[8]

11K 1.5K 248
                                    

*✧Apa cerita ini masih pantas dilanjutkan? :")

Mark mengetuk-ngetukkan kaki nya dengan gusar. Berulangkali ia melihat arloji branded silver miliknya. Ia sudah menunggu Jeno satu setengah jam tapi yang ditunggu sampai sekarang masih belum menunjukkan batang hidungnya.

Tangan Mark sudah terkepal kuat sedari tadi karena menahan amarah yang mungkin bisa meledak kapan saja. Hingga ponsel miliknya berdering, menampilkan nama seseorang yang sedari tadi ditunggu-tunggu membuatnya mengerutkan dahi.

"Halo?! Lo dima-"

"Mark!! Gue nemuin sesuatu yang janggal!!" Jeno memotong perkataan Mark.

"Lo dimana sekarang?! Gue udah nungguin daritadi!"

"Gue bakal jelasin ke Lo Mark. Tapi gak disana. Terlalu beresiko. Lebih baik Lo ke kantor gue sekarang" Dan panggilan telepon diakhiri secara sepihak oleh Jeno membuat Mark ingin mengumpat pada sahabat tampannya itu.

Dengan tidak sabaran, Mark buru-buru keluar dari cafe tersebut meninggalkan caffe latte yang tinggal tersisa setengah cangkir.

Sementara itu, disudut ruangan, tak jauh dari tempat yang Mark duduki tadi, seseorang mendongakkan kepalanya. Menatap heran ke arah Mark yang berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya. Dilepaskannya topi hitam yang sedari tadi menutupi kepalanya. Mulutnya berdecak sebal.

"Jadi gimana? Lo denger apa yang mereka omongin?"

"Mereka pindah lokasi. Tapi gue yakin, gak lama lagi semuanya bakal kebongkar, Hyunjin"

"Mau gak mau, dia harus bisa terima konsekuensinya"

•••

"Jadi? Apa yang Lo temuin?" Tanya Mark langsung pada topik penting pembicaraan setelah sekretaris Jeno mempersilahkan Mark untuk masuk.

Jeno berdiri, mendekati Mark dan mengisyaratkan pada sekretaris nya untuk pergi. Pintu besar itu pun ditutup, dan Jeno mempersilahkan Mark untuk duduk di kursi tamu sementara dirinya sibuk membuka-buka map coklat di meja besarnya, mencari-cari berkas yang diinginkan. Setelah menemukan apa yang dicari, Jeno segera menghampiri Mark yang menampilkan ekspresi penasaran, penuh dengan tanda tanya.

"What's that?" Tanya Mark dengan tidak sabaran.

Jeno menghela nafasnya. "Gue tanya dulu sama Lo Mark. Lo sadar gak kalo selama di cafe tadi Lo diawasi?"

Pertanyaan Jeno membuat Mark kembali mengerutkan dahinya bingung dan menggeleng pelan.

"Bentar, kok Lo bisa tau kalo gue diawasi?!"

"Lo itu orang yang pintar Mark. Tapi kenapa Lo gak sadar sama sekeliling Lo?! Jelas-jelas di belakang Lo tadi gue liat Minho duduk sambil ngeliatin gerak-gerik Lo"

Ingin rasanya Jeno menampar pipi tirus Mark agar pria itu tersadar. Jeno sampai berpikir bahwa sifat Mark yang tidak memperdulikan orang lain dan sekitarnya terbawa hingga sekarang.

'Dasar, inilah kenapa Haechan ninggalin Lo, Lo terlalu acuh Mark' Batin Jeno, menatap malas sahabatnya yang sekarang masih terlihat sedang kebingungan.

"Tadi gue sempat kesana, tapi sebelum gue masuk, gue liat dari kaca Minho ada disana, jadi gue gak jadi masuk" tutur Jeno.

"Memangnya kenapa Minho? Bisa diajak buat diskusi juga kan?"

Jeno menutupi wajahnya dengan telapak tangan besar miliknya karena mulai kesal dengan Mark.

HEART BEAT [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang