Part 16

478 92 68
                                    

Minggu siang di Stack Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu siang di Stack Jakarta....

Dhika dan Sonya sedang makan siang berdua, dengan ditemani cheese fries, dua porsi steak stack, dan dua gelas iced tea. Sonya duluan yang mengajak gara-gara tergoda oleh Instagram Stories temannya.

"Akhirnya kita makan bareng lagi ya," ucap Sonya sambil mencomot cheese fries.

"He'eh. Terakhir kali kita makan bareng kayaknya pas di Petak Sembilan, deh," balas Dhika yang tampak lahap menyantap steak stack.

Memang benar, terakhir kali Dhika dan Sonya makan berdua usai pulang sekolah di kawasan Petak Sembilan, tepatnya di kedai Laksa Lao Hoe. Kemudian esok harinya Dhika pingsan di sekolah saat mengukuti pelajaran olahraga.

"Eh iya, gimana hasil periksa lo kemarin?"

"Kata dokter, hasilnya beberapa hari lagi jadi. Nanti mama gue dikabarin."

"Gue penasaran. Gastroskopi tuh kayak gimana, sih?"

"Jadi gini. Pasien berbaring menghadap ke sebelah kiri, habis itu mulut pasien dimasukin alat yang namanya endoskop."

"Endoskop itu alat kayak gimana?"

"Selang tipis yang dilengkapi lampu sama kamera,"

"Waktu lo jalani tindakan itu, apa yang lo rasain?"

"Nggak nyaman. Pengen muntah rasanya pas itu alat masuk mulut,"

"Tapi lo nggak papa, kan? Maksud gue, lo nggak muntah beneran gitu."

"Ya nggaklah. Mau ditaruh mana muka gue kalau beneran muntah?"

"Oh, syukur deh kalau lo nggak muntah."

Sama halnya dengan keluarga Dhika, Sonya juga berharap Dhika hanya sakit perut biasa dan tidak mengidap penyakit serius. Sonya tidak mau apabila nanti Dhika sungguhan mengidap penyakit serius dan pergi meninggalkan dunia ini, karena ... Sonya belum mengutarakan perasaan pada Dhika.

Seperti momen siang ini, saat Dhika dan Sonya makan berdua. Harusnya bisa menjadi kesempatan Sonya untuk jujur bahwa dirinya menyayangi Dhika lebih dari sahabat. Tentu dia paham, diterima atau tidak, itu urusan nanti. Tetapi, Sonya juga sadar bahwa dirinya perempuan.

"Son, lo lagi mikirin apa?" Dhika bertanya heran, sedangkan si empu tak sadar jika dirinya tengah melamun.

"Eh ..." Sonya terkejut ketika suara Dhika membuyarkan lamunannya.

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Dhika.

"Nggak, kok. Nggak tahu kenapa gue ngelamun gitu aja," jawab Sonya asal.

Gue pengeeenn banget jujur sama lo, Dhik. Sayangnya gue nggak ada nyali buat ungkapin itu karena gue cewek. Tapi di sisi lain, gue nggak mau kalau lo nanti digebet sama cewek lain.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang