4

56 24 5
                                    

Happy reading

***

Kak 🌟

Kamu emang terbaek dah Syi. Makin suka aku.

Daisy kaget saat membaca kalimat terakhir Bintang. Suka? Apa Bintang suka dengan dirinya?

DaisyArra
Maksudnya kak? Suka kenapa yah?

Di tempat Bintang.

Bintang menepuk jidatnya. Kenapa ia bisa ceroboh seperti ini. Harusnya ia bisa lebih hati-hati dalam bersikap. Jangan sampai Daisy mengetahui yang sebenarnya. Buru-buru Bintang membalas.

Kak 🌟
Maksud aku, aku seneng kamu rajin dan mau buat proposalnya gitu.

Bintang was-was menunggu balasan dari Daisy. Sampai yang tadinya Bintang sedang tiduran, sekarang ia menjadi jongkok sambil mengigit kuku tangannya.

"Aduh, bego lo Tang." ucapnya pada diri sendiri

Ting

Daisya melihat Bintang membalas.

DaisyArra
Ouh.. Kan aku tadi bilang itu tugas aku kak. Jadi santai aja kak 😀

Buru-buru Bintang membuka pesan dari Daisy. Hufftt. Akhirnya, ia bisa bernapas dengan lega.

Kak 🌟
Sip 👍
Good Night Syi 🌝

DaisyArra
Good Night juga Kak

Daisy meletakkan Handphonenya dan mengambil kue yang tadi Mamahnya bawa.

"Emm, kue buatan Mamah emang nikmat." ucapnya. Daisy menikmatinya. Setelah menghabiskan coklat dan beberapa kue, ia turun ke lantai bawah untuk membantu Ibunya menyiapkan makan malam.

Saat Daisy menginjak anak tangga terakhir. Tiba-tiba suara nyaring Daisya mengisi indra pendengarannya.

"Mamah, aku pulang." teriak Daisya. Ia membawa dua kantong plastik di kedua tangannya.

"Halo kak!" sapanya.

"Kamu jam segini baru pulang," kata Daisy. Daisy melangkahkan kakinya ke arah dapur. Daisya mengekor di belakangnya.

"Ya kan aku abis photo shoot kaka Arra." Daisya menaruh kantong plastik itu di kursi. Lalu ia mencuci tangannya. Setelah itu ia membuka kulkas mengambil air dingin. Ia menuangkan ke dalam gelas lalu meninumnya.

"Kamu pulang bareng sapa Dara?" tanya Vega. Vega sedang memasak sup daging.

"Aku pulang bareng Lisa sama Jeny, Mah." jawabnya. Daisy sedang mencuci gelas dan piring bekasnya tadi.

"Kamu bersih bersih dulu, bau gini." ucap Vega. Ia berpura-pura menutup hidungnya seolah-olah Daisya memang bau. Padahal, Daisya sangat wangi meski sekarang sudah pukul setengah tujuh malam.

"Masa sih Mah aku bau?" tanyanya tak percaya. Lalu, ia mencium ketiaknya.

"Ga bau Mah, segini aku wanginya ini."  Vega terkekeh.

Journey Of LifeWhere stories live. Discover now