tujuh puluh.

92 5 0
                                    

-A letter from Jeon Wonwoo

"Berkutat dengan waktu emang makan banyak banget kesabaran. Tapi kalo diyakini bisa membuahkan hasil yang indah, gimana lo gak mau berjuang demi semuanya?

Kala itu, kita dipertemukan, pas Calysha masih dikuncir dua saat MOS di SMA kami berlangsung. Calysha, yang milih duduk di kursi sebelah gue, saat disuruh kakak kelas kami untuk mencari teman sebangku yang lawan jenis.

Gue juga inget, waktu Calysha minta tolong gue untuk anterin dia pulang, tapi karena gue tau kalau saat itu, sahabat gue, Kim Mingyu, juga suka sama dia, jadi gue malah menyuruh dia untuk pulang sama Mingyu.

Bodohnya gue, saat gue tau mereka mulai deket, gue mencoba buat menjauh. Biar Calysha nya nyaman, dan biar hati gue juga nyaman.

Sooner, we graduated from High School, and we choosed our different paths of life.

Calysha akhirnya dimiliki oleh sahabat gue, Kim Mingyu.

Saat gue tau akan hal itu, gue mulai memfokuskan diri gue dengan hal-hal positif lainnya, (sekali lagi) agar hati gue nyaman.

Later, they broke up. For good, they said.

Dan mungkin ini saatnya giliran gue untuk jagain Calysha. The lover of mine.

Gue coba kejar dia, when I couldn't in the past.

And here we are.

Atas nama bunga matahari, gue mau hidup bersamanya.

Bunga matahari-nya gue.

Hanya milik gue.

Yaitu, Calysha Putri.

.........

Sha, maukah kamu menua denganku?"

Disaat semua orang sibuk memberi tepuk tangan setelah mendengar sepucuk surat cinta dari Wonwoo, sang penulis malah menatap mata gue dalam-dalam, menunggu gue untuk menjawab pertanyaannya dia tadi.

Tentunya, gue mengangguk.

Tentunya, gue mengangguk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
sunflower | jeon wonwoo ✔Where stories live. Discover now