Evelyn Menginap

560 14 0
                                    

Sabtu malam yang dingin. Hari itu sedang hujan jadi Frennady tak bisa main kerumah Evelyn atau Nick. Kejadian senin pagi kemarin masih berputar dikepalanya. Dan apa yang dikatakan Nick tentang ayahnya yang dibunuh oleh Erlyn dan Mrs. Charlotte, ibunya itu sangat mencengangkan. Jika kemarin Erlyn sempat berkata pada Nick bahwa ia diincar oleh seseorang, itu artinya Nick diincar oleh Erlyn. Kenapa Erlyn mengincar Nick? Untuk apa Erlyn mengincar Nick? Kenapa Mrs. Charlotte membunuh ayah Nick? Memang ayah Nick salah apa pada Mrs. Charlotte? Ada apa dibalik semua keributan tadi pagi?? Beberapa pertanyaan berputar di otak Frennady.

“Oohh, kenapa banyak sekali pertanyaan dikepalaku?” tanya Frennady. Untuk menghibur dirinya, Frennady menyalakan laptopnya lalu membuka e-mail-nya. Ia melihat ada sebuah pesan singkat dari Evelyn. Bunyinya begini,

Hai Fred! Kau baik-baik saja malam ini? Aku tak ada acara hari ini. Bagaimana denganmu Fred? Kau ada acara tidak? Kalau tidak aku ingin menginap di rumahmu. Aku bosan dirumah. Ibu dan ayahku pergi ke acara makan malam di rumah teman mereka. Kau tahu sendiri bahwa aku anak tunggal. Aku benar-benar sendirian di rumah. Kau tidak usah repot-repot menjemputku. Supir pribadi siap mengantarku kemana saja. Kau bersedia Fred? Kutunggu jawabanmu sekarang juga...

“Sebentar Evelyn,” kata Frennady berlari ke lantai bawah.

“Bu, ibu...,” Frennady memanggil ibunya.

“Ada apa, Frennady?” kata ibunya.

“Boleh tidak Evelyn menginap di rumah kita?” tanya Frennady setelah menemukan ibunya di ruang keluarga.

“Boleh-boleh saja,” kata ibu.

“Kau takut tidur sendirian ya?” tanya kakak Frennady, Jared.

“Diam kau!”

“Ini memang rumah baru bukan berarti kau takut tidur sendirian, kan?” tanya ibu.

“Tidak. Aku tidak takut. Evelyn yang ingin menginap disini,” kata Frennady. Rumah Frennady memang rumah baru. Ia baru pindah saat liburan kemarin sebelum ia masuk sekolah.

“Fred takut sendirian...Fred takut sendirian...,” ejek Jared sambil bernyanyi dan berjalan kearah tangga untuk naik ke kamar.

“Sudah kubilang diam kau!!!” Frennady mengejar kakaknya naik ke kamar.

“Waaa...ok..ok..aku tidak akan mengulanginya lagi. Hentikan Fred!!!” Jared dan Frennady yang main kejar-kejaran layaknya Tom and Jerry itu akhirnya berhenti setelah ibunya memanggil mereka untuk berhenti membuat keributan.

        Frennady masuk ke kamarnya. Ia segera membalas e-mail Evelyn. Awalnya ia bingung mau bilang apa dan apa-apa saja yang harus dilakukan untuk menulis e-mail. Baru pertama kali ini ia berbalas e-mail dengan Evelyn. Akhirnya inilah yang akhirnya ditulis Frennady.

Hai Evelyn! Kabarku baik. Aku tidak ada acara malam ini dan kau boleh menginap di rumahku..  Jangan lupa bawa beberapa kaset film dan makanan ringan untuk kita tonton tengah malam. Kau tak usah khawatir tentang bantal dan guling. Di kamarku ada dua bantal dan dua guling. Masing-masing satu untukku dan untukmu. Hati-hati dengan kakakku,  Jared. Ia  jahil. Kutunggu kehadiranmu di rumahku... 


        Frennady menunggu balasan dari Evelyn dengan membaca majalah. Banyak majalah-majalah yang berbau ghotic dan menyeramkan. Kamarnya pun juga dihiasi wallpaper hantu yang melayang dimana-mana. Wallpapernya ia pasang setelah satu hari mendiami rumah barunya itu. Frennady tak takut tentang hal itu. Ia malah terbiasa dengan wallpaper hantu itu. Selain itu kamar Frennady juga dilengkapi TV dan kaset film horor. Seperti kebanyakan remaja “kutu buku”, Frennady juga suka mengoleksi novel-novel remaja yang bertema horor dan menyeramkan. Lampu tidur ala bajak laut dipasang disebelah tempat tidurnya. Pendingin ruangan berada disebrang tempat tidur. Meskipun hobinya mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan ghotic, Fred adalah seorang yang rapi. Kamarnya berbeda 180o oleh kakaknya. Fred juga seorang yang apik.

Hantu PembunuhWhere stories live. Discover now