"Tumben excited banget ke sekolah? Biasanya males-malesan," tanya Niko sekaligus mencibirnya.

Lalisa masabodo, ia tidak menggubris. Yang gadis itu tau sekarang hanyalah Revan. Bagaimana caranya di hari pertama ia membuat Revan terkesima dulu. Ya, satu-satunya menjadi rajin.

Alis Niko terangkat sebelah ketika gadis di sampingnya hanya diam meski cowok itu telah berbicara usil.

"Lis?" panggil Niko.

"Hm?" Lalisa hanya menggubrisnya lewat dehaman, lalu merogoh HP dari dalam tas.

"Lu hari ini bareng Revan, kan? Gua soalnya mau langsung ke bandara."

"Iya, kan semalem gue bilang." Lalisa lagi-lagi menjawab tanpa menoleh ke arah Niko, ia malah fokus bermain HP dan tengah mengetik sesuatu di layar.

Niko diam sejenak seraya menatap wajah Lalisa yang daritadi tengah berseri itu. Ia masih tidak percaya gadis ceroboh itu akan benar baik-baik saja, walaupun nanti akan ada Revan yang menjaganya.

"Revan nanti jagain lu, kan?" tanyanya lagi.

Lalisa diam, tidak lagi mengetik. Ia menoleh dan menatap dalam bola mata Niko, seolah meyakinkan cowok itu.

"Niko, am i kidding you?" gadis itu hampir saja berdecih. "Revan itu ngejagain gue dari gue masih kecil, dan dia lebih tulus ngejagain gue dibandingin lo. Terus sekarang lo ngeraguin dia? Hih, gue lebih aman sama Revan tau gak lo!" sinisnya.

"Iya, iya deh...," Niko menghela nafas panjang seraya menghadap ke depan. "Bagus sih sebenernya. Jadi, gua gak perlu merasa bersalah ninggalin lu."

Lalisa pun tersenyum mendengar itu, lalu ia menepuk-nepuk bahu Niko. "Lo fokus aja sama urusan lo disana. Gue disini bakalan baik-baik aja." katanya meyakinkan Niko.

Niko hanya mangut-mangut, meng-iya-kan. Kemudian, ia berdiri sembari memakai tas dan melihat Lalisa yang masih terduduk.

"Gua duluan ya, nanti gua balik sebelum orangtua kita dateng kok, jadi pastiin lu harus baik-baik aja. Oke?" Niko menaikkan dua alisnya.

Lalisa tanpa sadar tersenyum kecil lalu berdiri sambil memegang bahu Niko sebelah saja.
"Lama juga gak apa-apa kok, sumpah." gadis itu menahan senyum lebar, apalagi ketika melihat raut wajah Niko yang seolah meremehkannya.

Sementara Niko hanya memutar bola matanya malas. "Iya deh, tau. yang gak akan kangen sama gua mah. Mentang-mentang mau pedekatean sama Revan, gua diusir, dih." sinisnya.

Lalisa terkekeh.

"Cep cep cep," gadis itu menepuk-nepuk kepala Niko pelan seakan cowok itu adalah anak kecil yang tengah marah, walaupun dirinya harus sedikit jinjit untuk mencapai pucuk kepala Niko. "Lo jangan kangen gue ya. Ya, walaupun mustahil si gue gak dikangenin."

Lalisa nyengir pede, sedangkan Niko hanya menatapnya datar. Ia mendengus pasrah.

Kemudian, Niko pun menurunkan pelan tangan Lalisa di kepalanya, dan menatap licik gadis itu,

"Kita liat aja ya, siapa yang paling dikangenin disini," ucap Niko seraya smirk, lalu tangannya gantian yang menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Lalisa. "Gua pamit, dah.."

YoursWhere stories live. Discover now