Kozume Kenma ➵ Sing

9.2K 1.2K 517
                                    

*Saya mohon jangan ketawa karena fic ini berbau-bau +62 :v
*long chapter

Tinggal di Jepang sejak kelas lima SD tidak membuat (Fullname) melupakan hal-hal yang berkaitan dengan Indonesia, negara kelahirannya.

Gadis bersurai hitam yang selalu dikepang satu di bawah tengkuk itu masih terus mengikuti berita-berita terkait Indonesia hingga saat ini, hingga ia kelas dua SMA.

Termasuk tren-tren yang ada di media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube, dan yang lagi pamor akhir-akhir ini, TikTok. (Name) termasuk orang yang aktif di TikTok dengan postingan coverin lagu-lagu terkenal. Sebenarnya ketimbang posting, gadis itu lebih suka nontonin TikTok-TikTok orang lain buat hiburan diri sendiri.

Beberapa minggu terakhir, linimasa TikTok miliknya penuh dengan TikTok-TikTok kisah bucin yang diiringi backsong Pura-Pura Cinta yang dinyanyikan Cherrybelle, girlband yang pernah famous di Indonesia beberapa tahun yang lalu.

(Name) sendiri tidak begitu suka dengan lagu-lagu dari girlband ini. Akan tetapi, setiap dia scroll-scroll, pasti ketemu postingan dengan backsong lagu tersebut. Alhasil lagu Pura-Pura Cinta selalu terngiang-ngiang di kepalanya. Bahkan saat kondisi kelas super rame pun, ia masih terngiang-ngiang lagunya, seperti saat ini.

(Name) akui bahwa lagu tersebut enak didengar, ia ingin mencovernya dengan iringan ukulele miliknya. Tapi, sayang, ukulelenya rusak, senarnya putus. Ia belum beli yang baru, menunggu uang gajian ayahnya.

(Name) menyandarkan kepalanya di tembok, menatap pemandangan luar dari jendela kelas.

🎵 Awalnya ku pura-pura, lama-lama ku jadi suka, oh Tuhan, inikah yang namanya cinta 🎵

Shit

Lagu plus penyanyinya menari-nari di kepalanya. (Name) memejamkan mata lalu menghela napas pelan.

"Eh, satu kelas main truth or dare, yuk!"

(Name) membuka mata lalu melirik ke arah sumber suara. Chika, gadis yang paling aktif di kelas dan lumayan populer di seantero SMA Nekoma.

"Enggak ah, males."

"Aku gak mau nambah aib."

"Boleh, tuh!"

"Main aja sendiri."

"Eh, ayolah! Sebentar lagi kan kenaikan kelas dan kita gak akan sekelas lagi. Buat kenang-kenangan gitu!"

"Iya, jarang kan sekelas seru-seruan gitu."

(Name) menyimak perdebatan yang terjadi antar kubu 'tidak mau ikutan' dengan kubu 'ingin bersenang-senang dengan sekelas'. Ya, sebenarnya tidak semuanya ikut berdebat. Ada yang nyimak, seperti dirinya, ada yang asyik main game, ada yang sibuk sendiri,mengacuhkan mereka, dan lain-lain.

"Ah! Daripada debat gak guna gini, aku buat satu aturan. Apapun jawaban-jawaban dari truth dan dare-dare yang dilakuin, hanya kelas ini saja yang tahu. Truth dan dare yang diajuin hanya untuk kelas ini saja, tidak boleh melibatkan kelas lain. Kalau sampai ada yang bocor hasil permainan ini keluar kelas .... semua aib yang ada di truth or dare ini akan disebarin ke seantero sekolah, biar impas!"

"Ah, aku gak mau!"

"Yang gak ikutan, piket kelas selama seminggu!"

Perdebatan lagi-lagi terjadi. Setelah beberapa lama berdebat, akhirnya kelas 2-3 pun menyetujui bermain truth or dare. Meja-meja disingkirkan, area tengah dikosongkan. Semua anak duduk melingkar di bawah. Botol yang digunakan adalah bekas botol soda yang dibeli Chika. Botol diletakkan di tengah, Chika duduk di dekat botol. Ia bertugas sebagai pemutar botol.

Halu Haikyu!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang