01 || Run

314 93 162
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

🔸

Ivory Harlow menghela nafas lelah untuk yang kesekian kalinya hari ini. Ia sudah muak menerima pandangan jijik dari orang di kota ini. Setiap kali ia melangkahkan kaki keluar rumah makian dari penduduk kota selalu saja menghujani, baik di belakang ataupun langsung di hadapannya. Tidak hanya di luar, di dalam rumahpun ia tidak luput dari pandangan benci dan cacian yang bahkan lebih buruk dari yang penduduk kota berikan padanya.

Terkadang dia berharap dapat kembali ke masa lalu dan mengubah kejadian itu. kejadian dimana dia kehilangan secerca harapan yang ia miliki.

Dilahirkan sebagai anak kembar yang lebih muda, Ivory sudah diramalkan untuk membawa malapetaka bagi kota itu ditambah dengan rambut keperakan dan mata merah menyalanya membuat takut penduduk kota. Valerie Harlow, saudara kembarnya yang cantik bagai malaikat dengan mata hijau emerald dan rambut pirangnya menjadi primadona di kota. Walaupun semua penduduk kota dan kedua orang tua mereka membenci Ivory, Valerie melindunginya persis seperti seorang malaikat pelindung. Tetapi karena kesalahannya, dia harus kehilangan satu-satunya orang yang menyayanginya.

"Wah, wah. Lihat siapa ini. Gadis terkutuk rupanya berani keluar rumah dan menebarkan kutukannya."

Ivory terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Kole, anak salah seorang Bangsawan di kota Irwin Harold, yang terkenal sebagai biang masalah. Dia tidak mendapat hukuman hanya karena statusnya sebagai anak Bangsawan.

Ironis. Seharusnya perkataan itu ditujukan padamu. Batin Ivory. Dia tahu jika perkataan barusan keluar dari mulutnya, tentu saja akan menjadi masalah besar. Dia berusaha menghindari membuat masalah karena hal itu dapat menjadi bumerang untuk dirinya.

Ivory yang sedang sibuk mengumpat Kole dalam benaknya tidak sadar kalau orang yang sedang diumpatnya itu sudah berdiri tepat dihapannya membuat langkahnya terhenti. Ivory terus menunduk untuk menghindari menatap mata Kole langsung karena dia tahu menatap mata orang lain tabu baginya. Orang tuanya sudah memperingati hal itu selama yang dia ingat. Demi menghindari kesialan yang akan menimpa orang lain, para penduduk percaya kalau tidak menatap mata orang terkutuk adalah salah satu caranya.

Kole menatap Ivory dari ujung kepala hingga ujung kaki membuatnya merasa tidak nyaman, "Kalau dilihat lagi kamu menjadi semakin mirip dengan Valerie. Yah, walapun mata merah dan rambut silvermu tidak seindah milik Valerie setidaknya kalian cukup mirip." Kole tiba-tiba mengalungkan lengannya di sepanjang pundak Ivory yang dengan cepat di tepisnya.

Karena melihat celah yang terbuka, Ivory langsung berlari meninggalkan Kole dan terus memacu kakinya sampai ke 'rumah'. Dia tahu akan ada hukuman untuknya kerena berani kabur dari Kole, tapi untuk sekarang dia tidak ambil pusing memikirkannya karena dia tahu kalau dia tinggal di sana lebih lama lagi, konsekuensi akan lebih buruk dari hukuman yang akan dia terima.

Ketika dia berhasil tiba di depan pintu rumahnya, Ivory berusaha membuka pintu sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara. Tapi usahanya sia-sia karena begitu dia menutup pintu, Ibunya langsung datang menghampirinya dengan wajah tertekuk.

"Apakah kamu sudah mengantarkan buket bunga itu kepada Miss Holly?" Tanya ibunya.

"Su-" Balasannya itu terpotong oleh ibunya.

"Bagus, kalau begitu sekarang rangkai 100 buket bunga mawar untuk pesta penikahan Miss Viadora. Pastikan itu selesai besok pagi dan antarkan langsung ke rumahnya." Dengan itu, ibunya berjalan ke luar rumah dan menutup pintu dengan kencang tanpa menunggu balasan dari Ivory.

HIRAETH : A Lost Place From The pastOnde histórias criam vida. Descubra agora