3

723 82 13
                                    

Tubuh kecil itu terus bergerak lincah di dalam dapur, entah untuk melihat isi lemari pendingin, melihat api yang keluar dari kompor ataupun buah-buahan di atas meja. Hoseok baru saja bangun tidur, dan saat ingin mengambil air ia melihat Hyung putih yang sedang memasak.

Dan semua itu tak lepas dari mata kucing Yoongi, "Seoki, berhenti bergerak. Hyung sedang memasak."

"Um, kenapa? Seoki tidak melakukan apapun."

Bibir love itu mengerucut sebal, ia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kau membuat Hyung pusing dengan terus bergerak kesana dan kemari."

Setelah mendengar itu Hoseok segera duduk di salah satu bangku, dan Yoongi menata sarapan di atas meja, sesekali mengelus pucuk kepala Hoseok.

Karena pada dasarnya Hoseok adalah anak yang tak bisa diam, tangannya mengambil sendok dan mengetuk-ngetuk benda di sekitarnya. Dan mata tupainya berhenti berkeliaran, ia terpaku pada perut Yoongi yang membuncit. Ia tidak menyadari nya.

"Hyung, kenapa perut nya sangat besar?"

Yoongi yang mendengar pertanyaan polos itu hanya tersenyum tipis, ia berjalan kearah lemari pendingin dan mengambil beberapa buah untuk di jadikan salad.

"Didalam sini ada baby."

"Benarkah? Kenapa baby ada disana? Apa tidak sesak?"

"Tidak, karena baby nya sangat kecil."

Itu bukan suara Yoongi melainkan Jimin yang baru saja memasuki dapur, ia memeluk tubuh berisi istrinya itu dari belakang dan mengecup pelipis Yoongi dengan sayang.

Hoseok hanya ber—oh ria dan mengangguk, ia menyendok buah yang sudah Yoongi potong kecil-kecil.

"Eummm.., ini aswam." Ucap Hoseok saat memakan buah dengan warna kuning cerah itu, matanya menyipit dengan dahi menyernyit.

"Hahaha, tentu saja, ini nanas muda. Jadi rasanya sedikit asam." Ucap Jimin dengan terbahak saat melihat wajah Hoseok yang sangat menggemaskan.

Sedangkan Yoongi menyiku perut suami nya itu, karena tak berhenti tertawa.

"Diamlah, Park. Sebaiknya kau membangun kan Taehyung."

"Hah baiklah, my wifeeuu.."

Hoseok hanya diam menanggapi kedua orang yang dimabuk asmara itu, dan Yoongi sedang sibuk mencuci buah yang belum di potong. Hoseok merasa aneh, lidah dan tenggorokannya sangat gatal. Dan juga dadanya tiba-tiba merasa sesak.

"Hyungh.., uhuk uhuk." Ucap Hoseok dengan suara tercekat, ia memegang tenggorokannya yang terasa seperti terbakar.

Yoongi tersentak kaget, ia mematikan keran dan segera menghampiri Hoseok.

"Ada apa?"

"Hah hah, uhuk uhuk.."

Yoongi memegang dahi Hoseok dan juga kulitnya yang  menampilkan bintik-bintik merah, dan juga suhu tubuhnya yang naik.

"Ah sial, kau alergi nanas."

Taehyung dan Jimin yang melihat itu berlari tergopoh, "ada apa?"

"Bawa dia kerumah sakit, gejala alergi." Ucap Yoongi panik.

Taehyung segera menggendong Hoseok dan membawanya dengan tergesa.

"Akh..,"

Jimin memegangi Yoongi yang hampir terjatuh. Ia mengelus perut buncit itu.

"Hah, baby nakal. Disaat seperti ini kau mengamuk."

"Tidak apa-apa, hanya kram." Ucap Yoongi pelan.

Jimin segera membawa tubuh Yoongi untuk segera duduk. Tangannya masih setia mengelusi perut itu.

"Ayo, kita temui Hoseok." Ucap Yoongi baru saja ia akan bangkit, namun tangan Jimin menahannya.

"Tidak, sebaiknya kita pulang. Aku khawatir, kita bisa menanyakan kabar Hoseok pada Taehyung."

"Tapi—"

Cup.

"Tidak ada bantahan."

Setelah mengecup bibir tipis Yoongi, Jimin segera menuntun sang istri untuk pulang.








~








"DOKTER."

Teriakan itu menggema saat Taehyung baru saja sampai di depan pintu rumah sakit milik keluarganya, penampilannya terlihat sangat kacau, dan jangan lupa jika ia baru bangun tidur untuk pegi sarapan, slipper dan piyama itu masih melekat di tubuhnya.

Beberapa perawat membawa brankar dan memberikan pertolongan pertama pada Hoseok, ketika dirasa sudah tenang dan bisa bernafas mereka segera mendorong brankar itu memasuki ruang pemeriksaan.

Taehyung duduk menyandar di dinding, kepala nya menengadah keatas, ia kalut, panik dan khawatir saat melihat wajah itu memerah karena kekurangan oksigen. Taehyung memangku Hoseok selama perjalanan, ia tak membiarkan tubuh itu jauh darinya. Batuk keras yang Hoseok keluarkan membuat kedua tangannya mendingin, beberapa kali ia melakukan CPR (nafas buatan dari mulut ke mulut🌚untung gak kebablasan ya Tae 👉👈.) agar makhluk kecil itu masih bisa bernafas.

Pintu kaca itu terbuka, menampilkan pria dengan jas putih serta stetoskop di lehernya keluar. Diiringi brankar Hoseok yang menyusul

"Bagaimana?"

"Alergi buah, ia akan di pindahkan ke ruang rawat."

"Baiklah terima kasih, Soobin." Ucap Taehyung menepuk bahu dokter muda itu.

"Tidak masalah, oh iya. Dia anak mu? Kau tak mengundang saat menikah, Hyung?" Ucap Soobin dengan rentetan pertanyaan yang membuat Taehyung ingin sekali melempar dokter itu ke planet lain.

"Kekasih ku." Ucapnya datar sembari pergi meninggalkan Soobin yang tercengang.

"Kekasih? Oh astaga, kelamaan jomblo dia menjadi makhluk pedofilia." Ucap Soobin menggelangkan kepalanya.







~











Taehyung memasuki ruangan serba putih itu, ia duduk di bangku yang tersedia disana. Memandangi wajah polos Hoseok yang terlelap.

Apakah aku terlihat seperti ayahnya? Hah~ padahal aku itu masih tampan.

Taehyung menyilangkan tangannya di dada, mengangguk setuju dengan pemikirannya, ia masih tampan. Dan baru berusia 25 tahun, dan juga dia masih cocok di sandingkan dengan bocah 10 tahun ini.

Kkkkkk kita lihat saja nanti Kim Taehyung-ssi🙈















Tbc

Jangan lupa supportnya VOTE🌟 COMMENT💬 FOLLOW👉👈 pengen ngerasain punya 100 followers dong😐 yang baca banyak cuman yang bersedia follow cuman satu dua orang aja😭 sabar aku tuh sama siders kayak kalian:')





By :

Little Bear🐻

14/6/20

My Little Boy (END)Where stories live. Discover now