tujuh

427 63 8
                                    

Malam sebelumnya...

"Soo what's up?"

"Eh hah?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Frank.

"Kita belom selesai ngobrol soal lo datang kesini seminggu yang lalu. Ingat?" Chimon memiringkan kepalanya menatap Frank yang kebingungan.

"Ohh ituu, biasa.."

"Bang Phem?" dan dianggukkan oleh Frank, "Lo tau kan dia selalu nyuruh gue dengan embel embel 'yang terbaik buat adek'."

"Mentang mentang gue tinggal sama dia aja tuh." gerutu Frank.

Chimon kenal betul yang disebutkan oleh Frank, namanya Pluem dan dia abang dari Frank.

Bahkan Nanon dan dirinya pernah berkunjung ke rumah Frank dan berkenalan dengan abangnya itu.

"Udahlah ikutin alurnya aja, bang phem suruh lo masuk ke sini gara gara dia juga punya banyak kenalan disini jadi dia ngerasa ini baik buat lo."

"Mentang mentang keluarga gue cuma sisa dia jadi gue harus ngikutin apa yang dia mau gitu?.."

Tangan Chimon menepuk pelan pundak temannya yang sudah sama sama mabuk dengannya, bahkan sudah hampir mau menangis.

"Eh jangan nangis prengg." namun terlambat, isakan terdengar.

Frank memiringkan wajahnya ke arah lain, "Gue gak nangis.."

"Keliatan, lho." ucap Drake tepat di depan wajah Frank, wajah keduanya hanya berjarak sejengkal

Refleks Frank memundurkan wajahnya, "Sejak kapan lo disini?"

"Sejak -Hik- tadi.." lalu tumbang ke pangkuan Frank.

Ohm memutar bola matanya, "Yah ambruk lagi dia." dan mengangkat salah satu lengan Drake ke bahunya.

"Sorry ya Frank." Frank hanya mengangguk kecil dan melihat ke arah Drake yang sedang di angkat oleh Ohm.

"Udahan gak? bisa parah kalau yang lain tumbang juga." Ohm berisyarat melalui matanya untuk menuruh First memanggil mobil untuk ditumpangi.

"Iya ya, kalau tumbang semua siapa yang ngangkut kita ya?" malah Nanon yang nanya balik.

"Yahh bang First..."

"Nanti lagi bisa Marc, balik ke apart gue semua nih?"

"Paling dekat kan apart lo. Gue gatau rumah semua nya." Ohm yang sibuk mengangkat Drake di pundaknya sibuk mengarahkan yang lain untuk segera berkemas membawa barangnya dan berkumpul di lobi.

Kira kira begitulah ingatan terakhir mereka saat malam itu.

...

Kembali ke saat ini.

"Psst."

"Hm?"

"Rumah lo dimana? ini gue mau mesenin kendaraan buat lo." First menunjukkan layar handphonenya.

"Eh gausah gapapa, gue minta abang gua aja."

"Pakai taxi yang ditawarin aja Frank, bisa gawat lo kalau dijemput Bang Pluem masi bau alkohol gitu." Nanon menyerobot omongan Frank dan menepuk pundaknya.

Frank mengendus baju yang ia pakai mulai dari lengan dan belakangnya, "Emang iya?"

"Jangan ngeyel deh, gue pesanin aja ya. Ke arah mana?"

"Ke arah mall yang baru itu bang, di Shell Condo."

"Eh kalau ke arah situ Drake searah lho." tutur First, kemudian menarik orang bernama Drake yang masih setengah sadar di kursi meja makan.

"Kenapaaa"

"Balik coy, tuh sama Frank searah. Gue takut lo malah gak nyampai rumah nanti." omel First lagi, kemudian Nanon yang muncul untuk berpamitan.

"Eh cepat amat cabut nya?"

"Udah siang ini, gue ada janji sama adek gue soalnya nanti sore." Nanon dengan cepat melambaikan tangannya kemudian hilang dibalik pintu.

Disusul Chimon dan Marc yang masih satu apartemen bertetangga.

"Udah, driver nya otw." lanjut First lagi.

"Gue juga ya First, sorry gabisa lama lama." Ohm bangkit dari duduknya menyerahkan stik Playstation nya kepada Drake untuk dimainkan bersama Frank.

"Eh gue antar Ohm keluar dulu ya, takut dia aneh aneh."

"Ahaha iya."

"Halah kayak anak kecil aja lo Ohm." cibir Drake menjulurkan lidahnya sembari berteriak 'Yah kalah.'

"Bacot aja lo."

"Udah diem kalian, bentar doang kok." dengan cepat First mendorong Ohm dan keluar dari pintu.

"Main lagi gak nih?" Frank menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda kesombongannya karena menang dari Drake.

Yang di ejek malah melemparkan muka sinis nya, "Ayo. Gue gak terima kalah sama lo."

"Siap siap kalah lagi aja."

"Heh." Drake meletakkan stiknya pada lantai, berbalik badan mendongak ke arah Frank yang duduk diatas sofa sedangkan dia di lantai.

"Apa?"

"Kalau menang gimana."

Frank menautkan kedua alisnya, "Yaudah kalau menang ya menang?"

"Kalau gue menang diem ya."

"Diem gimana?"

"Pokoknya kalau gue menang lo diem."

"Gak ngomong gitu?"

"Iyalahh, gimana lagi diem tuh."

"Kalau lo kalah lagi gimana?"

Drake membuang wajahnya mengambil stiknya kembali, "Ya makanya ayo main dulu.'"

"Ay-"

"Woi jemputan kalian udah di bawah."

Belum gamenya dilanjutkan malah mereka dikejutkan dengan kedatangan First, "Matiin aja peesnya."

"Yah bang baru mau main.."

"Nanti nanti lagi bisa kan."

Frank menjulurkan lidahnya kepada Drake kemudian berdiri, "Yes."

"Dih."

"Udah cepet, sini gue semprotin parfum dulu kalian bedua."

"See you senin besok."







actor ; drakefrank / frankdrakeWhere stories live. Discover now