Di tahun kedua masa SMA, Yachi Hitoka menyadari bahwa ia memiliki perasaan lebih terhadap Hinata Shouyou.
Bukan perasaan yang wajar kepada sesama teman perjuangan. Perasaan Yachi lebih dari itu. Yachi menyukainya. Hinata Shouyou, pemuda yang selalu menebarkan senyuman cerianya, yang telah mengubah dirinya, dan tentunya yang telah mencuri hatinya.
Tapi, Yachi tahu bahwa ia telah dikalahkan sebelum berjuang. Ibaratkan perasaannya ini seperti tanaman yang baru tumbuh dan ada orang yang lewat langsung menginjaknya.
Ya, ia telah dikalahkan telak oleh makhluk yang bernama Molten dan Mikasa.
Untuk itu Yachi memutuskan memendam perasaannya. Hingga ia lulus SMA. Hingga ia berusia 22 tahun saat ini.
Sedikit spoiler bagi yang tidak membaca manga . . . . . . . . . . . . . . Happy Reading!
Seminggu setelah pertandingan antara Scheweiden Adlers dengan Black Jackals, para alumni klub voli SMA Karasuno era kapten Sawamura Daichi pun mengadakan reuni. Setelah saling mengamankan jadwal, mengatur waktu dan tempat, akhirnya mereka berkumpul semua. Lengkap.
"Mari rayakan kembalinya raksasa kecil kita setelah merantau di Brazil. Bersulang!!" Sugawara mengangkat gelasnya.
"Bersulang!!!"
"Terima kasih semuanya!" Hinata tersenyum lebar. Ia sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan teman-teman masa SMA-nya.
"Ya ampun, reuni ini benar-benar bukan wacana. Lengkap semua. Rasanya seperti kita baru saja menyelesaikan pertandingan," ujar Ennoshita sambil memerhatikan sekitar. Mereka duduk lesehan dengan meja panjang yang mampu memuat 15 orang.
"Oh, iya. Tentu saja! Tidak ada yang bisa menolak Daichi. Bahkan setelah lulus, aura seramnya itu masih ada. Hahaha! Benar, kan, Daichi?"
"Oy, Sugawara...jangan menyinggung Daichi seperti itu. Dia ini sudah menjadi Polisi lho, marahnya bisa saja tambah seram!"
"HAHAHA!! Asahi-san masih penakut seperti biasa, ya!"
Yachi tersenyum. Ia benar-benar bahagia bisa melihat pemandangan yang ia rindukan selama lima tahun ke belakang ini. Klub voli saat debutnya sebagai manajer.
Posisi duduk mereka seperti ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
