Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu 15 menit, akhirnya Arrayan sudah tiba di depan gerbang sekolahnya SMA Harapan yang merupakan sekolah favorit di kotanya.
Kemudian Arrayan langsung melangkahkan kakinya untuk mencapai kelas nya.
"Pagi" sapa Arrayan kepada sahabatnya yang sudah ada di kelas.
"Pagi" balas mereka serempak pada Arrayan
"Ar, gimana lomba lo kemarin" tanya seorang pemuda dengan name tage Gavin Nararya.
"Menang gak, kalau menang lo harus traktir kita pas istirahat" sambung sahabat Arrayan yang lain, Kenzo Alexander.
"Gue juga belum tahu soalnya kemarin langsung pulang gak nunggu pengumuman pemenang dulu" jawab Arrayan pada sahabatnya.
"Nanti juga pasti di umumin pas upacara" ucap sahabat sekaligus teman menjadi Arrayan, Azzam Ramadani.
"Tapi yang pasti Arrayan lah yang akan menang"
"Karena gak mungkin seorang Arrayan yang pinternya naudzubillah itu gak menang"
Setelah mengucapkan itu mereka pun langsung tertawa bersama.
Kenapa mereka bisa seyakin itu Arrayan akan menang. Ya, karena memang begitu kenyataannya, di umurnya yang masih belum genap 15 tahun ia sudah duduk di bangku kelas 11 SMA dan selalu menyumbangkan piala untuk sekolahnya.
Kriiingg...kriinggg
Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba bel berbunyi yang artinya sebentar lagi upacara akan segera dimulai.
Mereka bereempat segera bergegas ke lapangan untuk melaksanakan upacara bendera.
Saat bagian amanat tiba-tiba pembina mengumumkan sekolah mereka yang berhasil kembali memenangkan piala
"Mari kita ucapkan selamat dan tepuk tangan kepada Arrayan Mahardika kelas 11 Ipa-1 yang kembali menjadi juara lomba matematika tingkat nasional. Untuk Arrayan silahkan maju ke depan untuk penyerahan piala"
Arrayan maju kedepan dengan senyum tipisnya diiringi tepuk tangan meriah seluruh siswa dan guru SMA Harapan.
.....
Saat ini di SMA Harapan sudah memasuki jam istirahat. Membuat para siswa bergegas ke kantin untuk mengisi perut.
Begitupun Arrayan dan ketiga temannya, mereka sudah duduk di salah satu meja yang ada di kantin sambil menikmati makanan yang mereka pesan.
"Tuh Ar kita bilang apa lo yang pasti menangin tuh lomba" ucap Kenzo sambil menyuapkan batagor pesanannya ke dalam mulut.
"Berarti jadi dong traktirannya" sambung Gavin.
"Iya jadi, kalian juga boleh kalau mau pesen makanan lagi" ucap Arrayan.
"Iya makasih Ar, oh ya Ar nanti lo langsung pulang atau ada kegiatan" ucap Azzam.
"Ada kumpul OSIS" ucap Arrayan.
"Ar, emang bener lo mau nyalonin diri jadi ketos" ucap Azzam lagi.
"Iya bener, awalnya gue gak mau nyalonin tapi ini permitaan langsung dari Pak Bima mana mungkin bisa gue tolak" ucap Arrayan sambil meminum minumannya.
"Tapi menurut gue emang lo cocok Ar kalau jadi ketos, jiwa kepemimpinan lo tuh keliatan banget" ucap Gavin yang sudah menyelesaikan acara makannya.
"Dan lo pasti bisa bikin perubahan buat sekolah kita Ar"
Ucap Kenzo yang sedari tadi memperhatikan sabatnya.
"Doain aja semoga gue menang dan bisa jadi ketos yang baik buat sekolah, dah bel ayo balik ke kelas" ucap Arrayan sambil berdiri dari bangkunya saat mendengar bel masuk berbunyi.
Merekapun segera berjalan keluar kantin untuk kembali ke kelas, setelah sebelumnya Arrayan membayar pesanan mereka.
YOU ARE READING
ARRAYAN
Short StoryWaktu adalah suatu hal di dunia ini yang sangat berharga, waktu tidak bisa dibeli dengan uang meski kita adalah orang terkaya di dunia, waktu tidak bisa diputar kembali walau sudah kita putar balik jam yang kita miliki, waktu akan sangat berharga ji...
