Bagian 12

26.2K 2.5K 121
                                    

Seorang gadis tengah mengayunkan kedua kakinya di atas ayunan yang tempat duduknya terbuat dari kayu dan hanya diikat dengan tali tambang.

"Masih lama gak sih? Perasaan lo gak suruh gue ngapa-ngapain deh!" desis Lalisa seraya memoncongkan bibirnya sebal, karena laki-laki yang tengah sibuk memotret pemandangan tak sama sekali menoleh ke arahnya.

Niko masih fokus terhadap obyeknya yaitu kupu-kupu yang sedang singgah pada putik bunga. "Sssttt!"

Satu
Dua
Tig...

"Niko!!!" kupu-kupu itu langsung terbang saat Lalisa berteriak sambil berdiri dari duduknya.

"Yah..." Niko menurunkan kameranya dan matanya mengikuti kupu-kupu itu terbang hingga tidak terlihat lagi, kemudian berbalik melihat Lalisa yang sedang berjalan mendekatinya. "Lalis... Astaga objek indah gua jadi terbang, kan! Suara lu sih nyaring banget kaya bebek!" cibir Niko.

"Heh, Niko! Salah sendiri sejaman lo kacangin gue. Lo itu sadar gak sih? Objek indah tuh daritadi ada bersama lo." Lalisa geram saat sudah berada di hadapan Niko.

Niko menautkan kedua alisnya dengan bingung. "Siapa?" tanyanya.

Dan seketika Lalisa mengembangkan kedua sudut bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman malu. "Nih," ia menunjuk dirinya sendiri sebagai objek indah untuk di foto.

Melihat tingkat kepedean Lalisa yang tinggi, membuat Niko hampir saja tertawa lepas kalau saja ia tidak menahan bibirnya yang sudah berkedut daritadi. "Bah... Gue gak salah denger, kan. Indah darimana, bibirnya aja daritadi manyun. Huh!" sahut Niko.

Lalisa kembali mencemberutkan raut wajahnya dan memukul dada Niko dengan pelan. "Ya abis lo lama! Cewek secantik gue dianggurin. Huh, gue pikir ya lo ancem-ancem gue biar gue itu ikut sama lo dan jadi model rolenya, tapi apa?!" desisnya sambil berkacak pinggang dan membuang muka.

Niko diam-diam tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah Lalisa yang seperti anak kecil jika sedang ngambek.

"Lagian emang lu bisa gaya?" Niko menaikkan alisnya sebelah, dan tak yakin gadis itu bisa menjadi modelnya.

Sontak Lalisa langsung beralih melihat Niko lagi dengan senyum yang mengembang. Ia seperti diberi harapan. "Bisa!" jawabnya cepat dengan menunjukkan ekspresi yang meyakinkan.

"Tunggu sebentar!" Lalisa segera membalikkan badannya dan berlari mendekati bunga-bunga yang bermekar indah, kemudian dicabutnya bunga tersebut lalu berbalik lagi menghadap Niko yang wajahnya terhalangi kamera karena ia sedang memoto sesuatu. Dan itu sangat menjengkelkan bagi Lalisa.

"Niko!!!" teriak gadis bawel itu membuat Niko menurunkan lagi kameranya dan menautkan kedua alisnya.

"Apa?"

Dasar cowok gak peka. Lalisa mengelus dadanya menahan emosi karena cowok itu tidak juga mendengar perintahnya. "Niko, Lalis kan nyuruh Niko fotoin Lalisa!" kesalnya.

Sementara Niko hanya terkekeh geli sambil berjalan mendekati Lalisa, dan mengacak-acak pucuk rambut gadis itu. "Heh, gue itu cuma poto pemandangan." ucap Niko.

"Yaudah fotoin gue!" pinta Lalisa dan saat ingin bergaya seperti sedang mencium bunga itu sambil berkacak pinggang sebelah, tiba-tiba Niko melangkah melewatinya tanpa memotret. Sontak wajah gadis itu kembali mendatar, bahkan tangan pun ikut turun bersama bunga itu.

"Emang gue sejelek itu apa?! Nyebelin ish..." gerutu Lalisa lalu membuang bunga itu dan pergi mengejar Niko.

🔥

Lalisa turun dari motor CBR milik Niko saat laki-laki itu menghentikan kendaraannya di pekarangan rumah Niko. Gadis itu membuka helmnya dan menaruh kasar benda tersebut pada Niko hingga ia tersentak, dan setelah helm itu selamat ditangan Niko, Lalisa nyelongong pergi dengan raut wajah yang masih kesal tanpa mengucapkan sepatah kata pun, bahkan dari perjalanan.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang