang baik untuk mengidentifikasi keadaan emosi.

"Terus apa yang bisa aku bantu?" tanya Qilla.

"Buat Tama ngerasain jatuh cinta, bahagia, bersedih, segala hal yang melibatkan emosi" ucap Ajay.

Mantra Coffee ClassicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang