[1]

32.3K 2.8K 395
                                    

Sejak pertemuan pertama Mereka— Mark dengan seorang pemuda florist di toko bunga yang seminggu lalu ia kunjungi; ia terus digerayangi bayang-bayang wajah Haechan di kepalanya, sudah seperti orang gila. Bagaimana bisa seseorang bisa begitu mirip, dari wajah hingga suaranya, hampir 100% sama seperti hasil fotocopy hanya saja yang membedakannya adalah bentuk tubuh. Pemuda di toko tersebut lebih kurus dari Haechan yang ia kenal. Jadi mungkin saja hanya kebetulan. Memikirkannya membuat Mark stress sendiri.

Sudah seminggu lebih satu hari Mark di Seoul, ia juga sudah bekerja di perusahaan milik ayahnya sebagai direktur utama. Terlihat setumpuk dokumen dan berkas-berkas penting di atas meja kerjanya menganggur, belum ia sentuh. Dirinya hanya duduk diam di kursinya sambil memandangi sebuah foto di tangannya. Seulas senyum terukir.

"Kakak ketemu orang, mirip banget sama kamu dek, kamu reinkarnasi ya?" Mark berbicara sendiri sambil mengelus foto yang ia pegang. Mark menampik pikiran tidak masuk akalnya.

Tiba-tiba seseorang mengetuk ruang kerjanya. Mark langsung mempersilahkan orang tersebut untuk masuk. Ternyata sekretarisnya.

"Maaf pak, saya bawakan anda seorang tamu" setelah mengatakan hal tersebut, sang sekretaris mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk ke ruangan Mark lalu setelahnya pergi dari sana.

Mark kenal betul dengan orang yang berdiri tidak jauh dari mejanya.

"Jeno?" Mark berdiri dan menghampiri sahabatnya itu. Jeno tersenyum dan mengangguk.

"Apa kabar bro?" Sapa Jeno. Mark langsung memeluk Jeno. Jeno menepuk pundak Mark, senyumannya semakin lebar. Mark melepaskan pelukannya.

"I'm fine, Long time no see"

"Yeah" Jeno terkekeh, dan Mark langsung mempersilahkannya untuk duduk pada salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut. Mark pergi membuatkan Jeno secangkir kopi. Setelah selesai, ia menaruh cangkir berisi kopi tersebut di meja lalu ikut duduk bersama Jeno.

"Lo gak berubah ya Mark, masih sama aja"

"Haha, kata siapa, gue berubah kok, jadi lebih tampan"

Jeno terkekeh "ya ya terserah" lalu menyeruput kopi yang disajikan padanya.

"Lo juga berubah Jen," Jeno mengangkat sebelah alisnya. "Kayaknya udah gak secuek dulu, haha"

"By the way, Lo kesini kenapa gak hubungi gue dulu? Ada urusan penting apaan?"

"Biar surprise, haha. Gak ada urusan penting apa-apa, gue cuman mau ketemu sama Lo doang. Lagian Lo, udah balik tapi gak bilang-bilang"

"Haha ya maaf, gue sibuk, eh iya, gimana kabar yang lain? Terus Lo sekarang kerja apaan?"

"Kita semua baik-baik aja. Hyunjin jadi CEO rumah sakit, Minho jadi kepala dokter spesialis kardiologi di rumah sakitnya Hyunjin, terus Changbin jadi arsitek terkenal sekarang, dan gue kurang lebih sama kayak Lo" Mendengar penuturan Jeno, Mark lega, semua sahabatnya sama-sama jadi orang sukses.

Mark tiba-tiba menjentikkan jarinya "Oh iya, gue lupa, gue bawain kalian semua oleh-oleh. Kalo kita semua udah sama-sama gak sibuk, ayo kumpul lagi, ntar gue kasih oleh-olehnya" Jeno mengangguk.

Telepon kantor Mark tiba-tiba berdering. Mark beranjak menuju mejanya dan mengangkat telepon tersebut.

"Ya?"

"....."

"Ah ya, baiklah.."

"....."

"Kalau begitu, tolong atur kembali jadwal saya"

"....."

"Terimakasih. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu" Mark menutup telepon. Jeno mengernyitkan keningnya.

HEART BEAT [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang