Part 12

538 108 25
                                    

Tepat pukul 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 08.30 WIB, datanglah sosok wanita bertubuh mungil dengan rambut panjang sebahu di area SMA Labschool Kebayoran. Raut wajahnya tampak bingung, mungkin saja ia sedang mengkhawatirkan keadaan seseorang.

Wanita yang dimaksud adalah Safira. Ketika suami dan anak pertamanya baru saja berangkat kerja, ia mendapat telepon dari Sonya. Gadis itu berkata padanya, apabila anak bungsunya itu pingsan di lapangan.

Sebagai ibu, tentu saja Safira tak tinggal diam. Ia langsung meminta tolong Pak Budi—yang tak lain adalah supir keluarga Adijaya—untuk mengantarkannya ke sekolah Dhika.

"Permisi, Tante."

Seorang gadis menghampiri Safira. Gadis berambut panjang itu masih memakai baju olahraga SMA Labschool.

"Ada apa, ya?" tanya Safira.

"Maaf kalau saya lancang, Tante. Saya mau tanya. Tante ini mamanya Dhika, bukan?"

"Iya, betul. Saya mamanya Dhika. Kamu kenal anak tante?"

"Saya Utari, teman sekelasnya Dhika dan Sonya. Kebetulan tadi saya satu kelompok shuttle run sama mereka."

Gadis yang menghampiri Safira adalah Utari. Sebenarnya, Utari hendak menuju kelas. Namun tak sengaja ia melihat Safira. Firasat gadis itu seolah mengatakan bahwa Safira adalah mama Dhika, dan firasatnya terbukti.

"Tadi tante ditelfon Sonya, dia bilang kalau Dhika pingsan. Tante langsung aja minta tolong supir buat antar tante ke sini."

"Iya, Sonya disuruh ketua kelas buat telfon tante. Terus pas Sonya selesai telfon sama tante, akhirnya Dhika bangun."

"Dhika udah bangun? Alhamdulillah, lega dengarnya." Safira bernapas lega, merasa dirinya tiba di sekolah pada waktu yang tepat.

"Tante bisa minta tolong kamu buat antarkan tante ke ruang UKS?"

"Bisa, Tante. Mari saya antar."

****

Masih di ruang UKS. Brian dan Sonya menjaga Dhika dengan baik. Walau sudah bangun, Dhika masih terbaring di atas brankar.

"Dhika, lo kenapa tadi nggak bilang gue aja sih kalau lo sakit perut lagi? Kan gue bisa ngomong ke Pak Ilham," tukas Sonya.

"Gue nggak mau ngerepotin elo, apa lagi hari ini shuttle run."

"Terus tadi pas kita lari, perut lo gimana?" giliran Brian yang bertanya.

"Waktu anak-anak dikasih penjelasan tentang latihan kecepatan, perut gue mulai sakit. Sakitnya sih sempat hilang sebentar. Eh habis itu perut gue sakit lagi. Jadilah gue nahan sakit perut dari awal shuttle run sampai selesai dan ending-nya gue pingsan."

Kemudian masuklah Safira dan Utari ke dalam ruang UKS. Rasa khawatir wanita itu kembali muncul, kala ia melihat Dhika terbaring di atas brankar UKS.

Sekali Ini Saja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang