terus bertambah

42 14 7
                                    

Sang fajar mulai menampakkan dirinya, setelah kejadian semalam, stevanny seakan lupa apa apa yang telah dia lakukan.

Pagi yang biasanya diawali dengan pertikaian,kini berubah menjadi sunyi, lantaran kedatangan Sello yang membuat kedua orang tuanya berdamai, hanya sementara waktu bukan untuk selamanya.

Stevanny keluar dari kamar, lengkap dengan seragam dan sweater yang digunakan untuk menutupi bekas karya yang semalam di buat oleh dirinya.

Berbeda dengan stevan, pagi ini dia tampak lebih segar dari hari hari sebelumnya, mungkin karna kedatangan saudara nya itu, membuat Stevan menjadi bersemangat.

Si kembar berjalan beriringan menuju meja makan dan jangan lupa senyum yang terpaksa yang muncul di bibir Vanny, keadaan cukup berbanding terbalik dengan tadi malam, Sello mulai menyapa adik kembarnya.

"Pagi Inny" sapa Sello dengan senyum yang merekah.

"Hm,pagi"

Stevan mendelik, kenapa hanya stevanny yang disapa? Bukannya dia juga berada di sini, sello tersenyum geli melihat reaksi Stevan.

"Biasa aja kali, pagi stev"

"Ya" balas stev.

Stevan dan stevanny duduk di meja makan, mereka mulai memakan sarapan masing-masing, sarapan pagi ini dibuat Langsung oleh Sello.

°°°

Setelah acara sarapan tadi, kembar berangkat ke sekolah, tentunya diantar Sello sampai ke gerbang.

Tak ada percakapan antara Vanny dan Sello yang ada hanya ocehan tidak penting dari stev.

Sesampainya di sekolah,Vanny keluar dari mobil dan berjalan cepat, tidak menghiraukan panggilan stev dan Sello,Sello hanya bisa memahami adik perempuan satu satunya itu.

Stevanny berlari menuju kelas dan keberuntungan lagi lagi tidak berpihak pada Vanny.

Pagi ini, Vanny di sambut dengan cibiran yang berasal dari mantan teman SD nya dulu dan jangan lupakan dua gadis yang mencegat Vanny di hari pertama, mereka mulai mengusik stevanny dengan berbagai macam cara, salah satu contohnya dengan mengatakan bahwa Vanny bukan gadis baik baik.

Keadaan stevanny memburuk seiring berjalannya waktu hari ini, lihat saja sweater nya sudah tak lagi berbentuk karna di gunting teman sekelasnya.

***

Bel pulang sudah berbunyi 15 menit yang lalu, tapi Vanny belum berjalan keluar dari ruang kelasnya,sebab anak anak nakal yang membully nya masih berdiri di depan pintu.

Stevanny berucap syukur, hari ini kelas susah selesai dan itu berarti penderitaan nya juga selesai, tak lupa Vanny mengucapkan syukur.

"Alhamdulillah,penderitaan hari ini selesai juga"

Ucapan syukur Vanny di dengar oleh salah seorang siswa pembully, mereka tertawa melihat keadaan nya yang terbilang cukup mengenaskan.

"Gue kira dia atheis, guys" Evan tergelak setelah mengucapkan itu.

"Aku nggak atheis!!" ucap Vanny seraya berlari dan menangis.

Saat sampai di parkiran, Vanny berusaha menghapus air mata nya sebab Stevan tidak suka saudari nya menangis.

Stevan tersenyum melihat stevanny yang berlari ke arah nya, merasa ada yang jangal dengan Vanny,stev langsung memeluknya.

"Vanny kenapa? Gue tau,Lo lagi dalam masalah,vanny" seru Stevan pada saudarinya.

"I'm fine,stev"

"Oke,gue percaya tapi awas kalau lo bohong" ancam stev

"Seep"

Vanny dan Stevan naik angkutan umum,merasa terlalu merepotkan untuk meminta di jemput pulang.

Dipertengahan jalan,terdengar suara perut yang berasal dari perut stevan.

"Laper ya ?"tanya Vanny dan dijawab dengan anggukan oleh Stevan.

"Kita makan diluar atau Lo mau masak?"

"Makan diluar aja"

"Oke princess"ucap Stevan yang dibalas senyuman oleh Vanny.

Sesampainya di rumah mereka malah disambut dengan 2 orang yang sedang bertengkar didepan mereka, tandanya Sello sudah berangkat kerja.

Saat melewati kedua orang itu Vanny tiba tiba di dorong sampe jatuh

Bruk

"abis darimana kamu baru pulang? Mau belajar jadi jalang? HAH!!"ucapan kasar dari Olivia sukses membuat mata stevanny berkaca-kaca,sedangkan Stevan di tampar oleh papa.

Plakkk

"Punya anak nggak pernah bikin bangga!!"amarah Maulana yang di lampiaskan ke anak nya.

Melihat emosi maulana tersebut,amarah stev terpancing karna tamparan barusan.

"PAPA SAMA MAMA NGGAK ADA BEDANYA..SAMA-SAMA NGGAK ADA HATI..ANAK SENDIRI DI TAMPAR DI JAMBAK..KALIAN PUNYA OTAK NGGAK SIH?!!!" Stev mengeluarkan semua kekesalannya,kedua orang tuanya langsung diam dan pergi begitu saja.

Vanny lari ke kamarnya sambil menangis sejadi nya sedangkan stev hanya bisa mengepal kan tangan.

Stevan POV

Argh kenapa mereka nggak punya otak?

gue dan Vanny kan anak mereka.tapi,kenapa Vanny tadi disekolah menangis dan pas pulang sekolah mata nya bengkak seakan akan sudah menangis lama, dia emang nggak pernah mau jujur sama gue.

Herman gue sama keluarga ini, ah sudahlah mending gue tidur.

Pranggg

Eh bentar itu suara gelas pecah kan, paling kucing.

Stevan merebahkan dirinya, eh.. dirumah kan cuma ada gue sama vanny,jangan bilang itu Vanny.

Author POV

Pranggg

Suara itu berasal dari dapur, setelah mendengar suara itu Stevan langsung lari dari kamarnya ke dapur dan di dapur Stevan menemukan Vanny yang sedang berdiri melihat pecahan kaca dari gelas.

"apa yang terjadi? Lo ga luka kan?"Stevan Bertanya kepada Vanny namun Vanny hanya diam.

"Gue nggak bicara sendiri ini,jawab kek, stevanny!!"stev mulai kesal dengan sikap diam Vanny, dia berjalan menuju kamar dengan tatapan kosong .

'vanny Napa dah,aneh bat sekarang'batin stev.

Tak terlalu ambil pusing Stevan langsung membersihkan pecahan kaca tadi agar tidak ada yang menginjak nya.

Kita pindah ke Vanny. Vanny berjalan ke kamarnya dengan tatapan kosong dan saat duduk di kasur Vanny mengingat kejadian ya baru saja terjadi.

Flashback on
Setelah kejadian di ruang tamu, Vanny masuk ke kamar dan hanya duduk sambil ngelamun. Vanny merasa haus, lalu dia pergi ke dapur tapi pada saat di dapur Vanny malah tak fokus dan akhirnya saat akan mengisi air ke gelasnya,gelas itu jatuh dan pecah.

Prangg

Vanny terkejut dan hanya bisa diam.beberapa saat kemudian Stev datang dengan wajah khawatir.

"apa yang terjadi? gada yang luka kan?"Stevan Bertanya kepada Vanny namun Vanny hanya diam.

My Depression (Revisi)Where stories live. Discover now