A Song That Can Make You Happy

172 9 0
                                    

Dua bulan berlalu. Nick tak lagi tinggal dirumahnya. Ia kini menumpang dirumah Will lantaran katanya orang tua Will sangat terpukul anaknya itu terbunuh tanpa sebab.

Kali ini, Fred, Eve, dan Nick tidak masuk sekolah hari itu. Mereka sibuk menyimpulkan ulang bukti-bukti yang sudah mereka dapat akhir-akhir ini. Dimulai dari lagu misterius itu sampai kumpulan mayat yang berada di loteng tempat Erlyn tinggal.

“Kita kekurangan bukti,” kata Nick setelah menyusun ulang semua bukti yang ada.

“Kurasa Nick benar, bukti tentang fungsi dari lagu aneh tersebut belum ada. Dan juga bukti tentang mengapa banyak sekali mayat yang terbunuh di loteng itu juga belum dapat,” Eve mulai angkat bicara.

        Tiba-tiba Nick teringat sesuatu dari masa kecilnya.

“Hmm, kurasa aku tahu jawabannya. Ayo kita kerumahku.”

        Mereka tiba dirumah Nick 15 menit kemudian. Rumah itu kini sangat kotor dan berdebu. Layaknya rumah tua yang tak lagi berpenghuni. Bahkan beberapa tanaman liar yang merambat menggeluti sisi samping tembok luar rumah itu.

“Ayo masuk,” kata Nick.

        Mereka bertiga memasuki rumah Nick. Begitu pintu rumah dibuka, bau apak dan debu menyerbu mereka. Baru dua bulan saja sudah berdebu seperti itu. “Ikuti aku.”

        Mereka menuju ruangan dimana seharusnya ibu Nick tidur. Kamar tidur utama. Awalnya kamar tersebut ditiduri oleh ayah dan ibu Nick, namun semenjak ayah Nick meninggal, kamar itu hanya ditiduri oleh ibu Nick.

        Nick sibuk mengobrak-abrik laci tempat ibunya menyimpan dokumen rahasia. Dulu, waktu ia kecil, ia akan dimarahi kalau ketahuan membuka laci tersebut. Namun sisi baik ibunya meninggal adalah ia bisa membuka laci itu untuk mencari bukti.

        Nick mengeluarkan setumpuk koran lama yang kira-kira seumur dengan Nick. Ia menemukan sebilah pisau dan mengeluarkannya. Di sarung tempat pisau itu tersimpan terdapat noda bercak darah yang telah mengering. Lalu ia menemukan dua buku bersampul coklat kulit. Yang satu bertuliskan “Allise Spark” dengan tinta hitam dan satu lagi bertuliskan “Charlotte Spark” dengan tinta merah.

“Aku hanya menemukan ini, kurasa ini cukup,” katanya.

“Yaampun, Nick, ini lebih dari cukup. Sebaiknya kita simpan ini dulu dan kita selesaikan ini satu persatu, oke?” Fred berkata.

“Baiklah. Pulang?” Fred hanya mengangguk ketika Eve berkata begitu.

        Mereka kembali kerumah Fred, mengacak-acak bukti dan menemukan catatan dan kertas-kertas asing. Namun yang paling menarik perhatian Fred adalah kertas berisi tulisan nada-nada sebuah lagu.

“Kalian lihat ini? Kurasa ini ada hubungannya dengan lagu yang sering kita dengar akhir-akhir ini,” Fred berkata.

“A song that can make you happy,” Eve membaca judul lagu tersebut.

“Hmm, kurasa Jared bisa memainkan lagu itu.”

Fred berlari kebawah, menubruk Jared yang baru saja pulang dari sekolah.

“Hei, ada apa?” Jared yang saat itu mengenakan seragam basket sekolahnya kaget ketika ditubruk oleh Fred.

“Jared! Aku minta tolong padamu untuk memainkan lagu ini,” kata Fred. Jared mengambil kertas salinan nada yang saat itu dipegang oleh Fred dan membacanya sebentar.

“Ini mudah. Ayo ke studio.”

        Fred dan Jared menghampiri Eve dan Nick dikamar Fred, menyuruh mereka untuk ke studio musik milik keluarga McQuinny. Disana Jared menduduki kursi kecil didepan keyboard. Ia merampas kertas salinan nada tersebut dan memainkannya. Alunan nada mulai keluar dari permainan keyboard Jared.

“Aku pernah dengar lagu itu sebelumnya,” kata Eve.

“Tentu saja kau pernah dengar. Lagu itu adalah lagu yang dimainkan oleh Erlyn tempo hari ini. Lagu merdu namun liar itu, kau ingat?” Fred berkata.

“Tentu saja aku ingat,” Eve menjawab.

        Jared berhenti memainkan lagu tersebut. “Dimana kau menemukan kertas ini?” tanyanya.

“Didalam buku ini,” kata Fred sambil menunjukkan buku bersampul coklat kulit bertuliskan “Charlotte Spark” dengan tinta merah.

“Hmm, Charlotte Spark ya.” Nick berpikir keras dengan nama itu. “Kalian tahu? Itu nama ibu Erlyn. Charlotte Spark adalah tanteku. Dan Allise Spark adalah ibuku. Aku tahu mereka berdua bersaudara namun kenapa ia membunuh ibuku?” Nick teringat dengan ibunya dan mulai terisak.

“Aku teringat akan kata-kata Will, ada masa lalu yang melatarbelakangi kejadian ini. Artinya semuanya akan jelas jika kita tahu tentang masa lalu mereka. Masa lalu keluargamu. Dan semua itu ada didalam buku ini, buku bersampul coklat kulit," kata Eve.

Hantu PembunuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang