Gua Ajaib

21 5 10
                                    

Pada suatu hari, terdapat sepasang anak kembar perempuan dan laki-laki. Yang perempuan bernama Akai, dan yang laki-laki bernama Kiiro. Mereka sedang berjalan berputar-putar di dalam sebuah gua yang sangat besar.

Tadinya, mereka sedang mengikuti guru mereka menyusuri hutan untuk acara perkemahan sekolah. Namun, tiba-tiba Akai melihat sebuah gua yang menarik perhatiannya. Ia pun memaksa saudara kembarnya untuk memeriksa gua itu sebentar. Tapi akhirnya, disinilah mereka, berputar-putar di gua besar itu karena tersesat.

“Aduuh… Akai, kau bagaimana, sih?! Gara-gara kau, kita jadi nyasar begini!” omel Kiiro seraya melirik Akai dengan tatapan kesal. Akai hanya nyengir tanpa dosa. Kiiro pun menghela napas dan menarik tangan Akai untuk berjalan lebih cepat. Mereka sampai di sebuah pertigaan. Di salah satu Lorong pertigaan itu, terdapat cahaya berwarna ungu terang. Akai segera berlari menuju cahaya itu tanpa persetujuan Kiiro. Dengan terpaksa, Kiiro pun mengikutinya.

Setelah sampai, Akai dan Kiiro melihat sesosok gadis dengan mahkota dan gaun yang indah. “Kamu siapa?” tanya Akai pada gadis itu tanpa basa-basi. Gadis itu berbalik menghadap Akai. Ia tidak terlihat kaget sama sekali. “Namaku Violet, aku adalah ratu yang menguasai hutan ini,” jawabnya sambil tersenyum.

Ekspresi Kiiro berubah menjadi bingung, “mana ada orang yang seperti ini?” batinnya, tapi ia diam saja. sementara itu, disampingnya, Akai tampak berpikir keras. “Hmmm… kalau kamu ratu hutan ini, bisakah kamu membantu kami keluar dari gua ini?” tanyanya penuh harap.

Violet mengangguk tanpa banyak tanya. “Baiklah aku akan membantu k kalian,” katanya. Ia pun berjalan duluan dan Akai segera mengikutinya. Tapi, tangannya ditahan oleh Kiiro. “Tunggu, Akai. Kita harus hati-hati. Bisa saja dia jahat,” ujarnya, melihat ke Violet dengan tatapan curiga. Violet mendengar perkataan Kiiro. Ia pun berbalik menghadap Kiiro. “Tenang saja, aku tidak akan berlaku jahat kepada kalian, kok. Aku janji,” katanya meyakinkan mereka. Setelah itu, Kiiro akhirnya mengagguk.

Kiiro dan Akai pun mulai berjalan mengikuti Violet menyusuri lorong gua. Lorong itu makin melebar dan terdapat sungai berwarna pelangi disamping jalan yang mereka lalui. “Wah, ada sungai Pelangi! Kukira yang begini hanya ada di dongeng,” seru Akai semangat seraya berjalan mendekati sungai itu. “Hati-hati, walaupun terlihat indah, sungai itu beracun. Jangan sampai kau terciprat airnya,” Violet memperingatkan.
Mendengar itu, Akai bergidik ngeri, lalu kembali bergabung dengan Kiiro dan Violet.

Mereka berbelok di sebuah tikungan tajam, dan terlihat ada sebuah kebun mawar didepan mereka. “Wow, ada mawar ya, di gua?” kata Kiiro takjub. Violet tersenyum simpul, “tidak semua mawar ini normal. Beberapa ada yang memiliki kekuatan ajaib, baik maupun jahat. Jadi tetaplah hati-hati,” jelasnya.

Kiiro dan Akai mengangguk seraya mengikuti Violet dari belakang. “mawar yang berwarna terang memiliki kekuatan jahat, sementara yang berwarna gelap memiliki kekuatan baik. kalau yang putih itu mawar biasa,” jelas Violet saat berjalan, “jangan sampai kalian menyentuh mawar yang berwarna terang, ya,”

Kiiro dan Akai mengangguk. Mereka pun sampai diujung kebun mawar itu dan memasuki sebuah Lorong sempit. Beberapa lama kemudian, mereka tidak menemukan persimpangan atau ruangan apapun. Yang mereka lalui hanya Lorong dan Lorong lagi. “Kapan sih, lorong ini berakhir? Aku Lelah,” keluh Akai.
“Iya, untuk pertama kalinya, kau benar, Akai,” timpal Kiiro.

Violet berhenti untuk berpikir sebentar. “Oh iya, maaf. Aku baru ingat kalau kita sekarang berada di Lorong lingkaran. Lorong ini tidak akan pernah berakhir,” jelasnya dengan nada bersalah. Kiiro dan Akai pun terkejut dibuatnya. “Terus gimana?” tanya Akai. Tanpa mengatakan apapun, Violet mengetukkan sebuah tongkat berwarna putih yang sedari tadi ia bawa. Seketika, muncul sebuah portal besar berwarna ungu di dinding Lorong. “Ayo,” ajaknya seraya memasuki portal. Kiiro dan Akai pun berjalan mengikutinya.

Kiiro and Akai's AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang