Bagian 1🍭

17.5K 1.2K 104
                                    

  #Maaf Banyak Taypo ya:)
#Tinggalkan Vote dan Komen :):)

06.00

"Selamat pagi dunia, semoga pagi ku ini menyenangkan," monolog Caca pada dirinya sendiri.

Pagi mungkin bagi kalian adalah hal yang menyenangkan karena bisa berkumpul dengan keluarga di meja makan dan bercanda bersama.

Tapi tidak untuk Caca, dipagi ini Caca tak pernah yang namanya makan bersama ataupun bercanda bersama. Karena jika dia bergabung untuk makan bersama pasti semuanya akan bubar. Maka dari itu Caca lebih sering menunggu jika keluarganya sudah meninggalkan meja makan, disitulah Caca baru bisa makan, walaupun dia sangat ingin makan bersama keluarganya.


Menuruni tangga dengan senyuman mengembang, tapi senyuman itu memudar ketika melihat keluarganya pergi meninggalkan meja makan. Melihat mamahnya yang ingin pergi, Caca sempat menahan dan berbicara.

"Mah, kapan Mamah mau menganggap Caca jadi anak Mamah sama Papah lagi," lirih Caca dengan posisi menundukkan kepala dan menggenggam tangan Mamahnya.

Plakk

"Nggak mungkin dan nggak akan terjadi,camkan itu Pembunuh."  Menampar pipi Caca dengan keras tak lupa mendorong tubuh Caca sampai membentur meja.

Brugh

"Aw," ringis Caca. Luna pergi begitu saja meninggalkan Caca yang sedang menangis.


"Hiks hiks kapan kalian menganggap aku ada di keluarga ini Mah, Pah, Kak Ando." Disela suara lirih Caca, tepatnya dibelakang tembok disitulah Ando merasa iba kepada adiknya.

Tapi karna lebih besar rasa kebenciannya itu membuat Ando membuang jauh-jauh rasa iba kepada Caca.

•Sekolah•

Menyusuri koridor dengan wajah menunduk. Banyak anak kelas lain yang menyapa Caca, sesekali Caca membalas sapaan itu.

Toilet tujuan pertama Caca untuk membasuh muka dan menghilangkan rasa sakit yang dirasakanya atas perbuatan keluarganya.

Membasuh muka dan bercermin melihat matanya yang agak sembab sebab menangis tadi.

"Jangan jadi anak cengeng, Caca harus kuat," monolog Caca di depan cermin.

Meninggalkan toilet dan menuju kelasnya X ips 1, Caca terkenal dengan keramahanya, kecantikan dan kepintaran yang membuat dia dikenal banyak murid di SMA TARUNA JAYA.

Brukk!!

"Au," ringis Caca badanya terhempas jatuh kebawah dan mendaratkan pantat dengan mulus.

"Maaf, lo gk papa?" Menjulurkan tanganya  membantu Caca untuk berdiri.

Caca menerima juluran tangan dari sang empu yang menabrak. Entah kenapa jantung mereka berdua berdetak sangat cepat. Apakah ini yang dinamakan cinta?

"Makasih," ucap Caca seraya membersihkan roknya yang terkena debu.Berpandangan beberapa detik membuat rasa berdebar pada keduanya.

"Maaf, tadi gue nggak sengaja."

"Nggak papa kok, btw lo anak baru ya?" tanya Caca pada laki -laki didepanya.

"Ya gue anak baru, kenalin nama gue Arkan". Menjulurkan tangan pada Caca dan disambut Caca dgn baik.

"Nama gue, Caca." Melepas juluran tangan dari Arkan dan langsung pergi meninggalkan Arkan yang menatapnya bingung.

"Lah kenapa tuh cewek malah pergi, gue kan mau tanya dimana kelas X ips 1," ucap Arkan pada dirinya sendiri.

Sementara dilain tempat ya itu dikelas,Caca sedang meredakan detakan jantungnya yang sangat amat cepat, baru pertama kali dia merasakan detakan ini.

Kring kring kring

Bel masuk berbunyi, para siswa maupun siswi yang di luar kelas berhamburan masuk ke dalam kelas.

"Assalamualaikum, anak-anak." Pintu terbuka menampilkan guru yg sangat cantik, dia tidak sendirian dia bersama murid baru.

"Waalaikumsalam, Bu," jawab seluruh murid yang ekor matanya tak lepas dari seseorang yang berjalan di belakang Bu Mega.

"Eh, pangeranku ya aAlah."

"Bu yang di belakang suruh kenalan dong."

"Bang, dedek hatinya jedag jedug."

"Uluh-uluh ganteng pisan ey."

Itulah clotehan dari teman-teman Caca,Caca sendiri hanya diam dan menunggu si murid baru untuk memperkenalkan diri.

"Nak, silahkan perkenalkan dirimu," ucap Bu Mega yg diberi anggukan simurid baru.

"Ehm, perkenalkan nama saya Arkan Putra Pratama, kalian boleh manggil saya Arkan,minta bantuan juga untuk kalian semoga saya betah dikelas ini." Ekor mata Arkan tak sengaja bertubrukan dengan mata Caca, membuat kedua sijoli itu terheran karena mereka satu kelas.

"Ok nak Arkan, kamu bisa duduk disebelah bangku Caca karna masih kosong." Perintah Bu Mega yg langsung dilaksanakan oleh Arkan.

"Wih Caca, menang banyak ey."

"Ca, tukar tempat dong."

"Caca, bakal nggak fokus belajar itu."

Caca yang mendengar bacotan para cabe-cabean dikelasnya hanya diam saja, karna percuma jika dia melawan.

"Sudah anak-anak, mari kita lanjut belajar," ujar  guru yang langsung di angguki oleh semua murid.

#BAKAL DIUSAHAIN BUAT UP TERUS KO:)
#MAAF KALO MASIH BERANTAKAN

#TINGGALKAN VOTE & KOMEN
MAKASIH

Tangisan Caca[END]Where stories live. Discover now