20. Aku tahu bukan tempe

1.4K 229 65
                                    

WARNING

BACA CHAPTER SESUAI NOMOR

"Kalau begitu saya permisi dulu Yosetsu-san, Kiranti-san juga..." pamit (y/n) kepada kedua orang di hadapannya diikuti dengan Sati yang menunduk dengan antusias dan penuh hormat.

"Kinanti da Kinanti!!!" bentak Kiranti- Kinanti maksudnya.

"Btw, kalian akan pulang ke rumah atau kembali ke rumah sakit?" tanya anaknya boss.

"Rumah Sakit. Kemungkinan besar para suster mencariku atau semacamnya." jawab (y/n).

"Aku antar."ujar pemuda tadi tiba-tiba.

Ibu dari pemuda itu menatapnya heran. Jarang sekali dia sepeduli itu dengan temannya yang gak terlalu dekat. Tatapan kecurigaan tertuju kepada anaknya itu. Lalu seketika berubah menjadi seringaian kecil.

"Baiklah, pulang sebelum makan malam ya. Hati hati di jalan." balas Nyonya Yosetsu dengan senyuman elegannya.

"Ha'i"
















HERO TOO












"Sati sebaiknya lu ganti pakean dulu gih. Jadi iba liat baju robek-robek gitu. Apa jangan-jangan lu lagi cosplay jadi bang Atta jderr." ujar (y/n) sambil menunjuk pakaian butler Sati yang kucel.

"Hanya mengingatkan saya seperti ini karna nona loh ya." balas Sati tersenyum terpaksa.

Ctak....

Sati menjentikkan jarinya dan seketika bajunya kembali seperti seragam butler normalnya. Kulitnya yang sebeumnya terkena abu itu kembali menampakkan ke 'glowing' annya.

"Kau!" kaget pemuda berseragam UA disampingnya. Sati menunjuk dirinya sendiri.

"Kau adalah orang yang menjaga (y/n) selama 4 hari ini!" lanjutnya.

"hmm... ya? dan kau adalah satu dari beberapa orang yang setiap harinya menjenguk nona kan? Aku sangat bertrima kasih atas buku-buku yang kau pinjamkan untuk menemaniku selama menunggu nona terbangun, itu sangat menghiburku." jawab Sati dibalas dengan kata 'sama-sama' oleh Yosetsu.

"Chotto tunggu kudasai. Aku pingsan selama 4 hari???" tanya (y/n) dengan ekspresi kaget. Sati dan Yosetsu hanya mengangguk pelan.

"AKU KETINGGALAN PELAJARAN HUAAAA." rengeknya sambil memukul lengan Sati, ngasu eh ngadu ceritane. Yosetsu menepuk-nepuk bahunya pelan, padalah niat hati ingin menepak kepala ni anak satu tapi ditepuk-tepuk manja aja daripada berakhiran terbakar hidup-hidup.

"Tenang aja, lu pasti akan cepat mengejar ketinggalan mengingat kepinteran lu yang menembus batas ilmu pengetahuan dan logika." balas Yosetsu. (y/n)pun berhenti mengeluh dan terdiam.

"Nona, ujian seperti apa yang kau lalui selama 4 hari ini?" tanya Sati tiba-tiba. Yosetsu hanya meminyak.

"Aku....." jawab (y/n) menggantung.

"Mengetahui masa laluku yang sebenarnya." lanjutnya dengan nada yang rendah dan wajah yang terlihat muram. Walaupun Ia dapat menerima semua itu tetap saja masih banyak pertanyaan di kepalanya. Seperti kenapa Cure yang merawatnya? Kenapa selama ini Aizawa sensei tidak memberitahu kebenarannya? Kenapa Kak Adit dan Adji sangat baik kepadanya? Satu-satunya yang mengatakan kebenaran hanya Shoto. Itu juga bukan kata-kata yang 'positif' penyemangat.

Semakin jauh Ia melangkah tubuhnya terasa makin berat. Kepalanya terasa ditusuk-tusuk. Hatinya seperti dibombardir oleh kenyataan. Rasa ingin mati pasti ada di kokoronya. Ingin bunuh diri dengan tali glow in the dark biar setidaknya kematiannya sedikit lebih indah. (inimah author keles)

HERO TOO [BNHAXREADER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang