Take 14 🎬 Romeo Sakit

40.1K 4.6K 593
                                    

"Gimana? Enak nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Enak nggak?"

Romeo tidak langsung menjawab pertanyaannya, membuat Savanna harap-harap cemas. Seolah sedang dihadapkan dengan chef diacara memasak, Savanna tegang luar biasa.

"Nggak enak ya?" Savanna menghela napas pelan.

"Enak kok," ucap Romeo sambil tersenyum tipis. "Mukanya nggak usah lucu gitu, nanti ayamnya malah cemburu."

"Kok gitu?" tanya Savanna tidak mengerti.

"Soalnya aku lebih suka lihatin kamu daripada makan ayamnya."

Tidak usah ditanya. Iya, kedua pipi Savanna merona hebat. Astaga, apa Romeo baru saja menggombal?

"Jadi masakan aku enak?" tanya Savanna lagi.

Romeo mengangguk. "Emangnya tadi nggak dicobain?"

"Dicobain. Takutnya selera lidah kita beda, makanya aku takut itu nggak enak." Savanna meringis. "Tapi syukur deh kalo kamu suka."

Romeo meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. "Masa sih beda, coba deh."

"Coba apa?"

"Lidahnya. Aku nggak percaya kalo rasanya beda."

Savanna melotot. Gadis itu langsung mengalihkan tatapannya dan bingung harus merespon bagaimana. Ada apa dengan Romeo? Apa setan penuh ke-uwu-an di lokasi shooting menempel pada Romeo sampai-sampai lelaki itu bersikap manis? Atau memang, peran yang masih kebawa ke real life?

Savanna, kan, nggak kuat kalo lama-lama begini.

"Savanna," panggil Romeo.

"I-iya?"

Lelaki itu tertawa. "Kenapa sih? Salting ya?"

Bola mata Savanna semakin bergerak tak tentu arah. Kemana saja, asalkan tidak melihat Romeo!

"A-apa sih! Udah, lanjut makan aja sana! A-aku mau panggil Kak Dito dulu."

Savanna langsung beranjak dan cepat-cepat pergi meninggalkan dapur. Degup jantungnya tidak bisa ia kendalikan. Savanna takut Romeo akan mendengar debaran jantungnya yang menggila.

Setelah memanggil Dito untuk makan, Savanna kembali ke dapur untuk mencuci piring.

"Savanna," panggil Romeo.

Savanna menahan napas sejenak sambil mengusap dadanya pelan. "I-iya?"

"Besok ... bisa temani aku?"

"Kemana?"

"Makan malam di rumah nenek."

Savanna sontak menoleh. Lain halnya dengan Dito yang tampak biasa saja, atau lebih tepatnya tidak peduli dan tetap anteng menghabiskan  makanannya.

"A-aku? Ikut kamu makan malam?" tanya Savanna memastikan.

Romeo mengangguk.

"Engh..." Savanna mengerjap pelan. "Kayaknya nggak perlu. Itu kan acara makan malam keluarga kamu. A-aku nggak pantes ada di sana."

DATING FANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang