Bagian 20

14.1K 1.3K 167
                                    

"Lalis, bangun,"

Suara itu? Aku menyukainya.

Telapak tangan nan hangat itu mengelus pipi seorang gadis yang tengah berbaring di rumput-rumput. Yaps, ia memakai gaun layaknya Cinderella.

"Lalis ini Revan."

Suara lembut itu membuat gadis yang disebut Lalis bergerak dengan kedua bola mata yang secara perlahan terbuka. Ia mendengar suara pangerannya.

"Hmmm...," Lalisa mulai mengucek kedua matanya, sebelum akhirnya sulet itu benar-benar terbuka dan langsung bertatapan dengan wajah tampan milik pangerannya. Siapa lagi kalo bukan Revan.

"Revan?" Revan segera mengembangkan senyuman manisnya. Yaps, senyuman favoritnya Lalisa.

"Morning, Lalis." Ucap cowok yang memakai pakaian layaknya pangeran.

Lalisa pun tersenyum. Ia bahagia dengan hidupnya sekarang, bersama Revan.

"Morning too Revan. Ummm..., Revan jangan tatapin wajah Lalis terus-terusan." Lalisa mengulum bibirnya, dan langsung membuang muka dikarenakan semburat merah di kedua pipinya.

Sontak, Revan pun menyurutkan kedua sudut bibirnya menjadi tidak tersenyum. Ia malah mengernyitkan alis.

"Kenapa?" Tanya Revan.

"Lalis jelek kalo baru bangun tidur, Lalis takut Revan gak suka." Jawab gadis lugu itu, tersipu malu.

Dan, seulas senyum pun kembali ditunjukkan Revan. Sekarang, jempolnya mengusap lembut dagu Lalisa, dan ia kembali menatap dalam-dalam wajah gadisnya.

"Revan akan selalu suka Lalisa. Lalisa akan selalu cantik di mata Revan." Katanya lembut, terdengar seperti gombalan, tapi mampu membuat Lalisa ngefly seketika.

Yaps, gadis itu semakin dibuat melayang, apalagi ketika ia sengaja mengalihkan mata dan kembali bertatapan dengan Revan yang sudah berjarak dekat.

"Can i kiss you?" Tiba-tiba saja Lalisa berbicara seperti itu tanpa sadar.

Alis seorang cowok di depan Lalisa berkerut, ketika ia mendengar gadis yang tengah tertidur pulas di kasur tiba-tiba berbicara dengan keadaan mata tertutup. Ditambah, Lalisa sekarang senyum-senyum sendiri.

"Apaan sih ini anak! Ngigo kali, ya?" Niko yang terduduk di tepi kasur Lalisa hanya bisa menggeleng, lalu setelah itu ia kembali menggoyang-goyangkan kedua bahu Lalisa.

"Woi...., bangun!!!!" Teriak Niko kesal, karena daritadi gadis yang senyum-senyum sambil tidur itu tak kunjung bangun.

"I will." Lalisa sumeringah, kemudian ia menyelipkan jarinya ke jemari Revan yang setelah itu ditariknya tubuh Revan agar lebih dekat dengannya.

Lalisa mulai memejamkan kedua matanya, begitupun Revan ketika wajah keduanya mulai dekat bersamaan dengan nafas yang mulai terasa di permukaan pipinya.

1
2
3—

Cup.

Cup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
YoursWhere stories live. Discover now