2

754 73 4
                                    

Hoseok telah terlelap saat di perjalanan menuju pulang, kotak kue itu sudah kosong dan berada di pangkuannya. Taehyung menghela nafas, ia segera turun dan menggendong Hoseok, membawa tubuh terlelap itu masuk kedalam mansion.

"Kau belum pulang , Park?" Taehyung menatap pria bantet itu yang sedang bersantai, padahal langit sudah menggelap.

"Ada sesuatu yang harus kita bicarakan Tae, ini menyangkut perusahaan mu dan Namjoon Hyung." Ucap Jimin santai, ia masih sibuk menonton Tv dan memakan camilan.

"Kau meninggalkan istri—"

"Aku disini, Kim."

Dan sebelum mengucapkan kalimatnya, suara dingin nan datar itu menyapa pendengarannya. Disana Yoongi sedang berdiri menjulang dengan nampan berisi camilan.

Taehyung memutar bola matanya malas, "aku tidak buta, Hyung. Aku akan menidurkan Hoseok di kamar dulu." Ia kembali melangkah menaiki tangga itu, sesekali mengelus punggung Hoseok saat tubuh itu bergerak tak nyaman.

Mata elang nya menatap anak usia 10 tahun itu, bibir love nya sesekali mengerucut entah apa yang dia mimpikan. Taehyung mengecup bibir Hoseok pelan, melumatnya sedikit sebelum meninggalkan kamar.

Kau milikku

Taehyung menutup pintu itu pelan, khawatir jika suara dentuman pintu akan menganggu tupai kecilnya.

"Jadi ada apa?" Ucapan Taehyung menggema, ia baru saja menuruni beberapa tangga.

Dan wajahnya mendatar begitu saja saat melihat pasangan bantet itu sedang melakukan hal-hal yang membuatnya sebal.

"Oh ayolah, ini mansion ku. Bukan motel-motel murahan untuk bercinta." Ucapnya sarkas lalu duduk di salah satu sofa.

Jimin melepaskan tautannya, menatap tajam Taehyung yang kurang aja menganggunya. Berbeda dengan Yoongi yang sudah memerah malu, tangan pucat itu segera memukul kepala Jimin.

"Kau sialan, Park."

"Aw, Sayang. Itu sakit," Jimin memayunkan bibirnya sebari memasang puppy eyes.

Dan Taehyung hanya bisa bersabar menghadapi pasangan aneh ini.

"Menjauh dari ku!"

Dengan tak elitnya Yoongi memukul wajah tampan suaminya. Ia segera mengelus perut buncitnya. "Kau tidak boleh seperti Papa mu yang menggelikan baby."

"Hah~ baiklah maafkan aku," Jimin menarik Yoongi agar bersandar di dadanya. Mata sipit itu berali menatap Taehyung, "Tae kau tahu perusahaan mu sepertinya memiliki beberapa masalah saat kau kemari."

Jimin melempar sebuah map coklat kearah Taehyung, "padahal aku baru 2 hari di Seoul."

Taehyung segera membuka map itu, membaca berkas-berkas di dalamnya, alisnya menukik tajam saat membaca angka-angka kerugian itu.

"20% saham ku turun, dan 60% para investor menarik sahamnya?"

Taehyung melempar berkas itu hingga berserakan, ia memijat pangkal hidungnya pelan. Tiba-tiba saja pening mendera kepalanya.

"Ini alasan aku lebih suka dunia bawah tanah, Jim. Perusaan ini membuatku pusing."

"Hah~ kau pikir akan terus bergantung pada dunia bawah mu, Tae? Apa otak mu buntu?" Ucap Yoongi sarkas.

"Ya, Yoongi Hyung benar. Lambat laun kau akan melepaskan dunia kotor mu, sama seperti ku. Kau ingin membahayakan calon pendamping mu? Aku beruntung karena Yoongi Hyung dulu juga seorang mafia, jadi aku tidak begitu khawatir, iyakan sayang?" Jimin mengecup pelipis Yoongi pelan.

Calon pendamping,

Itu yang sekarang menggema di pikiran Taehyung, mungkinkah mereka akan mencelakai tupai kecilnya? Yang di katakan Jimin benar.

Ia tidak mungkin mengorbankan kehidupan Hoseok yang cerah menjadi gelap penuh dengan noda darah.

Dan benar, Taehyung telan mengklaim jika Hoseok adalah pendampingnya, toh usia mereka hanya berbeda 15 tahun, ia sekarang sudah menginjak umur ke 25.Hoseok sudah menjadi miliknya, sepenuhnya. Dan lepas dari dunia kotor itu tidak mudah.

"Besok aku akan kembali ke Hongkong."

Jimin yang sibuk mengelusi perut buncit itu menatap Taehyung terkejut, "kau yakin? Siapa yang akan merawat Hoseok?"

"Aku akan menghubungi Jin Hyung agar pulang setelah pertemuan dengan para yakuza." Ucap Taehyung mengangkat bahunya acuh.

"Kau tahu?" Kali ini Yoongi yang angkat suara.

"Ya, dia juga ingin lepas dari dunia kotor itu, kau tahu Namjoon Hyung ikut untuk menjaganya, dan Jin Hyung dulu berada di bawah pimpinan para yakuza, tentu saja dengan syarat."

Jimin dan Yoongi menatap bingung Taehyung, sesulit itukah? Mereka berdua hanya tinggal membunuh pimpinan dan bebas, dan apa tadi yakuza? Apa Jin Hyung gila.

Taehyung yang melihat jika sepasang pasangan itu kebingungan pun menghela nafas

"Dulu, Seokjin Hyung adalah jalang kesayangan ketua yakuza yang pertama. Dan dia di beri misi untuk membunuh pewaris keluarga Kim, kau tahu? Hyung ku. Dan siapa sangka jika mereka berdua saling jatuh cinta. Lalu Seokjin mengatakan kebenarannya, ia tidak pernah lagi terlihat di Seoul selama 3 tahun, dan itu membuat Namjoon Hyung panik. Lalu setahun kemudian Seokjin Hyung kembali dengan keadaan yang—kritis?" Taehyung menjeda kalimatnya mengingat kembali bagaimana kurusnya Seokjin saat menemui Namjoon di kediaman keluarga Kim. Bahkan banyak luka di balik hoodie kebesaran itu.

"Seokjin Hyung mengatakan semuanya, dan dia di beri perintah, 1 syarat untuk bebas dari genggaman ketua Yakuza itu. Anak pertamanya, Kim Woseok. Dia akan mengabdi pada yakuza seumur hidupnya." Taehyung menelan salivanya membasahi tenggorokan nya yang mendadak tercekat.

Jimin dan Yoongi membolakan matanya kaget, "ja—jadi Kim Woseok tidak mati?"

Taehyung mengangguk pelan, "ya berita kebakaran itu hanya pengalihan, kami bahkan tidak melihat wajah bayi kecil itu."

"Yakuza memang kejam." Ucap Yoongi kesal.

"Hyungie~"

Rengekan pelan itu memecahkan keheningan, Hoseok berjalan menuruni tangga dengan guling kecil yang ia peluk erat, tak lupa sebelah tangannya mengusak mata.

Yoongi memekik gemas, kedua tangannya mencengkaram tangan Jimin erat. Dan yang di genggam hanya meringis tanpa ingin melepaskan.

"Kemari,"

"Gelap, tidak suka." Hoseok segera merangsek kepangkuan Taehyung, dengan guling sebagai pembatas.

"Besok aku harus kembali ke Hongkong, besok juga mommy dan daddy mu sudah pulang."

"Mmm..,"

Hanya gumaman yang terlontar, bayi tupai itu terlalu malas berbicara, ia mengantuk dan suasana gelap juga tak ada Hyung di sampingnya membuat anak itu terbangun.

"Kalian menginaplah, ini sudah malam."

"Baiklah, ayo Baby. Little Park harus beristirahat." Jimin segera menggendong Yoongi begitu saja.

"Yak bodoh, aku bisa berjalan."

Dan teriakan serta umpatan itu memenuhi mansion, setelah menjauh suara Jimin dan Yoongi sudah tak terdengar, mansion ini hanya di tempati mereka berempat. Taehyung sengaja tak menyewa maid, ia hanya menyuruh mereka datang untuk membersihkan rumah di akhir pekan.

Mata elang itu berkilat, besok ia harus menuntaskan semuanya. Dan kembali secepat mungkin untuk memeluk bayi kecilnya ini.







TBC

Jangan lupa
VOTE🌟
COMMENT💬
FOLLOW👭👫

By :

Little Bear🐻
10/6/20

My Little Boy (END)Where stories live. Discover now