03. Overthink

4 0 0
                                    


Pemalu, pendiam, nolep, judes, dan lainnya. Banyak panggilan lain yang telah kukumpulkan selama aku hidup di planet bernama Bumi ini.

Aku pemalu? Mungkin benar. Self-esteem ku yang dibilang cukup rendah ini dan kecenderunganku untuk overthinking.

"Yang pede, dong!" "Be yourself aja,"

Tapi bagaimana caranya? Kalian menghakimiku dalam perkara paling kecil sekalipun, jadi bagaimana aku menjadi diriku sendiri jika diriku yang 'asli' ini penuh ketidaksempurnaan dan juga tidak sesuai ekspetasi kalian?

Pendiam.

Mungkin itu benar, aku akan diam jika aku tak tahu harus berucap apa. Apalagi kau orang asing, aku tak tahu apa yang kau sukai, aku tak tahu apakah kau sudah mempunyai seorang kekasih, aku tak tahu apakah kau bekerja atau seorang pengangguran.

Aku tidak tahu maka aku diam.

Dan kenapa aku tidak bertanya? Aku tak tahu. Jika aku bertanya dan pertanyaan itu sensitif bagimu. Panggilan apalagi yang akan aku terima? Orang yang tak punya hati?

Jangan salah, pikiranku sangat sangat berisik. Otakku selalu berdesing memikirkan apa yang harus kulakukan. Apa yang harus kukatakan? Apakah aku harus tertawa sekarang? Atau apakah aku diam saja? Dan itu berlangsung setiap hari, setiap jam, setiap detik.

Nolep.

Aku tak tahu. Tentunya aku masih hidup dan masih punya hidup untuk diurus sendiri. Kehidupanku sendiri yang sama sekali bukan urusan orang lain. Bukankah orang yang mengurusi hidup orang lain adalah orang yang lebih 'nolep' daripada aku?

Judes? Sombong? Egois? Betapa aku ingin tertawa. Ya, ya. Silahkan sebarkan juga kepada yang lain. Aku sombong, aku egois. Tapi bukankah itu lucu, menyuruhku untuk lebih 'pede' dan begitu aku mencoba percaya diri sedikit saja, secuil dari ego kalian yang besar itu, apa yang kalian bilang?

Sombong.

Jadi pikirku, aku tak perlu jadi diriku sendiri. Tidak terima kasih, aku lelah. Lelah dengan semua ekspetasi. Aku akan tidak menjadi siapa-siapa. Bukan diriku sendiri, bukan orang lain.

Siapa kau tanya?

Aku tidak tahu. Aku tidak tahu diriku sendiri.

Siapa yang kusebut 'aku' ini?

Apakah 'aku' nyata?

Ah, sudahlah.

Clair de LuneWhere stories live. Discover now