Take 9 🎬 Paparazzi

Comincia dall'inizio
                                    

Sebenarnya Romeo sendiri tidak yakin jika paparazzi itu baru saja menguntitnya, tapi ia tidak mungkin mengatakan itu dah membuat Savanna semakin cemas.

"Mau aku antar pulang?"

Savanna menoleh. "Sekarang? Tapi ini kan ... belum selesai?"

"Kita bisa lakukan lagi lain hari. Kayaknya kamu nggak nyaman setelah tau ada paparazzi."

Savanna mengerjap. "Lain hari?"

Lelaki itu mengangguk pelan.

Savanna terdiam. Ia pikir kesempatan blind date-nya hanya satu kali.

"Kalo kamu mau," ucap Romeo.

"Huh?"

Romeo tersenyum. "Kalo kamu mau, kita bisa date lagi nanti."

🎬

Savanna menolehkan kepalanya ke segala arah, mengawasi keadaan sekitar karena takut jika ada paparazzi tadi lagi. Setelah dirasa aman, Savanna langsung berlari menuju mobil Romeo yang terparkir tidak jauh dari lift basement. Sedangkan Romeo hanya mampu tersenyum kecil melihat tingkah Savanna.

"Ayo buka!" seru Savanna ketika dia sudah nemplok pada pintu mobil, macam cicak saja.

Romeo menekan tombol kunci pada kunci mobilnya. Savanna langsung masuk dan memasang sabuk pengaman.

"Sampe segitunya," kekeh Romeo geli begitu ia masuk ke dalam mobil.

"Aku takut ada yang ngikutin lagi. Bahaya kalo sampai itu terjadi," ujar Savanna. "Semoga aja paparazzi tadi nggak foto-foto ya."

"Apa yang perlu ditakutkan?" tanya Romeo sambil melajukan mobilnya keluar dari basement.

"Banyak, lah," ucap Savanna. "Nanti pasti banyak yang nggak suka dan berpikir macam-macam. Ah, jangan sampai deh."

"Segitu pentingnya ya dengerin omongan orang? I mean, kamu nggak perlu dengerin apa kata orang selama itu nggak penting buat kamu," ujar Romeo. "Dulu ketika karir aku mulai meninggi, sebisa mungkin aku kasih yang terbaik untuk penggemar aku. Tapi jika itu menyangkut urusan pribadi, sorry to say aku nggak bisa melakukan apa yang mereka mau."

Savanna menoleh. "Aku tipe orang yang apa-apa selalu kepikiran. Orang ngomong aku gini, aku pasti kepikiran. Jadi, ini bikin aku takut."

Romeo menoleh sekilas sebelum akhirnya kembali fokus menyetir. "Kalo aku lihat waktu fan meeting kemarin, sepertinya kamu ngikuti aku dari awal, ya?"

Savanna mengangguk. Nggak awal banget sih, ya semenjak Romeo beberapa kali muncul di beranda instagramnya dan mulai sering muncul setiap kali Savanna men-scrool-nya, ia sudah mulai penasaran pada Romeo.

"Kamu tau kenapa aku putus sama pacarku yang terakhir itu?"

Savanna menggeleng. "Karena fans?"

"Yap!" Romeo kembali menoleh sekilas. "Waktu itu aku masih nggak bisa memisahkan antara karir dan kehidupan pribadi. Mungkin karena saat itu bisa dibilang aku masih baru dan lagi naik daun banget, banyak yang nggak suka sama dia dan akhirnya nyerang dia di sosial medianya. Kita putus baik-baik dan kita pikir jika ini memang yang terbaik. Tapi setelah itu aku berpikir, kenapa aku ngelakuin itu hanya untuk menyenangkan fans? Kalo mereka bener-bener menyukaiku dan mendukungku, mereka nggak seharusnya begitu. Aku nggak besar di agensi yang terlalu mengikat artisnya sampai mereka ngerasa nggak punya kehidupan pribadi."

Savanna hanya diam sambil mendengarkan Romeo. Beberapa tahun ke belakang memang Romeo sempat berpacaran dengan seorang non selebriti. Saat itu memang karir Romeo sedang bagus-bagusnya, nggak heran jika banyak fans yang patah hati dah nggak terima dengan kabar Romeo berpacaran.

Bahkan tidak dapat dipungkiri, Savanna juga sempat patah hati saat itu tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa diam sambil menonton. Savanna juga tau jika beberapa fans yang barbar dan fanatik menyerang pacar Romeo saat itu. Tidak usah disebutkan namanya siapa, kita sebut saja mawar.

Semenjak saat itu, terdengar kabar jika Romeo sudah putus dengan si mawar itu. Kabar penyebabnya macam-macam dan tidak mau mana yang benar karena pihak Romeo dan agensi pun tidak ada yang mengkonfirmasi. Masalah itu mereda dengan sendirinya karena Romeo memilih diam.

"Jadi aku nggak mau menyesal dua kali," ucap Romeo lagi.

Savanna tersenyum walau Romeo tidak melihatnya. "Berat banget ya jadi artis?"

"Namanya kerjaan pasti ada plus sama minusnya. Ambil sisi positifnya aja," ujar Romeo. Mobil mereka berhenti di lampu merah. "Mau pulang aja?"

Nggak mau pulang sekarang. "Engh ..." Savanna menggigit bibir bawahnya samar, bingung harus menjawab apa. Jika ditanya seperti itu jelas saja jawabannya tidak, hehe. Tapi Savanna sadar, setelah di-stalk oleh paparazzi sampai ke apartemen, mereka sudah tidak aman setelah ini.

"Iya, pulang aja," ucap Savanna pada akhirnya karena mobil Romeo mulai melaju dekat daerah rumahnya. "Untuk gelangnya, makasih ya."

"Sama-sama." Romeo menoleh sekilas sambil tersenyum.

"Makasih juga untuk hari ini," ucap Savanna lagi ketika mobil Romeo mulai berhenti tepat di depan rumahnya.

Lelaki itu menoleh dan tersenyum ke arahnya. "Jangan terima kasih sekarang, ini belum berakhir."

🎬

Apa sisi positif yang bisa kalian ambil dari membaca bab ini?🙂

Aku juga belajar banyak. Nggak selamanya Idol harus nyenengin fansnya. Dan nggak seharusnya fans ikut campur sama kehidupan pribadi idol.

Ingat ya, ketika kamu nggak suka jika idol kamu dengan si A, kamu cukup diam dan nggak usah banyak blablabla tentang itu.

Kalo itu pilihan dia, kita bisa apa?

Seperti halnya perihal Chen.

Ya pokoknya gitu deh hehehe😝

Jangan lupa vote dan komen🥰

Jangan lupa vote dan komen🥰

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
DATING FANDove le storie prendono vita. Scoprilo ora