bagian 29

1.3K 204 63
                                    

"Lalis!"

Niko memanggil nama Lalisa di depan pintu rumahnya. Ya, cowok itu baru saja sampai dengan masih menenteng tas berisikan baju-bajunya.

Tok tok tok

Daritadi Niko mengetuk pintu tapi tidak ada yang buka sama sekali, akhirnya ia melihat jam di pergelangan tangannya sebelum akhirnya merogoh saku celana untuk mengecek HP.

"Dia ini tidur apa belum pulang ya?" Gumamnya sekaligus menelepon Lalisa.

Menunggu.

Tidak ada sahutan sama sekali, alias tidak diangkat oleh gadis itu.

"Angkat dong Lalis! Shit." Niko mematikan sambungan teleponnya, lalu memutuskan untuk menghubungi Revan yang diyakini tahu keberadaan Lalisa karena gadis itu sempat meminta izin pergi bersamanya.

"Halo?"

Niko sedikit legah karena cowok itu mengangkat teleponnya. "Lalis dimana?" Tanyanya to the point.

"OH ANJIR LALIS! ASTAGA GUA LUPA."

Niko mengernyitkan alis ketika mendengar Revan terkejut karena ia ingat sesuatu.

"Kenapa? Lalis dimana sekarang? Lu lagi sama dia, kan?" Tanya Niko mulai panik.

"Sumpah Nik, gua lupa gua udah janji mau jemput Lalis di club. Cuma sekarang keadaannya gak memungkinkan untuk gua kesitu lagi, soalnya si Nina keliatan mabuk banget gua gak tega."

Niko terbelalak. "Maksud lu? Lu ninggalin dia di club?!" Nada suara cowok itu meninggi.

"Gua gak niat ninggalin dia, cuma tadi karena Nina mabuk jadi gua anter dia pulang dulu. Kayanya Lalis masih nunggu gua, ntar gua jemput dia—

"Gak usah. Lu kasih tau lokasinya aja, nanti gua kesitu." Niko langsung mematikan sambungan teleponnya dan segera masuk ke dalam mobil.

*****

"Lalis ayo balik!" Chika yang sudah berdiri di samping Dimas tengah menarik-narik lengan Lalisa yang sedang sandaran di sofa club. Ia tengah mabuk berat karena permainan truth or dare itu.

Lalisa menggeleng, ia menepis tangan Chika. "Gak. Lo pulang duluan aja sana, gue mau tunggu Revan. Nanti dia nyariin gue lagi." katanya serak dengan mata yang sangat sayu juga berkaca-kaca, badannya pun sudah sangat lemas bahkan untuk berdiri saja tidak mampu.

Chika melihat temannya itu dengan penuh kasihan, pasalnya sudah dua jam gadis itu menunggu Revan, tapi tak kunjung datang.

"Sayang ini gimana?" Tanya Chika pada Dimas.

Dimas mengusap-usap bahu Chika yang terlihat sangat khawatir dengan temannya. "Nanti juga Revan ke sini, kita duluan aja."

"Ih kamu mah! Revan udah dua jam loh gak balik-balik. Nanti kalo taunya dia lupa gimana? Nanti kalo Lalis diculik disini gimana? Mana dia udah teler banget lagi."

"Abis gimana lagi, Mama kamu udah neleponin. Nanti aku bisa kena omel karena ngajak anaknya pulang lebih dari jam dua belas malem. Lagian Lalis sendiri kok yang gak mau pulang, keukeuh nunggu Revan. Emang kamu mau aku gak direstuin mama kamu, karena gak nepatin janji?" Tanya Dimas berusaha meyakinkan Chika yang tengah menimang.

Ya, gadis itu mendesah berat dan melihat Lalisa penuh sendu. "Maafin gue ya Lis, abis Lo gak mau bareng!" Ucapnya pada Lalisa.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang